Cerita 2

14 4 1
                                    



Seringai Seorang Pemain Berambut Merah



Jack berdiri di depan pintu kamar, yang Arthur sebut "Ruang Kerja II". Ia mengangkat cincin emas bermata biru safir di jari manis kirinya setinggi wajah sambil tersenyum. Masih jelas di ingatannya saat Arthur memberikan cincin itu pada dirinya. Ekspresi wajah Arthur yang memerah, napasnya yang berat, keringat yang mengalir di dahinya, dan terutama... sorot mata tajam penuh hasrat yang ditujukan pada dirinya. Senyumnya nampak makin hangat. Sebuah senyum yang pasti meluluhkan hati setiap pr- wanita yang melihatnya. Ia mengarahkan mata cincin itu ke kristal di kenop pintu, setelah memberikan sebuah kecupan ringan ke sisi cincin itu.

Sementara itu...

Colloseum of the Ruthless Tyrant, area PVP di bawah kendali guild Zebeljah. Di tengah arena berpasir seukuran lapangan sepak bola berdiri dua sosok kesatria. Di sebelah Selatan, RektEmperor dengan zirah putih dan pedang hitamnya. Ia berdiri tegap, kaki kiri di depan kaki kanannya, badannya sedikit menunduk, ujung pedangnya terhunus ke langit, gagang padanya ia pegang dengan kedua tangan di dada kanannya. Di Utara, 12 meter dari RektEmperor dengan zirah merah bata, seorang kesatria perwakilan Zebeljah yang namanya RektEmperor pikir tidak perlu diingat, menggunakan kuda-kuda yang berbeda. Kaki kanannya di belakang, dengan kaki kiri yang sedikit ditekuk, kedua tangannya memegang gagang katana yang terhunus ke depan di atas kepalanya.

Nampak goresan, cekungan, dan beberapa bagian yang sudah tidak lagi utuh di zirah kedua kesatria itu. Pertarungan ini sudah berlangsung cukup lama, dan RektEmperor merasa sudah waktunya untuk berhenti "main-main". Ia menarik nafas dalam, meregangkan otot-otot tangannya, dan mendorong kaki kanannya ke depan. Gerakan ini membuat lawannya makin tegang, dan mempertajam kuda-kudanya. Rekt tersenyum tipis, kemudian melesat ke depan dengan pedang yang terangkat di sisi kanan belakang dan tangan kiri yang diarahkan ke kiri menjauh dari tubuh untuk menjaga keseimbangan.

Gerakan aneh yang tiba-tiba ini membuat sang lawan terhenyak sesaat, tapi karena ia bukanlah seorang pemain pemula, ia segera memperbaiki kuda-kudanya dan mempersiapkan skill [counter]. Itu adalah sebuah kemampuan, yang sebagaimana deskripsinya membuat si pengguna masuk ke posisi bertahan untuk waktu yang singkat, dan mengembalikan kerusakan yang diterima dari lawan ke lawan itu sendiri dengan persentase yang lebih besar. Itulah saat yang ditunggu-tunggu oleh kesatria yang-namanya-dianggap-tidak-penting-oleh-MC-kita. Kesatria itu tersenyum lebar dibalik helm zirahnya yang penyok di sana-sini saat RektEmperor melesat ke arahnya dengan serangan yang aneh, dan tebasan pedang hitamnya.

Kecuali...

RektEmperor mengayunkan pedangnya lebih awal dari perkiraan sang kesatria-terlupakan-namanya. Ujung pedang RektEmperor tertancap tepat pada tanah di depan sang kesatria, dan menggunakannya sebagai tumpuan untuk berputar dan melancarkan sebuah [back kick] ke arah lengan kiri sang kesatria. Trajektori yang tidak terduga dan poin kerusakan yang kecil membuat [counter] sang kesatria tidak efektif. RektEmperor terpental sejauh 1,5 meter ke arah kanan belakangnya, atau kiri depan sang kesatria-siapa-pun-namanya.

RektEmperor berhasil mendarat di kedua kakinya dengan mantap setelah berputar 180 derajat lebih, sedang kesatria-lupakan-saja-namanya terjengkang dan hancur kuda-kudanya. Tanpa basa-basi, RektEmperor langsung menggunakan [rush] ke arah lawannya dan mengeksekusikan [cleave] dari bawah tubuh musuhnya dan pedangnya terus melesat sampai ke atas kepala lawannya itu. Setelah sebuah suara retakan dan dentangan, helm kesatria-masa-bodo-ah-sama-namanya terbelah dua, menampilkan wajah seorang pria dengan kumis yang terlalu tebal untuk dideskripsikan dan matanya yang hanya nampak putihnya saja.

Moon HillsWhere stories live. Discover now