Aku telah menunggu kedatangan mereka di atap. Senjata andalanku adalah sebuah pisau belati yang selalu kubawa. Kutatap langit malam tak berbintang.
"Dong Hyun ah, maafkan aku yang tidak dapat membalas budi padamu," batinku.
Aku bisa merasakan kehadiran mereka yang ingin menuntut balas padaku. Dong Hyun dan teman-temannya datang menemuiku dengan penuh rasa dendam. Mereka mengelilingiku dan bersiap untuk menyerangku.
"Aku telah menunggu saat-saat seperti ini," ucapku dengan penuh keyakinan. "Sepertinya tidak ada lagi yang harus kujelaskan. Akhirnya kalian mengetahui jati diriku,".
Hyun Seong menarik jubahku dan aku melakukan gerakan berputar kemudian menjatuhkannya. Young Min menyerangku dari belakang namun aku dapat menghindari serangannya. Kwang Min langsung bergabung bersama Young Min saudara kembarnya dan menyerangku secara bersamaan. Lagi-lagi aku dapat menghindari serangan mereka. Giliran Min Woo yang menyerangku. Ia melakukan gerakan melompat dan hendak menerkamku. Serangannya hanya mengenai udara. Jeong Min ikut menyerangku. Aku berhasil menghindari serangannya dengan menggulingkan tubuhku di lantai.
Saat aku bangkit, Dong Hyun menyerangku dengan tangan kanannya yang hendak menerkam. Aku berhasil menahan gerakan tangan kanannya dengan tangan kiriku. Kudorong tangannya dengan kuat lalu berputar di atas punggungnya dan menjatuhkannya.
"Hanya segitu saja kemampuan kalian?" ucapku yang melihat mereka tak berdaya karena aku berhasil menghindari serangan mereka dan menjatuhkan mereka satu-persatu. "Ternyata kalian tidak pandai bertarung. Sekarang giliranku untuk menghabisi kalian semua,".
Aku menyerang mereka satu-persatu dengan lihai. Mereka tidak dapat menghindari seranganku karena aku lebih lincah dibanding mereka. Tubuh mereka penuh dengan luka. Pertahanan mereka sangat lemah. Kutusukkan pisau belatiku ke jantung mereka tanpa ragu. Keteguhan hatiku tak tergoyahkan. Oleh sebab itulah aku dapat membunuh mereka dengan mudah.
Dong Hyun tidak berdaya melihat teman-temannya yang mati di tanganku. Ia terkapar di atas lantai yang dingin. Aku berjalan mendekatinya, hanya dia yang tersisa.
"Si...siapa kau?" tanyanya terbata-bata dengan darah segar yang membasahi tubuhnya.
"Namaku ChoA. Aku merupakan keturunan terakhir Red Riding Hood yang mengalir dari darah ibuku dan ayahku seorang pemburu vampire. Jadi, aku adalah seorang pemburu werewolf dan vampire," jawabku.
Dong Hyun menatapku dengan sorot mata keterkejutan yang luar biasa. Ia tidak percaya bahwa aku adalah ChoA yang pernah dikenalnya. ChoA yang sangat baik dan tulus. ChoA yang bersedia berteman dengan dirinya dan teman-temannya. ChoA yang dicintainya hingga ia berharap bisa berubah menjadi seorang manusia.
"Kenapa kau melakukan hal ini?".
"Karena aku mengemban tugas dari para leluhurku. Aku tahu, kau pasti menyesal telah menyelamatkanku 12 tahun lalu. Namun, kita tidak dapat mengulang masa lalu. Takdir memang kejam, Dong Hyun ah. Mianhae,".
Kutusukkan pisau belatiku ke jantung Dong Hyun.
"Saranghae*, ChoA ya," ucap Dong Hyun sebelum ia menutup mata.
Aku diam terpaku di tempatku demi mendengar kata-kata terakhir yang terucap dari mulutnya. Tanpa terasa air mata membasahi pipiku. Aku hanya bisa menangis dalam diam. Sirine polisi yang meraung-raung terdengar sayup-sayup dari kejauhan. Lama-kelamaan bunyinya terdengar semakin dekat dan jelas. Orang tuaku yang telah menghubungi mereka. Kuhapus air mataku lalu kupakai jubah berwarna merah milikku. Aku pergi meninggalkan lokasi dengan sedikit rasa penyesalan. Aku seperti seorang penyihir yang kejam.
Keterangan
* saranghae: aku cinta padamu❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WITCH
FanfictionOleh: Runny Liesna Yulianti 2014® Namaku ChoA. Aku adalah seorang pemburu werewolf & vampire. Aku dikenal dengan sebutan Red Riding Hood. Ini adalah kisahku tentang persahabatan & pengkhianatan yang kulakukan pada sebuah clan vampire bernama BF. Aku...