Yudha's POV
"Kenapa bisa begini sih?!!"
Aku sudah tidak bisa menahan amarahku. Tapi aku berusaha untuk tidak membentak staf TU Garuda yang bertugas menjaga kumpulan soal untuk ujian sekolah ini.
Sebelumnya, Bu Rossi telah memberikan kepercayaannya padaku untuk menjadi panitia pembuat soal.
"Maaf Pak, tapi mungkin ini kesalahan teknis saja."
"Lalu kenapa kau lalai untuk menjaga ruangan ini? Kenapa semua soal bisa rusak begini?"
Aku mendesah pelan. Ini memang bukan hanya salahnya, tapi salahku juga karena akulah yang ditugaskan oleh Bu Rosi untuk membuat dan menjaga soal.
"Bapak tolong bantu saya untuk membereskan semua ini. Saya akan dan harus usut kasus ini."
"Baik Pak!"
Kau, siapa saja yang telah melakukan ini. Aku pasti akan menemukanmu!
* * *
Sudah hampir 2 jam aku berada di gudang soal ini. Aku dan Pak Beni sudah selesai membereskan semuanya.
"Pak Beni bisa pulang sekarang. Terimakasih Pak."
"Baik Pak Yudha. Saya duluan tidak apa-apa ya Pak."
"Iya."
Bagaimana caranya aku membuat soal lagi hanya dalam sebulan? Bagaimana kalau guru-guru yang lain protes dan tidak mau turut serta membuat soal?
Argh! Hari ini benar-benar sial!
"Astagfirullah! Sudah jam 8 malam?! Apa Rei sudah pulang sendirian?"
Aku langsung memacu motorku menuju rumah. Tak mungkin Rei kelayapan. Dia bahkan tak tau jalan.
Author's POV
"Kenapa lo liat-liat? Naksir?"
Dengan pedenya Calvin melontarkan pertanyaan itu pada Reina. Mungkin dia merasa tidak nyaman karena Reina terus memandanginya dari ujung matanya.
"Ady, be nice to your girlfriend!"
"Bunda, dia temen Calvin!"
"Emang apa yang salah? Bukannya girlfriend artinya teman perempuan?"
"Serah bunda aja deh." Calvin menutup mukanya dengan buku yag sedang dia baca.
"Reina, bunda keluar dulu ya. Mau jemput seseorang. See you, dear!"
"Iya Tante."
"Don't call me like that. Tell her, Ady."
Ibu Calvin itu lalu menghilang di balik pintu.
"Panggil dia Michi-san aja."
"Dia... Japanesse?"
"Ya. Tapi lamanya tinggal di Aussie. Jadi ya, begitu deh pokoknya."
Reina hanya membentuk huruf O di mulutnya. Mereka lalu melanjutkan aktivitas masing-masing.
'Lita kemana sih? Ngapain dia biarin aku sama orang ini? Gak asik!'
"Rei, ssorry lama ya. Tadi nyokap gue nelfon. Katanya dia ada urusan. Sama nyokap lo juga tuh Kal."
"Eh? Jadi emak-emak rempong itu mau ngumpul toh, pantesan." Calvin ikut bersuara.
"Dan gue disuruh buat jemput Rara."
"Rara?" Reina spontan bertanya.
"Haibara Brahama. Adek dia noh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Reinara
Teen FictionKurang peka. Itu yang selalu mereka bilang ke gue. Ibarat ngomong sama badut. Cuma ngangguk atau geleng. Cowok mana yang bakal suka sama gue? Sebodoamat sama makhluk astral yang namanya 'cowok'. Gue cuma mau ngomong sama cowok yang udah bener-bener...