Chapter 8

209 4 0
                                    

Penyesalan

Pagi-pagi sekali Citra sudah bangun..sekarang ia sudah mandiri. Ia mampu menyiapkan segalanya untuk kepentingan sekolahnya. Tak lama ibunya pun bangun.

"Hei,anak ibu pintar sekali"

"Iya,bu..sekarang udah jam 5.30 pagi..10 menit lagi Citra mau brangkat"

"Anak Ibu makin rajin aja sekolahnya"

"Hehehe..soalnya sekolah Citra juga mengasyikkan,bu"

Tak lama kemudian Citra berangkat ke sekolah.

Ketika sampai di sekolah,tetap saja ia didahului oleh Desi.

"Cit,aku mau ngomong sama kamu."

"Eh Desi..baru dateng udah disuruh dengerin" canda Citra

"Aku menyesal nggak memperhatikan Bima selama ini."

"Kamu kok mikirin dia terus,sih?! Dia itu cuma bisa nyakitin sahabatku! Dia cuma bisa bikin nangis sahabatku!" teriak Citra dengan nada geram.

"Kok kamu yang kesel,sih? Aku emang sakit hati,tapi pemikiranku nggak sekejam itu." Desi berusaha sabar.

"Tetep aja dia salah! Aku gak suka cowok yang 'menggunakan' cewek sesukanya!" kali ini Citra benar-benar geram. Ia tidak terima Desi menjadi sedih hanya karena orang yang tidak jelas.

"Citra! Kamu nggak tahu apa-apa soal CINTA!" bentak Desi.

"Aku emang gak tau apa-apa tentang Cinta..orang aku gak kenal orangnya juga,kok" jawab Citra polos.

"Kamu jangan menguji kesabaranku,deh! Aku gak mau becanda!" Desi marah kepada Citra.

"Loh,aku nggak becanda..aku emang nggak tau Cinta itu siapa." Citra bingung tak terkira.

"Hei,hei! Pagi-pagi kok kalian udah bertengkar aja,sih.." tiba-tiba Clo datang.

Clo memecah suasana pertengkaran mereka.

"Udah-udah,ayo duduk di tempat masing-masing..."

"Tau tuh..kok Desi marah-marah sama aku.." Citra berkata polos.

"Kamu yang bikin aku emosi!" Desi memarahi Citra dengan emosi yang memanas.

"Iya,iya..aku minta maaf.." Citra merasa disudutkan oleh Desi.

Namun,ia masih bisa menahan amarahnya dan bersabar.

Bu Rani datang ke kelas kami untuk mengajarkan pelajaran Matematika. Kami disuruh membuat kelompok. Dengan sigap, Citra,Clo,Shela,Adel dan..Desi tentunya langsung membuat kelompok.

"Kalian berdua kok cemberut aja sih?" tanya Adel kepada Citra dan Desi.

"Ada sesuatu di antara kalian?" tanya Shela juga.

Clo yang dari tadi memandang kami berdua yang sedang bermusuhan memilih untuk diam dan tidak memberitahu Adel dan Shela tentang yang terjadi pagi tadi.

Selesai pelajaran Bu Rani,jam pelajaran di sekolah pun telah usai juga.

Kali ini Citra tidak pulang dengan keempat sahabatnya itu. Ia memilih untuk menghindar dari mereka.

Sesampainya di rumah,ketika selesai ganti baju Citra langsung membenamkan kepalanya di atas bantal kesayangannya.

Ia pun memilih untuk mengambil diarynya.

Dear diary,
Kali ini aku benar-benar benci dengan semua kelakuan Desi kepadaku. Please diary...aku..entah kenapa Tuhan selalu menguji kesabaranku di waktu yang tidak tepat. Aku amat sangat menyesal ketika tadi aku membentak Desi. Mungkin itu yang membuatnya amat ingin menjauhiku setelah kejadian itu? Aku pusingggg!!!!!! Rasanya aku ingin melampiaskan rasa kesalku padanya!!!    

Selesai menulis diarynya,Citra menangis..menahan rasa penyesalannya..ia takut nanti Desi menjadi sinis dan tak pernah lagi mau berbaur dengannya. Tak lama kemudian,Citra tertidur.

Ketika Ibunya sampai di rumah pukul 7 malam, Ibunya membawakan makanan kesukaan Citra.

"Citra! Yuhuu...Ibu bawakan makanan kesukaanmu,nih..burger MCd kesukaanmu!"

