Cerita 3

14 3 1
                                    

Knight and Barbarian







Ia berdiri sendiri di tengah hamparan sabana yang luas. RektEmperor. Sudah dua hari sejak ia menerima surat tantangan dari seorang pemain dengan nama DuskBerzerk. Sekarang hampir dua jam ia berdiri sendiri di sana, Savanah of Spring. Sebuah sabana luas dengan bentangan rerumputan hijau sepanjang mata memandang. Pohon-pohon Akasia mencuat secara acak, membuat pemandangan tidak terkesan monoton. Jubah putih yang ia kenakan berkibar dihembus angin virtual.

Arthur, yang duduk di depan layar komputer mulai merasa resah. Tidak ada pergerakan lain selain rumput yang bergoyang karena hempasan angin sejauh render yang dapat diproses oleh GPU PCnya. Arthur mengerutkan alisnya, mengepalkan tangan kanan lalu menempelkannya ke bibirnya. Hal biasa yang ia lakukan saat menunggu, misal saat ia menunggu penjualan barang virtualnya diTrading House. Tenggorokannya mulai terasa kering dan serak. Tanpa melepaskan pandangannya dari layar ia meraih sekaleng Scarlett Bull yang ia letakkan di sebelah kiri keyboardnya. Membuka tutup kaleng itu dengan tangan kanan yang masih tertempel di bibirnya, terdengar suara desis kecil khas minuman bersoda. Belum sempat bibir Jack kaleng itu menyentuh bibirnya, sebuah bayangan mendekat dari arah belakang.

Hampir menumpahkan isinya, Arthur menaruh kembali kaleng minumannya ke tempat semula di kiri keyboardnya. Sekejap mata ia meraih tetikus di kanan keyboard, dan memutar arah kamera 180 derajat. Dan di sana berdiri sesosok...

"Miau...?"

...anak singa. Dengan mata bulat kebiruan, anak singa itu memiringkan kepalanya dan mengibaskan ekornya sambil terduduk dengan ekspresi penasaran. Gerak tubuh yang akan membuat semua pecinta kucing berteriak kegirangan seperti seorang fangirl yang melihat tokoh idolanya secara langsung.

". . ."

Arthur yang bukan penggemar binatang peliharaan hanya diam di sana, tanpa sepatah kata atau gerakan lainnya, dan ia bersyukur ia tidak bergerak apalagi masuk ke mode pertarungan. Karena di belakang anak singa itu berdiri sebuah sosok.

". . ."

Savanah King of the Golden Mane. Monster langka soliter di padang rumput itu. Seekor monster kelas raja dengan level 87, yang bahkan membuat segan RektEmperor yang berlevel 98, dua level sebelum level maksimal, untuk melawannya. Selain karena statusnya sebagai monster kelas raja, kemampuan monster ini juga meningkat 35% di teritorinya. Satu lagi hal yang paling menakutkan adalah, jika pemain berada dalam mode pertarungan dan secara sengaja atau pun tidak sengaja menargetkan anaknya yang tampak seperti anak kucing imut berlevel 15, Savanah King akan mendapatkan tambahan bonus 40% kecepatan serang, 75% kritikal, dan 300% daya serangan untuk 3 serangan pertama. Itu lebih dari cukup untuk menghabisi karakternya dengan serangkaian kombo.

Tanpa basa basi, Arthur segera mengetikkan beberapa karakter di PC untuk mengeksekusikan gerakan hormat. Di layar, RektEmperor mengatupkan kedua tangannya, dengan jari-jari yang merapat diletakkannya di depan dada lalu membungkuk. Sang raja sabana lalu mengeram kecil, membuat si anak kucing berlari mendekatinya dengan imut. Begitu anak kucingnya berada di dekatnya, sang raja kembali menatap tajam ke arah RektEmperor dan menundukkan kepalanya sebagai balasan dari gestur hormatnya lalu beranjak pergi. Tidak semua monster bersikap agresif, sesuatu yang disyukuri Arthur.

Begitu sang raja pergi, di sebuah pohon akasia 20 meter di depan RektEmperor, nampak seseorang dengan pedang besar dan rambut bintang merah yang sedang memakan pisang. . . dan menahan tawa. . . di atas pohon. Ia mengernyitkan alisnya melihat hal itu. Pisang di tangan kanannya, tangan kiri menutupi mulutnya yang masih tertawa kecil, dan bulatan air mata di ujung-ujung matanya, orang itu meloncat turun dari pohon dan berjalan mendekat ke arah RektEmperor.

"Performa yang. . . pfftt. . . menakjubkan yang baru kau- pfft... lakukan di sana. Hahahaha!!! Tak kusangka seorang pemain top sepertimu sengaja melewatkan pertarungan dengan monster kelas raja! Kau tidak se-hardcore itu ternyata."

Dari speaker terdengar suara seorang pemuda di umur 20an. Arthur dengan segera mengenakan headset yang jarang ia gunakan dan mengetik:

"Kau DuskBerzerk?"

Lawan bicaranya segera berhenti tertawa dan mengernyitkan alisnya. Ia membalas:

"Hmm iya. Text Chat?"

Arthur mengetik:

"Aku salah satu pemain old school yang lebih menikmati gaya klasik, dan kau dengan gestur dan gerakan yang kau lakukan kuasumsikan kau menggunakan VR Gear."

DuskBerzerk menyeringai. Seringai yang Arthur ingat dia berikan saat mereka pertama kali bertatapan di koloseum.

"HAHAHAHAHA!!! Benar, dan kau makin menarik, yang mulia." DuskBerzerk tertawa, menengadahkan kepalanya, dan dari posisi tengadah itu ia melirik ke arah RektEmperor menekankan dua kata terakhir yang ia ucapkan.

Jika Arthur mengenakan sebuah VR Gear mungkin ekspresinya akan terlihat pada RektEmperor. Sesuatu yang ia syukuri. VR Gear adalah perangkat yang memungkinkan pemain mengontrol gerakan karakter dengan gerak tubuh. Tidak seperti helm atau kaca mata khusus seperti di novel-novel negara matahari terbit tempo dulu, perangkat ini sekilas mirip baby walker. Berbentuk heksagram berukuran sekitar 80 x 80 cm dengan 6 tiang yang tingginya diatur sesuai dengan tinggi pinggang pengguna. Tiang ini terhubung dengan semacam sabuk elastis yang memegang pinggang pemain agar tetap berada di tengah heksagram. Pada tengah heksagram itu terdapat karpet dengan bola-bola dengan ukuran yang lebih kecil dari kelereng untuk mendeteksi pergerakan kaki pemain, pemain diharapkan menggunakan alas kaki tipis khusus untuk menggunakannya (Jangan tanya insiden yang membuat alas kaki ini dibuat. Insiden itu juga alasan Arthur enggan membeliVR Gear). Untuk kontrolnya sarung tangan khusus yang desainnya mirip sarung tangan game yang pernah dikeluarkan N*tendo pada tahun 90an. Untuk tampilannya, semacam helm yang mirip helm pilot pesawat tempur yang lengkap dengan headset omni sound dan mikrofon yang selain untuk fungsi percakapan juga dapat digunakan untuk fitur perintah suara (yang sangat terlalu sering digunakan oleh para weaboo untuk mengeksekusi serangan mereka yang gemerlapan. F*cking Weebs. . .).

"Memang banyak orang yang sudah menganggapku seorang raja di permainan ini, Dusk. Terima kasih" balas Arthur dengan text chat. Kelebihan dan kekurangan dari karakter pemain macam Arthur adalah ekspresi karakternya yang selalu datar, berlawanan dengan karakter DuskBerzerk yang sekarang menatap tajam ke arah mata RektEmperor.

"Aku akui kau memang raja di permainan ini." DuskBerzerk berkata sambil melambaikan tangannya di udara, lalu muncul sebuah jendela konfirmasi duel di depan RektEmperor.

"Jadi kau ingin merebut gelar ini dariku dengan duel ini, heh?" Balas RektEmperor setelah mengonfirmasi undangan duel yang ia terima. DuskBerserk menyeringai dan tertawa kecil.

"Bukan hanya itu, Rekt." Ia berbalik arah untuk mengambil posisi duel. Jarak awal antar pemain untuk duel di game ini adalah 5 meter.

Begitu sampai pada jarak yang ditentukan, ia berbalik dan 10 detik hitung mundur untuk memulai duel mulai berjalan. Kedua pemain mempersiapkan kuda-kudanya, tapi 6 detik sebelum duel dimulai DuskBerzerk kembali menyeringai dan berkata dengan lantang:

"Aku juga akan menurunkanmu dari tahta, Arthur Nimblefinger!"

Moon HillsWhere stories live. Discover now