Prolog

734 29 20
                                    

"Mas, mbak silahkan kaset dvd-nya... Baru-baru loh! Mau apa? Hollywood? Bollywood? Korea? Jepang? Semua ada.. Mari mampir!" Tanpa perasaan lelah sedikitpun seorang pemuda terus meneriakan, mempromosikan barang dagangan-nya pada orang yang berlalu lalang di depan lapaknya . Ya, pemuda itu adalah seorang penjual dvd bajakan di sebuah trotoar yang penuh dengan beraneka macam pedagang.

Siang itu terik matahari sangatlah terasa panas, jika tak ada perut yang meronta untuk di-isi pemuda tersebut pasti lebih memilih untuk berdiam diri di dalam kamar kostnya yang letaknya tak jauh dari tempat ia berdagang. Namun tuntutan dan keinginan-nya untuk bertahan hidup membuat semangatnya tak pernah padam, semakin panas matahari semakin membara juga semangatnya.

"Ayo, ayo silahkan! Film baru nya!" Pemuda itu mulai berpeluh, kembali ia menawarkan dvd bajakan yang di downloadnya di internet dengan suara yang mulai parau.

"Ada drama korea gak mas?" seorang gadis berjilbab pink seketika muncul di samping pemuda itu. Ia kemudian melirik ke arah jajaran dvd yang dilabeli "korean".

Dengan sigap insting dagang-nya menuntun sang pemuda untuk melancarkan jurus penjualan yang ia dapatkan saat ia menjadi sales kompor gas.

"Tentu ada dong mbak, di lapak saya ini banyak filmnya, jangankan film baru, film zaman dulu juga ada kok!" pemuda itu tampak bangga dengan dvd-dvd bajakannya.

Sang gadis tersenyum mendengar penjelasan pemuda tersebut, jari-jemari lentiknya mulai mencari-cari dvd di jajaran korea. "Descendants of the sun nggak ada ya mas?" tanya gadis itu.

Pemuda tersebut mengernyitkan dahi, mencoba mengingat daftar dvdnya yang jumlahnya tak sedikit. "Mhhh, kayaknya belum ada mbak, hehe." jawab pemuda itu sedikit malu.

"Oh, yaudah." Gadis itu kemudian membalikan tubuhnya, seperti ingin beranjak dari lapak si pemuda tadi.

Pemuda tersebut tak kehabisan akal demi menyelamatkan cacing-cacing dalam perutnya yang mulai bertindak anarkis. "Besok balik lagi deh mbak,, pasti udah ada hehe. Saya cari dulu ." kelit pemuda itu.

Sang gadis menghentikan langkahnya, seraya berkata "okay," lalu ia kembali melangkahkan kakinya menjauh dari lapak pemuda itu.

Selangkah demi selangkah gadis itu berjalan menuju kedalam bangunan yang berada tepat di depan lapak si pemuda itu, dan di tiap langkah yang gadis itu ambil sang pemuda seakan tak bisa melupakan bagaimana indahnya wajah sang gadis tersebut. Artis-artis wanita yang membintangi film-film bajakan miliknya seakan kalah mempesona di mata sang pemuda. Love at the first sight? Entahlah sang pemuda tak begitu menyadarinya. Yang jelas ia ketahui adalah wajah gadis tadi tak akan hilang begitu saja dari ingatannya.

"Good times for a change
see, the luck I've had
can make a good man
turn bad

So please please please
let me, let me, let me
let me get what I want
this time

Haven't had a dream in a long time
see, the life I've had
can make a good man bad

So for once in my life
let me get what I want
Lord knows it would be the first time"

Seiring dengan berlalunya sang gadis, mp3 player yang pemuda itu nyalakan mulai memainkan lagu dari The Smiths yang berjudul Please, please let me get what i want. Seakan menggambarkan apa yang pemuda itu rasakan.

==========

"Woy!! Bengong aja terus!" Sebuah suara yang mendadak muncul membuat penjual dvd itu tersentak kaget.

"Kampret, bikin kaget aja!" sungut pemuda yang spontan memegang dadanya pada orang yang hampir saja membuat jantungnya lepas. Orang yang perawakannya mirip keturunan arab.

"Habis ente ngapain siang bolong gini bengong gitu? Ane udah berdiri disini daritadi kali."

"Seriusan?" tanya si pemuda penjual dvd itu.

"Eh bahlul, emang ane kapan pernah bohong sama ente? Buruan mana pesanan ane kemaren?"

Si pemuda itu lantas membuka tas yang berisi macam-macam dvd yang tentunya bajakan. Ia mengambil sebuah kaset yang diwadahi plastik bening Lalu menyerahkannya pada langganan nya tersebut.

"Nih, biasa deh goceng buat kamu." kata sang penjual dvd.

"Sip, nuhun Jun," balas pemuda yang aksen bicaranya seperti orang arab itu.

"Eh Ahmad, kamu tadi liat gak cewe yang pake kerudung warna pink tadi yang barusan mampir kelapak aku." Tanya penjual dvd yang bernama Juni tersebut.

"Yang mana sih Jun?" orang keturunan arab yang bernama Ahmad itu celingak celinguk mencari gadis yang Juni maksud.

"Euh dasar onta arab, bilang aja kalo gak liat," Juni berkata dengan sedikit kesal.

"Wkwk siapa tau harim itu jodoh ane Jun, haha..." Ahmad tertawa, giginya yang putih terlihat sangat kontras dengan warna kulitnya yang berwarna agak gelap.

"Karepmu wes, dasar arab gesrek," dengus Juni.

Gadis yang Juni maksud sebenarnya adalah gadis yang tadi mampir ke lapaknya untuk mencari film yang ia ingin tonton, Gadis cantik dengan pipi yang agak chubby. Lova namanya.

Sama dengan namanya, Lova ini orangnya begitu loveable banget, supel, mudah bergaul, ramah. Intinya setiap pria yang kenal dengannya khususnya pria normal pasti akan tertarik dengan Lova. Inilah yang disebut dengan Lova Effect.

Juni masih saja belum bisa menghapus bayangan akan Lova yang hanya dilihatnya beberapa detik siang tadi. Ia masih saja terpana akan wajahnya yang cantik nan menarik dan suaranya yang merdu. Juni semakin tejebak kedalam Lova effect.

Juni duduk tepat disamping barang dagangannya sambil menghisap rokok yang terapit di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Matanya memandang ke atas, ke arah langit biru yang berhias awan. "Pokoknya aku harus deketin gadis itu..." pikir Juni Dalam benaknya.

- P R O L O G, E N D -

Halo, para penghuni wattpad! 🙋
Apa kabar? Wah udah lama banget gak mampir kesini hehe. 😅
Ada pepatah bilang, "tak kenal maka tak ada hutangan," eh tak sayang maksudnya 😓
Maka dari itu izinkanlah saya memperkenalkan diri saya 😅
Nama saya Elmo, seorang pemuda yang mencoba untuk menulis cerita, walaupun hanya cerita sederhana hehe 🙇
buat yang udah kenal, hai! aku datang lagi haha 😅😅😅

Kali ini aku kembali datang membawa cerita baru, udah lama ga nulis sih tp semoga teman-teman semua bisa suka hehe. 🙆
Mungkin sekian dulu ya. Thanks all! Hope you all enjoy it. 😅😅

J U N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang