Chapter 5

2.6K 158 8
                                    

" Lucas, itu peliharaan lo apa James sih? Itu kan punya James kenapa lo yang unyel unyel kelincinya. Ih, jahat amet sih sama kelincinya." Kata Adara yang langsung mengambil alih kelinci James dari tangan Lucas. Adara yang tadi sedang jalan-jalan sendirian melihat Lucas yang sedang bersama Lola, kelinci James.

" Gue baru tau kalo disini ada padang bunga seindah ini. Ini namanya bunga apa? " Tanya Adara yang memegang kelincinya sambil melihat bunga ungu di depannya dengan heran.

Lucas terkekeh, " Ini namanya Bunga Lily ungu."

Adara menatap Lucas dengan bingung, " Lily ungu? Perasaan bunga Lily gak kayak gini deh. Ini bunganya beda dari yang lain."

" Nama bunga Lily ungu karena yang nemuin Lily. Ini semua yang tanam Lily sendiri." Jelas Lucas.

" Oh gitu ya. Bunga nya cantik."

" Iya, cantik kayak kamu. " Goda Lucas yang membuat pipi Adara menjadi merona. Dari hari kemarin, Adara selalu dibuat bingung oleh perasaannya. Dia merasa seperti menyukai ketiga saudara ini. Mungkin dia merasa seperti itu karena keluarganya sudah tidak peduli bahkan seperti tidak ada sama sekali. Dia kembali merasakan indahnya keluarga, dan itu karena bersama mereka bertiga, Arthur dan Rose. Dev yang dingin tapi bisa melindungi nya, Lucas yang idiot bisa membuat Adara kesal tapi suka, James yang konyol bisa membuat Adara tertawa, Rose yang seperti ibu nya sendiri, dan Arthur yang seperti ayahnya. Mereka saling melengkapi walau Rose dan Arthur pun masing masing punya keluarga sendiri. Lyra anak dari Arthur yang suka menemani Adara kalau tidak ada James, Lucas dan Dev , Raymond anak dari Rose yang bisa melindungi adara sebagai ganti kalau Lucas, dkk tidak ada. Ini lah keluarga yang Adara idamkan dari dulu. Dan sepertinya sudah terwujud dan membuat Adara melupakan tujuannya untuk kabur darisini. Adara sudah memutuskan untuk membuka hatinya dari ketiga bersaudara ini. Siapa cepat dia dapat, itu aturan mainnya. Dan sudah tidak terasa juga bahwa Adara sudah berada disana selama seminggu. Selama seminggu itu juga Dev mulai membuka hatinya dan bersikap baik pada Adara.

Flashback on

" Jalannya lelet." Ejek Dev.

" Ye biasa aja kali. Lagian lo gak mau bantuin gue bawa barang. "

" Itu pakaian dalem lo , ngapain gue bawain. Coba aja kalo Rose gak nyuruh gue nganter lo, gue gak bakal mau tuh. Kenapa Rose gak nyuruh James aja sih." Jawab Dev acuh sambil terus berjalan.

" Tapi kan gue juga bawa bahan-bahan makanan. Berat tau. Seenggaknya lo ambil satu belanjaannya kek. AAA-AAHHH.." Jerit Adara begitu melihat ada mobil dalam kecepatan yang cepat ingin menabraknya sedikit lagi. Dev yang mendengar langsung berlari dengan kecepatan vampir nya. Untung saat itu sedang sepi, kalaupun ada orang mereka sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Dev menangis, " Sorry, harusnya tadi gue bantuin lo. Sorry Adara.." ucapan Dev dipotong oleh Adara.

" Shhtt, Dev. Jangan ngomong gitu. Makasih udah nolong gue. Ini bukan salah lo, gue nya aja yang gak hati hati." Adara menghapus air mata Dev dan memeluk nya menenangkan.

" Gue gak mau kehilangan orang yang gue sayang untuk kedua kali nya. Maafin gue dar, harusnya tadi gue bantu lo. Gue sayang sama lo tapi-" Ucapan Dev langsung dipotong oleh Adara lagi. " Tapi gengsi." Goda Adara sambil berjalan meninggalkan Dev.

Flashback off

" Sandaran hatiku, kok ngelamun sih. Itu kelinci nya pergi." Kata Lucas sambil menunjuk ke arah kelinci nya yang sudah pergi.

" Ah, Lo mah bukannya di ambil kelincinya. Nanti diomelin James kalo ilang. James kemana sih? " Kesal Adara.

" James sama Dev lagi ada urusan penting. Mangkannya Lola gue yang urus. Mungkin hari ini udah pulang. Paling juga bentar lagi nyampe." Lucas mengangkat kelincinya dan membawa nya ke Adara lagi.

The Queen of Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang