Cerita 5

14 2 0
                                    



Knight and Barbarian 2



"Hoo...ryaaaaa!!!" 


DuskBerzerk mengayunkan pedangnya dari bawah ke atas secara diagonal. Sebuah seringai terlihat di wajahnya di balik garis kemerahan dari eksekusi skill [upper cut]­nya. Debu-debu beterbangan, tergerus ujung pedang besarnya. RektEmperor, yang menjadi target serangannya dengan cepat menarik tubuhnya ke belakang, terhindar dari pedang besar lawannya hanya beberapa milimeter. Melirik ke arah sang barbarian, ia mulai memikirkan beberapa serangan balasan yang dapat ia lancarkan, namun sorot mata lawannya itu berkata lain.

Di depan layar komputernya, Arthur mendecakkan lidahnya. Menekan tombol untuk bertahan, membuat karakternya menyilangkan tangan di depan dada, dan terbang dengan gemulai sejauh 5 meter ke belakang setelah sebuah [blow kick] dilancarkan padanya. Barbar, memang cara bertarung yang sungguh barbar. Kaki DuskBerzerk masih di udara setelah menendang sang kesatria putih.

"Heh... cara main yang sesuai dengan karaktermu." Ketik Arthur.

"Dan kau sang raja, masih sempat mengetik di tengah duel?" Balas Dusk denganvoice chat.

15 menit telah berlalu. Mereka secara kebetulan kembali di posisi awal pertarungan, dengan kuda-kuda yang sama saat duel dimulai. Arthur tidak menyadarinya, karena ini adalah pertama kalinya ia menemukan lawan yang mampu bertahan cukup lama di medan tarung dengannya. Umumnya karakter Barbarian di TeRRa Conqueror adalah tipe karakter yang dipakai pemula karena gaya bertarungnya yang simpel dan berbasis pada kekuatan dan daya rusak yang tinggi. Kemampuan serangannya cukup besar, namun memiliki kelemahan pada eksekusinya yang polos dan mudah ditebak, juga buff yang dimilikinya tidak terlalu banyak. Sebuah karakter yang mudah untuk digunakan, tapi sulit untuk dikuasai.

Tapi karakter dengan rambut belimbing merah yang berdiri di depannya ini berhasil melakukan sesuatu hal yang berbeda. Orang Barbar yang sebenarnya, itu definisi Arthur pada gaya bertarung lawannya ini. Ia menggabungkan beberapa gerakan serang yang sederhana; seperti [uppercut], [stomp], [blow kick], dan [vertical smash], dengan cara unik seperti yang baru saja si belimbing lakukan.

Kembali ke arena pertarungan, baru semenit berlalu. Mereka belum melanjutkan serangan. Saling menatap tajam, satu di layar komputer satu dari VR Gear-nya, kedua pemain bergerak melingkar, mengamati gerakan lawannya, dan menunggu celah untuk melancarkan serangan. Hit poin mereka tidak banyak, tidak juga sedikit. Berada di kisaran 1/3 dari kapasitas maksimalnya. Memang ada beberapa serangan yang dapat memangkas habis sisa hit poin yang dimilikinya, dan walau Arthur tidak bisa melihat poin stamina lawannya ia tahu DuskBerszerk tidak akan mampu mengeksekusinya saat ini.

"..."

"..."

Sekejap kemudian dua pemain itu melesatkan tubuh mereka ke lawannya, dengan sebuah serangan yang siap tereksekusi. Menghentakkan kaki, mereka membuat tanah dan rumput terlontar jauh ke belakang. Hembusan angin dari gerakan mereka menghembus rerumputan, membuatnya runduk. Mereka semakin dekat dan semakin dekat. Tiap langkah membuat jantung Arthur berdetak makin kencang. Ini adalah pertama kalinya ada pemain yang mampu bersaing ketat dengannya. DuskBerzerk adalah seorang lawan yang tidak bisa ia anggap remeh. Jarak mereka berdua kini tidak sampai semeter, senjata dengan serangan yang tereksekusi telah meluncur sesuai dengan trayeknya. Gerakan kedua senjata seakan melambat, Arthur tersenyum bersiap-siap terhadap hantaman yang akan terjadi pada kedua senjata. Dalam hati ia berpikir: "Sekaranglah pertarungan yang sebenarnya dimulai!"

[ Maaf, server TeRRA Conqueror mengalami masalah ]

[ dan perlu dilakukan urgent maintenance. ]

[ Kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya. ]

[ Kompensasi yang sesuai sedang disiapkan untuk ]

[ para pemain yang terkena dampak maintenance. ]

[ Terima kasih atas pengertian para pemain. ]

Arthur terdiam. Matanya terpaku pada layar komputernya yang kini menunjukkan isi desktop-nya. Tangan kanannya memegang tetikus dengan jari telunjuk yang mengambang, siap menekan tombolnya. Tangan kiri berada di atas keyboard; kelingkingnya tepat di atas tombol shift, jari manisnya di atas tombol "A", jari tengahnya mengambang di atas tombol "W", jempolnya dalam kondisi siap untuk menekan tombol spasi, dan telunjuknya baru saja diangkat dari tombol "D" untuk menekan salah satu tombol serangan.

Arthur terpaku. Matanya masih belum lepas dari layar komputernya. Tangan kirinya diangkat dari keyboard, lalu diarahkan ke rak kecil di bawah meja tempat ia menaruh beberapa Scarlett Bull. Diambilnya satu kaleng yang paling dingin. Ia bawa kaleng dingin itu mendekati dagunya, lalu tangan kanannya melepaskan genggamannya di tetikus untuk membuka segel di kaleng itu. Sebuah bunyi desis kecil, lalu Arthur menenggak minuman itu perlahan. Matanya masih terpaku pada layar, tapi ia perlahan memundurkan punggungnya untuk bersandar pada kursi. Saat punggungnya bersentuhan dengan sandaran kursi itu, Arthur menghabiskan minumannya, menghela nafas dan menatap ke langit-langit. Tangan kanannya diletakkan di sandaran kursi, tangan kirinya yang mengepal dijuntaikan di samping kursi. Ia melemaskan kepalan di tangan kirinya, menjatuhkan sebuah bola timah ke lantai.

"..." Ia menghela nafas pendek, tapi perlahan terdengar suara langkah cepat dari luar ruangan. Arthur memutar kepalanya ke arah pintu, lalu secepat kilat pintu itu didobrak dari luar, membuat ia mengernyitkan alis dan Jack yang sedang membaca *dojin yaowee* koran di sofa di belakang Arthur terbelalak kaget atas sosok yang bertanggung jawab mendobrak pintu.

Moon HillsWhere stories live. Discover now