Citra langsung terperanjat. Ia segera bangkit dari kasurnya dan segera menghampiri Ibunya.

"Mana,bu? Aku sangat lapar menunggu kedatangan ibu membawa makanan itu..hehe" canda Citra kepada Ibunya.

"Itu ada di meja makan,nak..tapi ingat! Kamu cuci tangan dulu,ya" ibunya berpaling dari Citra dan menuju kamar mandi.

"Di,Adi! Ibu bawa burger 4 biji,nih! Kamu mau satu atau kakak makan 2?" Citra menggoda adiknya yang juga sedang ada di kamarnya. Dalam sekejap,Adi langsung tiba di depan meja makan.

"Enak aja kakak makan 2.. Adi juga maulah!"

"Eits,cuci tangan dulu.." nasihat Citra kepada adiknya.

"Iya,kak! Ayo cuci tangan sama-sama.." Adi menarik tangan kakaknya dan menuju ke wastafel di dapur.

Setelah selesai memakan burger mereka masing-masing, Ibu akhirnya selesai mandi.

"Loh,anak-anakku kelaparan,ya?" canda Ibu

"Adi ingin tambah satu lagi,Bu! Tapi kan yang 2 ini untuk Ibu dan ayah.." jawab Adi menahan perutnya.

"Nggak..yang 2 itu untuk bekal kalian berdua besok..kalau mau,kalian tunggu ayah pulang saja! Tadi ayah bilang dia mau membawakan kalian pizza"

"Yang benar,Bu?" tanya Citra senang

"Iya,anakku" jawab Ibu lembut sambil mengelus kedua kepala anaknya.

Sementara itu Adi menunggu ayahnya sambil menonton TV di ruang tamu. Sementara Citra berdiam di kamarnya. Bermain game di HP,melihat Facebook dan sebagainya agar ia tidak merasa bosan. Tak lama...
.
.
.
.
"Ayah datang!" teriak ayah dari depan pintu.

Adi dan Citra otomatis langsung mendatangi ayahnya.

"Kata Ibu ayah bawain pizza buat kita,ya?" tanya Adi dengan polos.

"I..iya,Adi anakku sayang" jawab ayahnya lembut.

Adi dan Citra memeluk ayahnya karena mereka amat sayang sekali dengan ayahnya.

"Yah,Citra lagi ada masalah nih.." keluh Citra kepada ayahnya.

"Udah..makan dulu kenapa,kak!" kata Adi yang sedari tadi asyik menyantap pizzanya.

"Masalah apa,nak?" tanya ayah mereka.

"Sahabat Citra namanya Desi abis diputusin sama pacarnya..aku kan kesel,dia jadi gak mau makan,pokoknya sikapnya berubah deh.." jawab Citra sembari mengambil sepotong pizza lagi.

"Terus?" tanya ayahnya lagi sambil menikmati pizza yang dibelinya.

"Terus dia tanya ke Citra,emang kamu tau apa tentang Cinta?! Katanya gitu..Citra jawab Cinta itu siapa? Kok kamu nggak ngenalin ke aku? Citra bilang begitu,eh dia malah sewot." Citra berkata dengan polos seperti biasanya.

"Hihihi..." ayahnya tertawa kecil.

"Ih,ayah..kenapa sih? Emang ayah tau Cinta itu siapa?" tanya Citra lagi.

"Kamu akan tau nantinya,nak..sudah ya..ayah mau ke kamar dulu..ayah sudah kenyang..kalau pizzanya masih sisa,taruh di kulkas ya.." ayahnya pun berlalu sambil menguap.

"Huh.." Citra menahan rasa kesalnya..namun,ia tetap menikmati enaknya pizza yang dibeli ayahnya.

"Kak,udahan yuk..Adi udah kenyang banget,nih.." Adi mengajak kakaknya untuk tidur.

"Iya,iya..tunggu ya,kakak masukkin pizzanya ke kulkas dulu."

"Tapi kakak tidurnya bareng Adi aja,ya? Kayaknya mau ujan nanti malam..Adi takut suara petir.."

DUAAAR!

"Hiaaa!" Adi berteriak memeluk kakaknya

"Petir aja kok takut..yuk tidur. Tenang Adi, kakak kan ada disini sama kamu." Citra mencoba menenangkan adiknya.

"Yuk,kak.." Adi berjalan ke kamar sambil memeluk kakaknya.

Ada Apa Dengan CINTA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang