//Lima\\

5.3K 275 11
                                    

VOTE dulu yuk 💓💓

"Dari mana saja kau?" ucap Gevin yang kini sedang duduk disofa sambil memegang segelas air putih ditangannya.

Veena memeluk erat jaket milik Revan.

"Pergi ke tempat yang tidak ada kamu" Veena menatapnya dengan pandangan tajam.

"Jaket siapa yang sedang kau pakai?" Gevin mengerutkan keningnya melihat sesuatu yang menurutnya ganjil.

"Hey Gevin, dimana wanita mu itu? dia sudah menunggu terlalu lama dikamar mu" ucap Veena sambil memutar kedua bola matanya

"Dia? Dia siapa?" Gevin menyeringai dan menaikan sebelah alisnya

"Apa perlu aku berkenalan dengannya? Menanyakan siapa namanya biar kau ingat?"

"Oh, dia? sudah ku usir. Jangan mengalihkan Veena Shafalea" tekan Gevin.

Veena mengerutkan alisnya.

dan berjalan menghampiri Gevin dengan langkah pelan. Lalu membisikan sesuatu di telinganya.

"Bukan urusanmu Gevin" ucapnya

Moodnya malam ini langsung turun seketika melihat Gevin yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa ia mengerti.

Veena melangkahkan kakinya berjalan melewati Gevin, Namun tiba-tiba ia merasakan pandangannya memburam dan kepalanya terasa berat. Dengan sedikit tanaga yang masih ia miliki, Veena menggenggam erat kusen pintu. Menyeimbangkan berat tubuhnya yang semakin berat.

BRUK!

Gevin menoleh, dan gelas yang sedang dipegang pun ditaruh kesembarang tempat lalu berlari menghampiri Veena yang terduduk lemas dengan tangan yang masih erat menggenggam kusen pintu.

"lepas!" Veena menghempaskan tangan Gevin yang menyentuh bahunya. Ia meringis, karna rasa pening dikepalanya yang kian memburuk.

Tanpa sadar, Gevin membopong tubuh istrinya dan membawanya ke sofa lalu menurunkannya dengan hati-hati. "hey! Aku tidak butuh bantuanmu Mr.Hilton. aku ingin mengganti pakaianku, jadi---"

"untuk berdiri saja kau tidak bisa. biar aku yang menggantikan pakaianmu." Ucapnya dan melangkahkan kakinya menuju lemari pakaian milik Veena lalu memilih pakaian tidur yang biasa Veena kenakan.

"A-APA KAU GILA?! Tidak Gevin!" Veena meringis lagi dan memijat keningnya.

Gevin kembali dan tangannya dengan cepat melepaskan beberapa kancing baju yang Veena pakai. Sampai di kancing kedua, Veena mencengkram erat tangan Gevin yang berusaha membuka kancing bajunya.

PLAK!!

"CUKUP GEVIN! Kau memang sudah gila, ya? Aku tidak butuh bantuan mu! PERGI Dan tidak usah pedulikan aku!" tekannya,

Gevin menatapnya dan menaikan sebelah alisnya. baiklah ia melepaskan tangannya dan membuang nafasnya berat. Ia berdiri dan berlalu tanpa menoleh kearah Veena yang menatapnya marah. Bahkan dengan kondisi yang sedang lemah pun ia sangat cerewet.

Veena melirik untuk memastikan suaminya sudah masuk kedalam kamarnya. Iapun mulai melepaskan pakaiannya satu persatu, dan mengganti pakaiannya dengan baju yang dipilih Gevin. Dengan tangan yang gemetar ia bisa menyelesaikannya dengan baik. Veena menyandarkan tubuhnya disofa dan melihat kelangit langit. Giginya bergelutuk, dan tangannya masih gemetar.

Dingin

Veena menggigil, dan memeluk tubuhnya erat-erat.

"semuanya akan baik-baik saja" Veena memejamkan mata dan airmata sudah mengalir diwajahnya. Mengingat kata-kata dari mendiang ibunya yang memotivasi dirinya berharap semuanya benar-benar akan baik-baik saja.

Be Your Wife?!!! (RE-WRITE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang