Author Pov
"Bian!!! Bangun.... Udah jam berapa ini hah?" teriak seorang perempuan yang menggema di ruangan bernuansa galaxy ini. Sedangkan yang di panggil masih berguling-guling di atas tempat tidur nya.
"Aduh maaa lima menit lagi deh yaa," Rahel, ibu nya sendiri hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan anak sulung nya itu, lantas ia menarik guling yang di peluk dengan erat oleh sang pemilik.
"Bangunnn biann... Mama udah cape yah kalo harus di panggil lagi ke sekolah! Kalo 15 menit lagi kamu belum turun, mama sita fasilitas kamu!"
Mendengar kata fasilitas, adalah hal yang sangat sensitif untuk Alvan--bian panggilan untuk di rumah nya. Menurut nya fasilitas seperti motor, ponsel, atm, juga uang tunai nya adalah keluarga keduanya.
Alvan pun bangun dari tidur nya, mengucek-ngucek kedua mata nya dan berjalan lunglai menuju kamar mandi, juga sesekali menguap.Jangan lupakan Rahel, sang ibu yang menggeleng-gelengkan kepala nya seraya berharap anak sulung nya itu diberikan hidayah.
Tidak sampai 20 menit, kini Alvan sudah berada di meja makan bersama Raka--ayahnya, Rahel, juga Alvin--adiknya.
"Yan, gimana sama sekolah kamu?" ucap Raka. membuka keheningan yang sedari tadi hanya terdengar bunyi piring dan sendok yang beradu.
"Baik," jawab nya.
"Kamu vin?" kini giliran Alvin yang mendongkakan kepala.
"Alvin sih selalu baik Yah, gak pernah bandel," ucapnya tersenyum miring ke arah Alvan.
"Apa lo? nyindir gue?"
"Dihhh sewot, lo yang bilang ya bukan gue," Alvan hanya memutar bola matanya kesal tanpa membalas adik nya itu.
Sarapan kali ini diisi oleh Raka dan Rahel yang berbincang mengenai pekerjaan, juga Alvan dan Alvin yang sesekali ikut nimbrung dengan topik kedua orang tua nya.
---------------------------------------------------------------------
"Eh yayang Alvan baru dateng," Alvan pun memutar kedua bola matanya malas. Ia pun duduk di bangkunya tanpa membalas sapaan teman nya."Yayang Alvan mah gitu ih, dodo tuh gak bisa di giniin," ucapnya lagi dengan suara yang dibuat-buat.
"Najis banget lu do! Kaya banci yang mangkal di perempatan," kata Dika salah satu teman Alvan, membuat teman-teman nya yang lain tertawa. Sedangkan Aldo hanya mengerucutkan bibir membuat Ray tidak tahan untuk menyentil nya.
"Anjing lo Ray!" ucap Aldo. membuat tawa Dika dan Ray kembali terdengar.
Sedangkan Alvan, hanya menenggelamkan kepala di atas lipatan tangan nya, dia sibuk memikirkan arti dari mimpi nya semalam.Ray yang menyadari ke anehan Alvan, menyikut kedua teman nya yang tak henti-henti nya berceloteh.
"Apa si Ray?," tanya Dika.
Ray menunjuk Alvan dengan dagu nya.
Saat Aldo membuka mulut untuk memanggil Alvan, suara bel berbunyi terlebih dahulu di susul Pak Iman Guru Fisika yang masuk ke kelasMembuat Ray dan Dika lagi-lagi tertawa.
Dan Aldo hanya menghembuskan nafas panjang.Pelajaran Fisika hari ini benar-benar membuat Alvan bosan, bukan hanya hari ini tapi setiap pelajaran Fisika membuatnya mengantuk, lantas Alvan pun menoleh ke arah samping memperlihatkan Ray yang sedang mengetuk-ngetukan pulpen ke dagu nya. tak lepas matanya yang terfokus ke arah papan tulis.