Epilog

79 12 0
                                    

Maaf.

Adalah kata yang sulit diartikan, sulit dikatakan, dan juga sulit diterima. Sebuah kata yang sangat sederhana, dengan empat huruf dan arti penuh makna. Sebuah permohonan atas penyesalan karena hal yang telah seseorang lakukan. Begitu banyak hal yang dapat diartikan dari kata ini. Semua orang bisa menangkapnya secara berbeda. Sebuah kata yang sangat sulit bahkan jarang dikatakan, karena ego dan merasa dirinya selalu benar.
Saat orang meminta maaf, apakah anda akan memaafkannya? Atau itu hanya sekedar balasan yang keluar dari mulut dan bukan dari hati? "Baiklah," Atau, "Tidak apa-apa."
Kita selalu dirasuki oleh harga diri dan kemarahan yang berkecamuk di dalam diri kita. Kita tidak bisa melihat dengan jelas, dibutakan oleh emosi, dan merasa dirinya yang paling benar. Apakah anda akan memaafkan orang yang bersalah kepada anda?

Tidak ada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna.

Kita bahkan tidak mempunyai hak untuk menilai orang yang bersalah kepada kita. Semua itu kekuasaan-Nya, dan tugas kita satu-satunya yaitu hanyalah untuk memaafkan. Gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak. Berhentilah mencari kesalahan orang dan lihat dirimu terlebih dahulu. Klise, tapi sejujurnya mudah dilakukan jika kita menghendakinya.

Memaafkan orang memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Susah, memang. Tapi semua orang menginginkan kedamaian, bukan? Suasana akan canggung, hal itu tidak bisa dipungkiri. Tapi bukanlah suatu hal yang menyenangkan untuk menjadi orang yang menjadi pembawa damai?
Kita juga pasti pernah membuat kesalahan. Mungkin anda berpikir, toh kesalahanku tidak sebesar miliknya. Berarti anda belum melakukan kesalahan besar tersebut. Saat anda melakukannya, apa yang anda inginkan? Dimaafkan atau tidak?

Rasa bersalah dapat mengakhiri hidup seseorang. Perasaan itu akan menganggu kestabilitasan mental seseorang dan akan perlahan membunuh jiwanya. Penyesalan selalu datang terlambat. Memang, tapi kita tidak pernah terlambat untuk memperbaikinya.

Saya berharap cerita pendek ini dapat menjadi pelajaran bagi kita semua.

Author,
Miss B.

Sorry. [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang