5

133 5 0
                                    

Aku berjalan melewati toko yang berderet di sepanjang trotoar. Beberapa sudah tutup karena waktu telah menunjukkan pukul 12.30 malam. Aku berhenti di dekat sebuah toko barang antik. Setelah dirasa aman, aku masuk ke gang sempit di samping toko tersebut. Ada sebuah tangga menuju ke bawah. Aku menuruni tangga dan terdapat sebuah pintu yang terbuat dari kayu. Aku masuk melewati pintu, Young Min dan yang lainnya terlihat senang menyambut kedatanganku.

 Aku masuk melewati pintu, Young Min dan yang lainnya terlihat senang menyambut kedatanganku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sssttt...," Kutaruh jari telunjukku di bibir. Suasana mendadak hening. Aku mengintip di balik celah pintu memeriksa keadaan di luar. Setelah aku yakin bahwa tidak ada orang yang mengikutiku, aku menutup pintu lalu menguncinya.

"Hai semua! Apa kabar?" sapaku dengan ceria.

"Noona*, kami semua merindukanmu," ucap Young Min.

"Benarkah?".

"Sudah lama kau tidak berkunjung ke sini," ucap Min Woo.

"ChoA ya, apa ada orang yang sedang membuntutimu?" tanya Hyun Seong.

Aku menggeleng. "Karena terkadang ada penguntit yang membuntutiku, aku jadi selalu bersikap waspada seperti tadi. Maaf telah membuat kalian khawatir,".

"Kau cantik, jadi wajar saja diikuti oleh penguntit," ucap Jeong Min.

Aku tertawa. "Kau ini jangan bicara berlebihan seperti itu,".

"Aku hanya berkata jujur,".

Kuedarkan pandang ke seluruh penjuru ruangan tapi aku tidak menemukan sosok Dong Hyun. "Ngomong-ngomong, dimana Dong Hyun?".

"Dia sedang asyik membaca buku di kamar," jawab Kwang Min.

"Biar aku panggilkan," ucap Hyun Seong yang hendak beranjak dari sofa.

"Tidak perlu. Nanti aku ke sana," ucapku.

Aku melihat surat kabar The Daily Journal di atas meja. Kwang Min yang menyadari hal itu segera menyingkirkan surat kabar itu dari hadapanku. "Mian, seharusnya kau tidak melihatnya," ucapnya.

"Aku mengetahui semuanya, Kwang Min ah," batinku.

"Noona, di sini sangat membosankan karena kami tidak bisa pergi kemana-mana," ucap Young Min.

"Young Min ah, bisakah kau tidak memanggilku noona? Umur kalian jauh lebih tua dariku. Seharusnya aku memanggil kalian semua oppa*," protesku karena Young Min memanggilku dengan sebutan noona secara terus-menerus.

Faktanya umur Young Min dan teman-temannya lebih dari seratus tahun. Namun, mereka tidak akan bertambah tua setelah melewati umur 20 tahun. Oleh karena itu kami tidak pernah memanggil dengan sebutan noona atau oppa. Kami berbicara seperti orang yang seumuran. Tidak ada perbedaan usia diantara kami.

"Aku membawa beberapa buku dan majalah agar kalian tidak merasa bosan," ucapku sambil mengeluarkan beberapa buku dan majalah dari dalam tas. Terdapat benda lain di sana termasuk sebuah jubah berwarna merah yang selalu kubawa. Sebuah benda yang tidak diketahui keberadaannya oleh Dong Hyun dan teman-temannya.

WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang