3.Bertemu Kembali

495 21 3
                                    

Assalamualaikum.

Maaf ya lama baru update.............
Jangan bosen buat nunggu part selanjutnya.
Sebelum aku bikin part ini aku cari tahu dulu loh tentang maritime academy.
Mungkin dengan gambar diatas kalian bisa mbayangkan betapa luasnya maritime academy itu.

SELAMAT MEMBACA
👤👤👤👤👤👤👤👤👤👤

Cukup mengambil waktu yang lama untuk sampai ke Maine dikarenakan supir taxi yang membawa ku dari bandara itu tidak terlalu hapal dengan daerah Maine ini apalagi saat aku mengatakan menuju Maritime Academy ia sempat bingung, setelah supir taxi itu menyalakan GPS ia baru mengetahui keberadaan Maritime Academy.
👤👤👤

"Selamat siang, bisa saya bantu?" Dengan senyuman dan keramahan seorang perempuan itu menyapa risyad.
Tentu dengan refleks Risyad membalas senyumannya
"Selamat siang, saya mahasiswa yang mendaftarkan diri ke universitas ini, dan syukur alhamdulillah saya diterima." Risyad menjawabnya dengan penuh kebahagiaan. Dalam hatinya ia sangat bersyukur bisa sampai dengan selamat menuju ke tempat yang selama ini ia mimpikan.

"Kalau boleh saya tahu siapa nama anda?"
Wanita itu seakan menganalisi asal negara Risyad dari mimik wajahnya sampai posture tubuhnya. Mungkin wanita itu terlihat terpesona dengan wajah tampannya Risyad.
"Ahmad Risyad Al-fath."
Tentu Risyad menjawab pertanyaan Yang diberikan wanita itu.

Dengan gesit wanita itu memainkan komputer yang berada di depanya.

"Asal negara anda Libya?"
Wanita itu kembali memandang Risyad.
"Iya, benar." Risyad merasakan canggung atas pandangan dari wanita itu.

"Anda telah terdaftar . Silahkan menuju gedung asrama yg terletak di sebelah gedung ini."
Wanita itu tersenyum kembali.

"Terimakasih mbak.
Selamat siang."
Risyad kembali membalas senyumannya.
"Selamat siang."
Wanita itu seakan tak berhenti memandangi Risyad sampai menuju pintu keluar gedung.

Dengan cepat Risyad menuju gedung asrama. Tidak lupa ia membawa semua bawaannya.
👤👤👤

Sesampainya ia di gedung asrama.

"Selamat siang. Ada yang bisa saya bantu?" Wanita yg berada di receptionist itu menyapannya dengan keramahan dan senyuman.
"Selamat siang. Mba saya ingin mengetahui kamar saya." Jawab Risyad

"Apakah anda telah terdaftar?" Wanita itu kembali bertanya.
"Ia, sepertinya saya telah terdaftar."

"Siapa nama anda?"
Pandangan wanita itu membuat Risyad canggung.
"Ahmad Risyad Al-fath."
Dengan wajah yang serius perempuan itu memainkan mouse.
"Bolehkah saya meminjam KTP milik anda?"

Risyad mengambil dompet di saku celananya dan mengambil KTP yang berada di dalam dompet.
"Ia silahkan." Ia berikan KTP yang ia miliki.
Tidak memerlukan waktu yang lama perempuan itu mengembalikan KTP milik Risyad.

"Silahkan no. Kamar anda 313 berada di lantai 20. Ini kartu pengenalnya dan kuncinya." Dengan jelas perempuan itu memberi tahu letak kamar milikku dan memberikan sebuah kartu pengenal dan kunci.

"Terimakasih." Ucapku padanya.

👤👤👤

Aku merasakan tubuh ini sudah lelah seakan remuk semua tulang yang kumiliki. Dengan tenaga yang tersisa kuputuskan lebih baik untuk menaiki lift menuju kamar. Setelah lift itu terbuka aku langsung masuk, agar tidak lama. Dengan cepat aku menekan tombol yang berada di dalam lif.

Tiba-tiba saja ada sebuah kaki yang menahan pintu lift yang akan tertutup.

👤👤👤
#syaqia.

"Aduh syukur deh liftnya blum ke tutup." Aku sepontan mengucapkan kalimat itu ya... memang sih.. terdengar begitu lelah seakan beradu dengan deru napas milikku.

"Gara2 pria tadi aku telat. Adai peria itu tidak menukarkan kopernya dengan koper milikku pasti aku gak usah cape kaya gini!"
Syaqila mengeluh di dalam hatinya.

👤👤👤
#Risyad

Setelah perempuan itu memasuki lift, aku menekan tombol itu kmbali. Kurasakan ada sebuah jari telunjuk yang menekan jari milikku.

"Maaf." Kata yang singkat terucap dari perempuan tepat di sebelahku, ku mencari asal suara itu, seakan kurasakan waktu yang berhenti, degupan jantung semakin kencang sepertinya ada sengatan listrik yang membuat aliran darah ini semakin cepat. Saat mata kami saling memandang.

"Ya." jawaban yang ku berikan sama singkatnya dengan perempuan tersebut.

Keheningan yang terasa di dalam lift. Mereka hanya berdua di dalam lift tersebut.

Sepertinya perempuan itu yang telah menemukan koper ku. Tentu aku masih mengingat wajah perempuan itu. "Mbak yang tadi telah menemukan koper milikku ka kan?"
Perempuan itu agak sedikit binggung denga percakapan yang aku buat.

"Koper?"
"Ia. Mbak yang tadi di foodcourt kan?" Aku berusaha mengingatkannya. "Oh,Sepertinya saya bukan yang menemukannya. Tapi andalah yg menukarkan koper milik saya dengan koper milik anda!" Ku mendengar jawaban yang diberikan dari perempuan itu bernada tinggi dan penuh kemarahan.

"Maaf mbak bukannya saya yang menukarkan koper itu. Tapi koper itu tertukar dengan milik saya." Jawaban yang kuberikan sangatlah lembut. Tidak mungkin kemarahan aku jawab dengan kemarahan kembali. Ku melihat wajah perempuan itu sangatlah merah mungkin karna ia merasa malu dengan amarah yang telah ia berikan.

Setelah berada di lantai 20
"Ting." Suara lif menunjukan akan terbuka. "Mbak saya duluan ya." Tidak ada jawaban dari perempuan tersebut.

Setelah Risyad keluar dari lift. Syaqila merasakan sangat malu.

👤👤👤
#syaqila

"Kenapa lelaki itu selalu saja membuat aku malu dengan sikap ramahnya yang ia berikan kepadaku, kalimat yang keluar dari mulutnya membuatku sangat malu atas kalimat yang keluar dari mulutku."
Syaqila menyatakn perasaan tersebut di dalama hatinya dan ia baru menyadari betapa sangatlah malu dirinya atas tindakan yang ia berikan kepada lelaki itu.

👤👤👤

Risyad melewati satu persatu kamar dengan teliti sambil melihat no. Kamar yang berada di depan pintu kamar.

Risyad berhenti tepat di depan pintu no.313
"Alhamdulillah akhirnya aku menemukan kamar yang akan ku tempati." Ia bersyukur di dalam hatinya.

Risyad membuka pintu yang terkunci mengenakan kunci yang ia miliki dari pemberian perempuan tadi. "Ceklek" bunyi pintu, bertanda pintu telah dapat dibuka.

Ia memasuki kamar dengan membawa semua barang yang ia miliki.

Ruangan yang cukup besar bila ditempati dengan seorang diri. Dua kamar, satu dapur, dan dua ruangan ,yang satu terletak di depan untuk menerima tamu dan yang satu berada di tengah untuk menonton tv.

Dengan tubuh yang sangat lelah ia masih berniat untuk sholat. Risyad melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu.

Lima belas menit berlalu. Ia menyelesaikan sholatnya.

Tubunya yang lelah langsung menuju kamar untuk beristirahat.

"Kenapa wanita itu selalu beraura marah saat aku berusaha untuk memulai percakapan?" Risyad bergumam dalam hatinya sambil memikirkan wajah Syaqila sebelum ia tidur.

👤👤👤

Comments dan votenya ya aku tunggu......

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang