Chapter 1

3.7K 210 2
                                    

  Adara terus berjalan sambil memandang ke dalam hutan yang lebat. Adara seperti terhipnotis untuk terus berjalan ke arah dalam hutan . Sampai suara Mr. Ray mengembalikannya ke dunia lagi.

" Adara, kau baik-baik saja?" Tanya Mr. Rio setelah Adara tersadar dari lamunanya.

" I'm fine. Ayo lanjut lagi." Adara kembali ke arah pemotretan dan kembali melakukan aktivitas pemotretannya.

   Setelah pemotretan selesai, tidak tau kenapa Adara ingin pergi menelusuri ke dalam hutan itu lagi. Sudah jauh Adara dari tempat pemotretan , dia mendengar suara seseorang. Bukan suara melainkan bisikan tepat di telinganya.

" Adara~ " bisik seseorang. Pandangan mata Adara langsung menelusuri ke sekitar hutan. Tapi tak menemukan siapapun disana. Tiba-tiba suara seseorang menginjak ranting pohon membuat Adara bergidik ngeri. Mata nya terus terjaga melihat setiap inchi hutan ini, tapi tetap tak menemukan apapun. Adara berjalan mundur, mundur dan mundur. Oow, Adara menabrak sesuatu. Adara menoleh dan mendapati tiga laki-laki tampan berada di depannya saat ini. Tapi Adara tidak tergoda sama sekali, dia hanya bersikap seolah-olah dia tidak takut dengan apa yang akan terjadi dengannya.

" Kamu siapa? " ketus Adara.

" Jangan khawatir kami orang baik. Gak gigit kok."

" Ditanya apa jawab apa. " Sinis Adara memutar bola mata nya malas.

   Mereka bertiga malah terkekeh melihat tingkah Adara yang sedang kesal. Malah justru dengan Adara seperti itu, semakin enak untuk di goda.

" Aku Deverend. Panggil aja Dev. " Kata orang bernama Dev ini.

" Aku Lucas."

" Aku James si tampan. " Huuekk, tampan si iya tapi kayakya kegeeran banget deh.

" Aku Sandara Ashley Lynston. Panggil aja Adara." Kata Adara acuh.

" Sandaran bangku yuk pergi." Kata Lucas santai sambil mendekat ke arah Adara dan Adara pun melangkah mudur.

" Sandara bukan Sandaran bangku." Mereka bertiga tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

" DIAM !!! " Teriak Adara yang membuat mereka bertiga berhenti tertawa.

" Okey,okey Adara. Ayo kita pergi." Ajak Dev dan Lucas yang langsung mendekat ke arah Adara dan menggendongnya ala bridal style.

" Jangan banyak tanya. Nanti kita jelasin." Kata Lucas yang langsung berlari dengan sangat kencang, mungkin batas kecepatannya sudah melampaui manusia. Kalau dia bukan manusia, lalu apa?, pikir Adara.

   Lucas menurunkan Adara. Adara memandang sinis ke arah Lucas, dkk. Yang ditatap hanya cengar-cengir gak jelas.

" Aku tau aku ganteng. Gak usah di pandangin gitu juga kali." Ucap James senyam-senyum.

" Gak usah senyum-senyum ! Jijik gue." Sinis Adara.

" Cantik-cantik galak. Gak seru nih. " Kata Lucas sambil memasang wajah sedih.

" Sebenernya kalian siapa sih? Kalo fans gue tinggal bilang aja sih. Gak usah pake bawa bawa gue kesini. Jangan bercanda ah, ayo anter gue balik lagi." Adara menarik tangan Dev menyuruhnya mengantarnya balik. Tapi Dev hanya mengacuhkannya dan melepas pegangan tangan Adara. Dan dengan santai nya dia berucap, " Sekarang kamu tinggal disini. Dan jangan ngomong lo-gue kalo disini."

" WHAT?" Teriak Adara. Tanpa memperdulikan tiga bocah nyebelin itu Adara langsung beranjak pergi dari situ yang langsung di geret Dev masuk ke dalam gedung bergaya abad pertengahan, mungkin gak pantes disebut gedung tapi lebih pantes disebut istana.

" Hei. Hei. Gue mau pulang. Lepasin. Lepasin gak?"

" Shhtt, diem." Ujar Lucas dan James yang menaruh telunjuknya di depan bibir yang mengisyaratkan Adara untuk diam. Dev melepaskan tangan Adara dan menyuruhnya duduk di sofa berwarna merah. Dan Adara dengan bego nya menuruti perkataan Dev. Padahal kan tadi niatnya mau memberontak kenapa malah jadi nurut.

" Jadi, kamu adalah mate kami. Dan- " Adara memotong perkataan Dev.

" What ? Maksudnya apaan coba, gue aja gak kenal lo lo pada. Mate apaan coba? Bentar, mate kan artinya pasangan. Masa iya, gue pasangan sama tiga cowok sekaligus. Ih, gue mah ogah." Protes Adara yang mendapat tatapan tajam dari Dev.

" Ya enggak lah sandaran. Kamu harus milih salah satu dari kami." Ucap Lucas yang gemes dengan perkataan Adara.

" Dih ! bisa gitu. Gue aja gak kenal lo."

" Kamu itu mate kami sayang. Takdir yang udah netuin. Kamu reinkernasi dari Lily Benner. Dan sekarang kau penggantinya sekaligus calon ratu vampire." Jelas James

" Vampir? Lily Benner? Apa hubungannya denganku?" tukas Adara

" Ya jelas ada hubungannya sandaran bangku. Kalo gak ada hubungannya juga gak bakal aku bawa kesini. Lily itu dulu adalah calon ratu bagi kami. Tapi dia meninggal saat perang melawan werewolf. Kamu adalah penggantinya yang berarti kau adalah calon ratu kami." Adara masih terdiam tak mengerti dengan penjelasan Lucas barusan. Reinkernasi? Vampir? Calon ratu? Hanya orang bodoh yang akan mempercayainya, pikir Adara.

" Kau harus percaya. Kau harus terima takdirmu sebagai pengganti Lily. Kau belum menjadi vampir, kau masih menjadi half vampir. Dan satu hal lagi, jangan bicara dengan pikiranmu. Karna itu mengganggu. " Ketus Dev

" Emang kenapa? Emang lo bisa baca pikiran gue apa?" Tanya Adara seraya tersenyum meremehkan. Dasar nyebelin.

" Iya. Dan gue gak nyebelin." Adara langsung terdiam.

" Aiyana." Panggil James

" Ya tuan." Balasnya sambil menunduk.

" Bawa calon ratu ke kamarnya. Dia harus istirahat." Ucap James

Aiyana menarik lengan Adara pelan dan Adara yang memberontak meminta di lepaskan.

" Hei. Hei. James. Aku masih butuh penjelasan." James hanya terkekeh.

" Kau harus istirahat sandaran pintu." Kata Lucas.

Edited : 24 Juni 2016
#twenty one_Stressed out

The Queen of Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang