7

157 93 3
                                    

Happy Reading:) jgn lupa vote!:)

Aku berjalan di sepanjang koridor menuju kelas ku, terlihat beberapa kaum hawa yang menatap ku dengan tatapan memuja. Ah, itu sudah hal yang biasa dari sejak aku menginjak bangku SMP, kaum hawa sudah mulai menggilaiku dan saat masuk SMA kadar ke tampanan ku semakin menambah

"Morning Alvan, udah sarapan hm?" aku berhenti berjalan karena seseorang berdiri di depan ku sambil tersenyum cerah, sedangkan aku memasang muka datarku. Ah, rupanya dia tidak pernah menyerah mengejar ku

"Ih Alvan jawab dong, udah sarapan belum?" ulang nya dengan nada yang di buat-buat, membuat ku merasa jijik dan aku pun mendengus lelah "udah," jawab ku

"Yahhhh...." seru nya memasang muka kecewa, "tadinya aku mau ngajak sarapan bareng di kantin," lanjut nya masih dengan muka sedih nya. Membuat ku kembali mendengus lelah dan menggeleng, aku pun kembali melangkah melewati dia tetapi tangan ku lebih cepat ia tarik

"Istirahat bareng aku ya," ucap nya sambil memasang muka memelas dan itu membuat ku jijik, oh rupanya dia memohon dengan muka memelas nya huh? "Dan gue gak mau!" ucap ku sambil menghentakan tangan nya dan kembali berjalan menuju kelas ku.

Sesampainya di kelas, aku pun menyimpan tas ku dan duduk di atas meja ku, menghadap ke arah Ray, Aldo dan Dika. Sudah ku duga bahwa mereka akan bergosip ria di pagi yang cerah ini.

Oke ralat, yang bergosip hanyalah Aldo dan Dika, aku dan Ray hanya sebagai penikmat saja.

"Ngomongin apaan Do?" tanya ku pada Aldo, "ngomongin pacar lo!" ucap nya yang disusul tawanya, Dika dan Ray pun ikut tertawa, aku mengerenyit bingung. Pacar? Aku tidak pernah lagi berpacaran semenjak Git---

"Si Arin maksud lo?" ucap ku sarkastik dan mereka pun kembali tertawa "tuh kan lo juga mengakui," ucap Aldo. Membuat ku memutar kedua bola mataku kesal

"Dia bukan pacar gue! Yakali Do gue mau pacaran sama cewek rempong kaya dia," ucapku "cocok nya juga sama lo Do, sama-sama rempong! " lanjut ku dan kemudian aku pun tertawa disusul dengan Ray dan Dika. Sedangkan Aldo mengedikkan bahu nya acuh

"Van emang lo ke taman sama siapa?"

"Hah?" aku mengerenyit bingung, membuat Dika mendengus kesal

"Huh hah hih hah lo!" ucap nya kesal, "pokonya lo terakhir ke taman belakang kapan dan sama siapa?" tanya Dika kembali. Aku pun mengingat-ingat kembali, ke taman belakang kapan dan sama siap------

Shilla!

"Kemarin lusa, sama Shilla"

"Hahhh???!!!!!!!" aku tersentak mendengar teriakan mereka sambil mencondongkan badan nya ke arah ku. Oh oke, minus Ray. Dia hanya diam dan memasang muka datar nya

"Serius lo Van? Mau ngapain?" tanya Aldo saat ia kembali duduk seperti posisi semula, aku pun mendengus kesal "oh ok, sebenernya gue gak mau ngasih tau kalian soalnya gue takut kalian juga ikut-ikutan sama kaya gue, gue... Gue ke taman mau ngambil cupcake yang gue pesen dari Shilla, dan kalian gak boleh ikut-ikutan minta kaya gue!" ucap ku panjang lebar, terlihat Aldo dan Dika yang tersentak terang-terangan, sedangkan Ray sedikit tersentak dan memasang kembali muka datar nya. Ada apa dengan anak itu huh?

"Lo naksir Shilla ya...." ucap Aldo menyipitkan matanya sambil menunjuk-nunjuk tepat di depan wajah ku, membuat ku mendengus kesal "pantesan si Alvan minta id line nya si Shilla, ternyata oh ternyata Alvan naksir tohh" ucap Dika

Aku hanya diam dan berpura-pura kesal.

Tunggu

Kenapa aku harus berpura-pura kesal? Seharus nya aku memang harus kesal karena Aldo dan Dika menuduh ku menyukai perempuan itu

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang