Kavling 3: Kolam Renang

9.8K 850 177
                                    

Antara manusia, air, dan kecebong.

Azayn dan mas Tim tersayang sampai di kolam renang. Karena mereka antimainstream, jadi bolosnya ke tempat yang beda. Azayn menarik lengan mas Tim ke kamar mandi. Hari ini Azayn pakai boxer kesayangannya. Warna kuning, ada gambar hatinya. Mas Tim pasti tersepona sampai pingsan! Pasti! Kalau nggak pingsan juga, Azayn tendang rebung beracun mas Tim sampai dia terkapar. Azayn memang pintar!

'Subhanallah' puji-pujian itu refleks tercetus di pikiran Tim begitu matanya menyorot tubuh Azayn yang masha alloh polosnya bukan main. Putih halus gitu. Nggak ada cacat gitu. Dua miknya yang cimit-cimit berwarna pink menggemaskan gitu. 'Subhanallah' Tim harus sadar. Dia pasti salah makan pas sarapan, jadinya dia main kagum-kagum aja ama tubuh Azayn yang demi apa mirip banget ama tubuh cewe. "Lo kok gak pake baju, sih?" Tanya Tim begitu aja. Nggak sadar kalau renang emang kan emang bagusnya nggak pake baju. Ah Tim khilaf. Rebung kebanggaannya main menggeliat di sempak.

"Mas Tim lupa, ya? Kan kita gak bawa baju ganti. Masa iya mau renang pake seragam? Mau belajar fisika di dasar kolam?" Azayn nyengir. Mas Tim mengajukan pertanyaan retorik padanya. Azayn berdehem, memamerkan boxer kesayangannya pada mas Tim. Barang kesayangan harus kenalan dengan orang tersayang. "Mas, boxerku bagus nggak?" Setelah itu si mungil memilin-milin ujung boxernya, menyingsingkannya hingga paha.

Tim gelagapan, mengangguk berkali-kali kek orang ilang. "Ba-bagus kok!" Sahutnya gemetaran. 'Ya Tuhan kenapa pahanya Azayn bisa bikin gue konak sih?' Tim mundur, berbalik badan memunggungi Azayn. Supaya pikirannya kembali waras. Ia melepas seragam kotornya. Juga celana abu-abunya yang tak kalah belepotan. Hingga yang tersisa di tubuhnya hanyalah sempak warna hitam. Saat ia kembali berbalik menghadapi Azayn, tuh marmut memekik lantang.

"Mas Tim mau pamer rebung gede kepunyaan mas Tim? Jangan, mas! Nanti ada yang lihat! Mas Tim kenapa nggak pake boxer? Nggak punya duit buat beli? Ultah nanti aku kado boxer, deh!" Azayn merepet. Dia nggak suka ya kalau ada yang lihat tubuh cokelat mas Tim. Mas Tim kan badannya seksi kotak-kotak kayak kasur. Azayn nggak suka! Ah, Azayn tahu! Ah, Azayn tahu! Si mungil mengangguk, lalu berlari ke tempat persewaan alat renang. Azayn mau sewa boxer. Yang warnanya kuning. Biar couple gitu! Asyiiikkkk....

"Eh eh Az mau kemana?" Si Azayn nggak menggubrisnya. Dia lari terbirit-birit entah kemana. Karena nggak mau ambil pusing, mending Tim langsung ke kolam renang. Melangkah tegas dan penuh kepercayaan diri. Tubuhnya yang aduhai bikin para cewe yang ada di sana berteriak-teriak alai. Dan para cowo berseru cemburu. Tim cuek aja. Ia berjalan menuju tepi kolam renang. Kemudian memutuskan mencoba seluncuran air. Penuh semangat ia arahkan langkah kakinya ke wahana yang dimaksud. Naik tangga kemudian. Melakukan pemanasan beberapa menit. Lalu menuju bibir seluncuran, saat ia duduk di pangkal papan seluncur, sempaknya tersangkut sesuatu di sana. Tim nggak tahu. Nggak sadar. Ia kerahkan segenap tenaga. Terus meluncur. Sempaknya sobek. Tertinggal di sana. Membuat Tim meluncur tanoa sempak. Tim masih belum sadar. Hanya merasakan sedikit semriwing di daerah selangkangan. Begitu ia mau nyebur di kolam, suara Azayn kembali menjerit heboh.

"Mas Tim!! Burungmu udah ternodaaaa...!" Azayn menjerit nggak terima. Mulutnya melongo, menunjuk mas Tim yang sudah nggak pakai sempak. Padahal Azayn merelakan uang sakunya untuk sewa celana renang gaul warna kuning bergambar pohon kelapa ini! Kok mas Tim malah berkhianat? Mas Tim malah pamer otong di depan banyak orang! Mas Tim pengkhianat! Setelah itu pun anak-anak iseng bermunculan. Mereka merampas sempak mas Tim yang tersangkut di papan seluncur. Azayn melotot ganas. Kembalikan, bocah biadab!! Itu milik Azayn! Itu bisa dipakai buat koleksi baru Azayn! Itu bisa jadi jimat keberuntungannya!! Azayn berlari, mengabaikan celana kuning sewaannya begitu saja. Dia hanya ingin mengejar bocah nakal itu dan meminta miliknya. Sementara itu mas Tim masih berada di sana. Nggak bergerak.

Tubuh Tim mematung bak patung. Membeku bak es serut yang kemudian leleh diguyur susu kenthal. Cewe-cewe alai tadi bergembira ria. Mendatangi kolam. Nggak! Jangan! Ini nggak seperti yang kalian lihat! Tim merapat di sudut kolam, dengan kedua tangan menutup rapat anu rebung kebanggaannya yang mengkerut di dalam air dingin. Penampilan anunya kalo lagi nggak in emang sedikit pendek. Tapi percaya lah, rebung itu akan memanjang kek tongkat jika sedang dalam masa-masa hwatnya. Dalam hati ia merutuk dan mengutuki Azayn yang malah memilih menyelamatkan sempaknya daripada menyelamatkannya. "Dasar kampret tuh cebol!"

Mendaki AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang