5

195 107 4
                                    

Bel tanda selesai pembelajaran telah berbunyi 10 menit yang lalu, sekolah sudah sepi menyisakan murid-murid yang akan melakukan ekskul dan sebagian yang sedang menunggu jemputan. Kalo masalah pulang, memang paling cepet

"Sekarang kita langsung ke rumah lo atau beli bahan-bahan nya dulu?" tanya Shinta yang kini tengah berada di parkiran sekolah dengan Shilla, Alvan, Ray, Aldo dan Dika.

"Langsung aja, gue udah beli bahan-bahan nya kok," balas Shilla

"Omg Shilla!!! Ngerti banget si kalo gue emang lagi males," ucap Shinta terkekeh

"Yee lo mah manfaatin, rombeng!" cibir Aldo sambil mengetuk kening Shinta, membuat Shinta meringis kesakitan. "Sakit bego!"

"Yaudah, jadi gimana nih? Gue gak bawa motor, lagi di bengkel. Tadi juga gue di anterin nyokap," ucap Dika

"Curhat mas?"

"Ceramah!" jawab Dika sambil menarik ujung jambul Aldo, membuat Aldo terkekeh

"Gue juga di anterin bokap, motor gue juga lagi di bengkel," ucap Aldo

"Kok bisa samaan gitu Do?," tanya Ray terkekeh

"Mungkin kita emang di takdir kan untuk bersama, ya gak Dik?" Dika pun menatap Aldo horor

"Sana ngomong sama tembok," ucap Dika memutar bola matanya kesal, membuat Shilla, Shinta, Ray dan Aldo terkekeh. Kecuali----

"Lama"

Alvan.

"Pms lo?," tanya Shinta, sedangkan Alvan memutar bola mata nya malas

"Rom, lo bawa mobil kan?"

"Aldo.. Jangan manggil gue Rom, astagaaa" Shinta pun memutar bola matanya malas, sedangkan Aldo terkekeh "yaudah selena gomes, lo bawa mobil kan? gue sama Dika nebeng lo aja oke?" ucap Aldo, membuat Shinta terkekeh

"Karena lo udah manggil gue selena, gue tebengin deh," ucap Shinta tersenyum manis, sedangkan Aldo dan Dika memutar bola matanya malas

"Di bilang gitu aja langsung luluh," ucap Alvan. Shilla yang merasa kesal lantas membuka suara

"Kita kapan pergi nya ya?," tanya Shilla kemudian, membuat orang-orang yang di hadapan nya menoleh

"Yaudah gini, Aldo sama Dika nebeng gue, Alvan lo bawa motor kan?," jeda Shinta sambil melirik Alvan yang di balas Alvan dengan anggukan, kini Shinta beralih pada Ray dan di balas Ray dengan gelengan. "Loh Ray, lo gak bawa?" tanya Shinta bingung

"Tadi pagi gue bawa, cuman tuh liat" Ray menunjuk ke arah motor nya dengan dagu nya. "Kempes," lanjut nya. Sedangkan Shinta menghela nafas.

"Oh oke, jadi Ray, Aldo dan Dika nebeng gue," ucap Shinta memberi jeda, "dan lo Shill, lo di bonceng Alvan oke? Kita ngikutin dari belakang," lanjutnya.

Seketika, jantung Shilla berdetak tidak karuan, lutut nya mulai melemas, ia mencoba mengatur nafas nya dan melirik Alvan

Oh, bahkan dia terlihat biasa saja

Shilla pun mengangguk, mereka pun menaiki kendaraan nya dan meninggalkan sekolah

-------------------------------------------------------------------
"Do bawain piring cepet," Aldo pun bangkit dan berjalan ke arah rak piring. "Mau piring plastik, kaca, atau seng?," tanya Aldo. Sedangkan Shinta memutar kedua bola mata nya malas "yang mana aja elah dari tadi lo kalo di suruh ambil ini itu nanya mulu deh!" rutuk Shinta, membuat Shilla yang sedang mengaduk adonan kue nya terkekeh

Yap, kali ini mereka akan membuat cup cake

"Ye kan ada pepatah, malu bertanya sesat di jalan. Jadi yaudah daripada gue salah ngambil, gue tanya dulu," ucap Aldo membela diri yang di balas Shinta dengan "serah"

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang