Chap 17

32 1 1
                                    

Sore menjelang berbuka semuanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... Eh, masih lama ya? Biarin deh hahaha

Makin bingung gak sih sama cerita ini? Gue munculin satu per satu dulu konfliknya. Ya biar ga langsung jedar jeder gitu kan ya.

Ada yang bisa nebak gak kira-kira masa lalu Reina itu kayak gimana? Hayooo...

Udah ah pembukanya,
Btw, gue bosen curhat di penutup mulu. Makanya sekarang gue taro di awal aja, ckckck.

Oke gaes, happy reading!!!!

Typo? Maafkan selalu yaaaaaa :*

-------------------------------------------

Author's POV

"Yeaaaayyyyyy!!! Dit, liat nih hasil TO gue bagus! Alhamdulillah yaa!"

Selly berteriak kegirangan tepat di sebelah telinga Ditya.

"Heh toa! Sakit kuping gue!" Dia mendelik tajam pada Selly, "Punya gue..." telunjuknya menyusuri nilai di barisan kelas XII IPS 1, "Nah! Liat nih hasil gue juga bagus kan?"

"Bodo amat. Wle!"

Yang dijuluri lidah hanya memutar bola matanya.

"Eh, punya Reina gimana Dit?"

"Bentar." Lalu dia mencari nama Reinara.

"Nih, bagus juga punya dia ya untuk ukuran anak yang males baca. Hahaha..."

"Heh berisik lo. Mana sini gue foto dulu. Sekarang gue mau ke rumah dia. Sekalian aja gue kasih tau dia. Gak dateng kan dia sekarang?"

"Yaaaa begitu deh. Mana mau sih dia dateng ke sekolah cuma buat sekedar ngeceng kayak lo."

"Yeeee...."

Selly lalu mengambil gambar hasil TO Reina yang rata-rata nilainya 9 itu. Tak disangkanya, dalam kondisi yang masih cukup shock Reina bisa melakoni TO dengan baik.

* * *

Selly berjalan tergesa menaiki tangga menuju kamar Reina. Dia sudah membayangkan wajah Reina yang setidaknya akan sedikit lebih bercahaya ketika melihat hasil TOnya.

Kini ku resah

Diriku lemah tanpamu

Hoooooooooo....

Tiba-tiba Selly mendengar seseorang sedang bernyanyi dengan suara pilu, diiringi suara petikan gitar. Pintu yang tadinya ingin dibukanya secara mendadak kini dibukanya secara perlahan.

'Apa itu lo, Rei?'

Batinnya mencicit. Dia ingin menyaksikan Reina dan permainan indahnya.

Cklek.

Dia membuka pintu perlahan lalu mulai menyaksikan si pemilik suara di balik punggungnya.

Gapai semua jemariku

Rangkul aku dalam bahagiamu


Ku ingin bersama berdua selamanya


Jika kubuka mata ini


Ku ingin s'lalu ada dirimu


Dalam kelemahan hati ini


Bersamamu...

Aku tegar...

Aku, ReinaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang