Kamasutra 17: Ada Anu di Antara Kita

7.7K 597 115
                                    

Dedicated for al-al12 as always.
Thanks for being a great partner, who's never didacted to me. Never see me as the wrong side before ask the story. Thanks for never judge me to belong what and who I am. Thanks for appreciate of my absurd mind as always, and thanks for laugh when I've told something...

18+ area
.
.

Mulai menyodok.

Tim nggak tahu deh racauan apa yang dilontarkan Azayn tentang silsilah adek-adekannya Rio dan Zak. Kepalanya pusing. Azayn nyerocos mulu kayak kereta. Daripada berpusing-pusing ria, Tim memilih pergi. Tidur siang lebih baik. Kepalanya berdenyut-denyut. Kenyataan bahwa Dan udah meminta maaf, emang ngebuat Tim lega, namun masalahnya, bulan madu di puncak Semeru yang bikin Tim nyut-nyutan. Lelaki mesum itu takut ketinggian demi Tuhan. Dan sekarang, momen-momen romantismenya harus dihabiskan di tempat tertinggi se-Jawa? Tim sepertinya butuh aspirin. Sebutir, lah. Untuk meredakan rasa sakit kepala yang berdesing liar seperti ini.

Azayn melongokkan kepalanya ke dalam kamar. Dia nyengir setelah itu. Mas Tim terpejam di atas kasur. Di luar sana mas Rio dan yang lain sedang ngobrol nggak jelas. Azayn nggak paham, lantas dia kembali ke kamar pengantinnya. Azayn menghampiri mas Tim, lalu berbisik lembut di telinga suaminya tercinta.

"Mas Tim udah bobok?"

Sebelah mata Tim terbuka. Mengembuskan napas lelah, Tim mendesah, "Kepala gue pusing banget, Mi." Begitu ujarnya.

Tangan Tim yang terasa berat, dicoba untuk memijit pelipis. Mengurai pening. Kemudian Tim mikir lagi. Kiranya apa yang ngebuat Tim terserang vertigo seperti sekarang. Ingatannya berlabuh pada jam dinding kamar yang menunjukkan pukul satu. Sial! Tim belum makan. Sedari pagi. Salah! Sedari kemarin pagi. Pancake itu masha Alloh, bikim Tim gumoh berkali-kali. Nasi pecel bikinan Azayn pun, amblas di perut Mak ama Bapak. Tim pusing. Namun detik berikutnya, suara Tim ikut bergoyang. Pilu. Penduh penderitaan. Juga kelaparan.

"Mas Tim kenapa? Sakit?!!" Azayn menjerit panik. Tangannya menyentuh kening dan pipi mas Tim kesayangannya.

"Mas Tim mau apa? Mau dicium biar sembuh?" Azayn mulai kembali pada formasi anehnya. Azayn naik ke atas kasur, meraba tubuh mas Tim. Mas Tim bilang lagi pusing. Lalu, si mungil pun berbisik pelan.

"Mau Azayn pijetin?"

Wah kesempatan, nih. Persetan dengan perut kelaparan. Nafsu Tim udah busung lapar dari sebelum calon suaminya dpingit. Tim pura-pura merintih pilu. Lalu bergumam penuh penderitaan dan kenelangsaan.

"Papi lapar cium, Mi." Ah, dasar suami penuh tipu daya cowo itu.

"Mau dicium?" Azayn mengerjap imut. Namun karena cowok mungil itu nggak sadar sikon, maka dia melakukan apa yang mas Tim minta. Wajahnya mendekati bibir mas Tim. Mengecup bibir mas Tim sebentar di sana. Azayn kembali mendongak, menatap suaminya tersayang.

"Papi, masih sakit?"

"Masih, Mi, ciumnya yang lama, Mi. Kyak yang ada di Youtube itu lho. Yang pake lidah, Mi. Sakiiit, Miii. Ciuuum, Miii."

"Sini mami cium. Muah... muah... muah..." Si mungil menjatuhi wajah mas Tim dengan ciuman bertubi-tubi.

Tim ngambek. Ia penginnya yang dicium pake lidah itu, lho. Yang ada desahan-desahan itu lho, bukan kecupan bertubi-tubi kayak yang diberikan ke anak TK. Kan ini nggak sweet. Nggak romantis. Terlebih lagi, nggak hot. Tim maunya yang panas. Yang pokoknya seperti itulah. Tim memalingkan mukanya dari Azayn.

"Mas Tim kok ngambek?" Tumben Azayn peka. Lantas cowok mungil yang sudah jadi istri orang itu bergerak mendekat. Menangkup kedua pipi mas Tim dan menatap matanya. "Mas Tim mau apa? Azayn kabulkan, deh!"

Mendaki AbsurdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang