9

143 84 1
                                    

Author pov

Shilla kembali mencuri pandang ke bangku sebelah kanan nya, ia menghela nafas melihat Alvan yang sedang menundukan kepala.

"Shill lo lagi liatin siapa sih?" Shilla tersentak saat pundak nya di tepuk pelan oleh Shinta, ia pun gelagapan "ehm anu.. Gue---

"Lo liatin Ray yah?" sambar Shinta sambil mengacungkan telunjuk nya membuat Shilla membelalakan mata nya "bu--
"Halah.. Ga usah malu-malu deh Shill kalo lo suka sama Ray, gue bisa jaga rahasia kok," potong Shinta cepat sambil mengibas-ngibaskan tangan nya seraya menatap ke arah papan tulis

Shilla menghela nafas dan memutar kedua bola matanya kesal. What ever lah Shin, bukan itu masalah nya. Shilla hanya berpikir mengapa Alvan tidak mengucapkan sepatah kata apapun untuk sekedar meminta maaf? Dia kan udah bikin Shilla pingsan gara-gara di ajak ke atap gedung kesenian,

Brak

Shilla menggebrak meja keras dengan perasaan kesal membuat semua murid menatap heran ke arah nya, Shilla menahan nafas nya sesaat "eh, ma-maaf" ucap nya menyengir sedangkan yang lain menggeleng-gelengkan kepala nya dan kembali menoleh ke arah papan tulis

"Lo kenapa Shill?" tanya Shinta sambil mengerutkan kening nya "gapapa," ucap Shilla kembali memperlihat kan cengiran nya dan di balas Shinta dengan mengedikan bahu nya

Shilla mendengus kesal

Alvan memang tidak tau cara meminta maaf!

•••

Alvan dan teman-teman nya kini tengah berjalan di sepanjang koridor untuk menuju kantin, bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu dan sekarang perut mereka tengah berteriak meminta diisikan.

"Eh Alvan, mau ke kantin ya?" Arin sang ketua cheers di SMA Mahardika sekarang tengah menghadang jalan Alvan bersama kedua antek-antek nya, Diana dan Dita. "minggir!" sentak nya pada Ray, Ray mendengus kesal dan menggeserkan tubuh nya sedikit, Arin pun menyelip pada tengah-tengah Alvan dan Ray.

"Kantin bareng aku ya...." ucap nya dengan nada yang di buat-buat sedangkan tangan nya kini sudah bergelayut manja pada lengan Alvan, Alvan mendengus kesal "lepasin tangan gue," ucapnya dingin dan sama sekali tidak di hiraukan Arin, ia malah lebih mengeratkan tangan nya memeluk lengan Alvan "lepasin sebelum gue berbuat kasar sama lo!" bentak Alvan penuh penekanan membuat Arin tersentak dan melepaskan gelayutan nya cepat.

Alvan kembali menormalkan raut muka nya menjadi Alvan yang biasanya, datar dan dingin. Ia kembali berjalan terlebih dahulu dengan santai.

"Cewek kok ngejar, gak laku ya lo?" ucap Aldo tertawa mengejek ke arah Arin membuat perempuan itu mengepalkan kedua tangan nya geregetan "elo yang gak laku!" bentak nya sambil melayang kepalan tangan nya ke arah Aldo dan Dika

Sebelum kepalan tangan nya melayang ke arah mereka, Aldo dan Dika lebih cepat berlari menyusul Alvan dan Ray yang sudah berjalan terlebih dahulu, membuat perempuan itu menghentakan kaki nya kesal

"Gue bakalan bisa dapetin Alvan!"

Shilla yang sedari tadi tengah berada di dalam perpustakaan yang kosong mendengar percakapan mereka semua, awalnya Shilla hanya mengembalikan buku yang ia pinjam di perpustakaan kemaren lusa. dan ternyata Bu Rina yang suka menjaga perpustakaan tidak ada, dan saat Shilla akan kembali keluar perpustakaan, ia mendengar suara ribut dari depan perpustakaan. Shilla melangkah lebih dekat ke arah pintu dan menempelkan telinga nya di balik pintu,

Itu suara Alvan dan Arin?

Shilla yakin itu suara mereka

Saat suara mereka sudah tidak terdengar lagi oleh telinganya, Shilla mulai membuka pintu nya dan cepat-cepat menyusul Shinta yang kini tengah menunggu nya di kantin.

AlvanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang