chapter 3

334 43 2
                                    

Gadis berwajah Amerika dan berambut Blonde itu mengerjap satu kali,lalu mata birunya terbelalak kaget.

"Oh! Oh,astaga. Oh,astaga! maafkan aku." Ia cepat cepat berusaha berdiri.

"Barbara,kenapa....? Apa yang terjadi?" tanya Gemma sambil menarik lengan gadis itu membantunya berdiri.

Gadis itu meringis ketika kaki kanannya menginjak lantai.
"Aduh,aduh. Sebentar..."

"Kakiku terkilir?" tanya Gemma khawatir.

Harry menatap Gemma dengan tatapan tidak percaya. Gemma sibuk mengurusi gadis itu dan tidak peduli pada adiknya yang tergeletak tak berdaya dilantai? Lihat saja,Gemma styles akan menerima balasannya nanti. Harry berusaha duduk. Ia menggerakkan kedua tangannya untuk menopang tubuhnya dan langsung diserang rasa sakit yang tidak tanggung tanggung.

"Ada luka lain?" Suara Gemma terdengar lagi dan sudah pasti pertanyaan itu bukan ditunjukkan pada Harry.
"Kepalamu terbentur? Ayo,sebaiknya kita pergi kerumah sakit."

"Tidak!" bantah gadis itu cepat."Kenapa harus kerumah saki? Tidak!. Aku baik baik saja"
"Tapi sebaiknya kau kerumah sakit,hanya untuk memastikan."Kata Gemma lagi.
"Tidak perlu. Sudah kubilang aku baik baik saja"
"Tapi..."

Harry duduk dengan susah payah dan menyela kakaknya,
"kurasa kita harus kerumah sakit."
Gadis itu menoleh kearah Harry."Sungguh. Aku tidak perlu kerumah sakit. Aku..."
"Bukan kau," sela Harry tajam sambil menggertakkan giginya menahan sakit yang menusuk nusuk kedua tangannya. "Tapi aku."
Kali ini Gemma menoleh kearah Harry. "Oh,astaga!"

"Cepat bantu aku Gemma,kurasa tanganku patah keduanya."

Gemma dengan sigap langsung menolong Harry di bantu oleh Barbara membawa Harry kerumah sakit.

*****

"Apa? adikmu seorang penyanyi yang tergabung dalam One Direction? Tamatlah riwayatku!"
Barbara palvin menatap Gemma yang duduk disampingnya dengan mata terbelalak.

Gemma balas menatapnya dengan senyum tipis,namun Barbara bisa melihat ekspresi cemas di wajah gadis itu."Ya.Bahkan dia sangat terkenal,kau pasti mengenal dia hanya saja kau belum sadar" Sahut Gemma pelan.

Barbara merasa sekujur tubuhnya berubah dingin. "Aku mematahkan tangan seorang penyanyi terkenal idola pada remaja" gumamnya lirih,Lalu ia memejamkan mata dan menutup wajah dengan kedua tangannya."Ya tuhan."

"Hei ini bukan kesalahanmu" kata Gemma sambil memegang bahu Barbara pelan"Kau juga bukannya sengaja tersandung karpet dan jatuh dari tangga untuk mencelakainya"

Barbara menghela nafas dalam dan menghembuskannya pelan. Ia dan Gemma sedang duduk di deretan bangku di koridor rumah sakit,menunggu Harry styles yang masih berada di ruang pemeriksaan dokter. Ajaibnya,Barbara sendiri tidak terluka saat terjatuh dari tangga.

Sedangkan Harry styles,Barbara tidak tau separah apa cedera yang ia alami.Tapi ia tak tahu harus berbuat apa sekarang.Yah,hal utama yang musti Barbara lakukan adalah meminta maaf pada Harry.

Bagaimana jika tiba-tiba seorang Harry styles tiba bisa bernyanyi lagi.Gagasan itu tiba tiba melintas melalui otaknya.

'ya tuhan semoga hal itu tidak terjadi' Harap Barbara dalam hati.

Tiba-tiba Gemma berdiri di sampingnya. Barbara mendongak dan melihat Harry styles keluar dari ruang pemeriksaan bersama dokter tua.Sepertinya sang dokter sedang mengatakan sesuatu dan Harry mendengarkannya dengan muram selagi mengangguk.Mata Barbara beralih kearah tangan Harry.

Begitu kagetnya Barbara,Jadi... tangan Harry benar-benar patah?.

"Bagaimana tanganmu? Apa kata dokter?" Gemma bertanya ketika Harry sudah selesai bicara dengan dokter tadi.

Barbara ikut berdiri dengan perlahan. Saat itu juga mata Harry beralih ke arahnya dan Barbara merasa jantungnya berhenti sejenak dan napasnya tercekat.

Kemudian tatapan mematikan itu beralih kearah Gemma.
"Kenapa ia masih disini?" tanya Harry dengan suara dingin dan nada super tajamnya.
"Harry ayolah,Barbara tidak mencelakaimu dengan sengaja.Kau tahu itu." kata Gemma berusaha menenangkan adiknya.

Harry tidak berkata apa-apa. Tanpa melihat ke arah Barbara lagi ia berjalan melewati kakaknya dengan langkah lebar.
"Harry" panggil Gemma. "Harry!"

Barbara menatap punggung Harry yang berjalan pergi menyusuri koridor dengan perasaan campur aduk.

Gemma mendesah berat dan menoleh menatap Barbara sambil tersenyum "Ayo" katanya.

Barbara menatapa sahabatnya "Eh kurasa aku tidak....."
"Ayolah" sela Gemma.
Gemma langsung menarik tangan Barbara membawanya ke arah Harry yang tengah menunggu mereka di depan pintu lift.
Begitu pintu lift terbuka dan mereka melangkah masuk.

"Jadi apa kata dokter?" Gemma mencoba bertanya kepada Harry.

Barbara memberanikan dirinya menatao Harry.Setelaha sejenak terdengar suara Harry yang dingin."Aku tidak boleh menggerakkan tanganku,yang kanan patah sehingga harus dibebat sedangkan yang kiri terkilir,di bebatnya harus tiga bulan,setelah itu baru aku bisa mengetahui tanganku yang kanan akan cacat permanent atau tidak" jelas Harry panjang lebar.

"Tiga bulan?" tanya Gemma kaget."Berarti konsermu bulan depan...."
"Mm..."

konser,bulan depan? Batin barbara bertanya.

"One Direction harus konser tanpa AKU!" tepat setelahnya,terdengar bunyi dentingan lift menandakan pintu lift terbuka.Harry dan Gemma melangkah keluar lift sedangkan Barbara masih mematung dalam lift dan cepat cepat tersadar dan menyusul mereka.

Astaga.... masalah ini semakin rumit.

setelah mereka masuk kedalam mobil-Gemma mengemudi,Harry menempati kursi penumpang bagian depan sesangkan Barbara di belakang.

Barbara menghela napas dalam dalam sambil memejamkan mata,baru membuka dan hendak meminta maaf pada Harry,Harry mengeluatkan ponselnya dan menelfon seseorang.
Barbara mengurungkan niatnya.

"Kau menelfon siapa?" tanya Gemma.
"Simon"
"Manager agencymu?"
"Mm." Lalu,"Simon,ini aku Harry, Aku tidak bisa mengikuti konser One Direction untuk tiga bulan kedepan"
Barbara menggigit bibir.
"Tanganku patah,dan aku tidak boleh banyak gerak" Barbara menggigit jarinya.
"Nanti aku jelaskan pokoknya aku tidak bisa ikut konser untuk tiga bulan kedepan" Kata Harry.
"Jadi,bisa kau jelaskan bagaimana keadaanku sekarang karena tak bisa mengikuti konser bandku?" tanya Harry.

Tidak ada yang menjawab.

Hal ini bukanlah hal yang mudah untuk menjawab bagi Barbara.

Di menit selanjutnya Gemma memperlambat laju mobilnya dan berhenti tepat di gedung apartement milik Harry "Aku harus menemui Simon besok,bisa kau antar aku?" ia bertanya sekaligus menggerakkan tangan kirinya membuka pintu mobil.
"Aku tidak bisa jika besok" sahut Gemma dengan nenyesal.

"Aku bisa" dua kata itu meluncur dengan mulus dari Barbara yang sedari tadi hanya diam.

"Aku... bisa,Maksudku..."
"Tidak perlu" jawab Harry cepat.
"Biar kusuruh the boys untuk menjemputku kesini"

Barbara hendak membuka mulutnya lagi tapi Harry sudah keburu keluar dari mobil.

Barbara menghela napasnya.
"Kuantar kau pulang" kata Gemma,Barbara pun mengangguk.

Love's secret [H.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang