chapter 6

282 33 2
                                    

Barbara tengah bersiap-siap menuju Apartement Harry,ia mengenakan dress selutut tanpa lengan berwarna biru muda dengan corak bunga Lily.

Natural hanya lipgloss dan sedikit bedak untuk tidak membuatnya terlihat sangat pucat.

Ia mengambil Flatshoes dan tas selempang yang ia gantung di pundak kirinya lalu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

Pukul 07.50.

Untung saja jarak dari Apartementnya menuju Apartement Harry hanya membutuhkan waktu Lima menit,karena memang sangat dekat.

Jangan sampai aku mendapat serangan ketika kelelahan dan berada di hadapan Harry.Bisa-bisa semua orang tahu penyakitku.Batinnya.

Ia mengelus-elus dadanya dan berharap.

****

Ting tong.

Barbara menekan bel Apartement Harry,berharap Harry cepat-cepat membukakan pintunya.

Ting tong.

Sekali lagi ia menekan bel Apartement Harry.Tidak ada yang membukakan pintu.

Ia memutuskan menunggu saja siapa tahu nanti pintunya terbuka dan menampakkan pemiliknya.

3 menit....

Astaga kemana orang ini ?,Batin Barbara mulai berteriak.

Ting tong,Ting tong,Ting tong.

Secara tidak sabar Barbara memencet bel tersebut terus menerus.

Saat ia ingin menekan sekali lagi pintu Apartementnya terbuka dan menampakkan pemiliknya yang terlihat kacau.

Kacau mungkin karena tidurnya terganggu akibat bel Apartementnya yang tidak berhenti berbunyi.

"Masuk,dan jangan memencet bel terus!" katanya dingin.

Barbara meneguk ludahnya.Bagaimanapun ini hari pertamanya berada di Apartement Harry.Seharusnya Harry menghargainya tapi malah di hari pertamanya bekerja mendapatkan tatapan tajam dan dingin dari majikannya.Harry fucking styles.

Harry meninggalkan Barbara yang masih mematung di tempatnya.Cepat-cepat Barbara menyusul Harry keatas.

Sesampainya diatas mata Barbara terbelalak kaget.Apartement Harry seperti kapal pecah.

Botol minuman dimana-mana,bungkus makanan,playstation,baju-baju,Televisi yang masih menyala,kulit kacang.

Astaga,yatuhan!!.

"Nah,pasti kau sudah tidak sabar bukan untuk bekerja,bagaimana jika kau mulai dari dapur dulu.Kau bisa membuatkan sarapan untukku dan empat orang temanku." Ucapan Harry membuat Barbara kembali kedunia nyata.

Barbara hanya mengangguk.
"Dimana dapurnya?"
"Dapurnya berada di sebelah sana" Jawab Harry seraya menunjukkan arah dapurnya berada.

Barbara mendesah kesal dalam hati. Ia sendiri yang menginginkan hal ini,bukan? Ia sendiri yang datang menawarkan diri untuk membantu laki-laki itu. Ia sendiri yang mencari masalah. Jadi.... oh,baiklah! Ia juga tidak bisa menarik kata-katanya sekarang.

"Kau dan teman-temanmu ingin sarapan apa?" tanya Barbara enggan sambil berjalan kearah dapur.

"Bagaimana jika kau memberiku dan teman-temanku kejutan?" balas Harry acuh dan seulas senyum hambar ke arah Barbara."Kami suka kejutan."

Mendadak langkah Barbara terhenti dan ia mengerjap menatap keadaan dapur yang kacau balau sama seperti ruangan tadi. Biji-biji kopi tersebar dimana-man,popcorn,mentega,kaleng minuman.Berserakan dilantai bercampur dengan pecahan-pecahan cangkir.Dan genangan air terlihat di permukaan meja dan juga lantai.

Apa yang sebenarnya terjadi di Apartement ini?

"Oh ya,kau boleh membersihkan dapur dan ruangan utama setelahnya" Ucap Harry.

"Apa yang sebenarnya terjadi di Apartementmu?" tanya Barbara.Namun Harry tidak menjawab.Barbara menoleh dan menyadari Harry sudah tidak berada di tempatnya tadi.

Sedetik kemudian Barbara mendengar bunyi pintu ditutup.Sepertinya laki-laki itu sudah masuk ke kamar.

Barbara mendengus dan kembali menatap kekacauan di hadapannya. Ia bisa menebak apa yang terjadi di Apartement ini.

*****

Harry dan teman-temannya tertegun menatap sarapan yang disiapkan Barbara untuk mereka.

"Apa-apaan ini?" tanyanya.
"Apa?" tanya Barbara polos."Kenapa?"

"Susu dan sereal?" tanya laki-laki di samping Harry.

"Seriously hazz,hanya ini?" tanya laki-laki bermata hazel.

sedangkan yang lain berusaha menahan tawa.

Mata Barbara menyipit mendengar nada mencemooh dari suara Harry dan kawannya.
"Hanya itu yang bisa kutemukan di dapurmu" kata Barbara membela diri.

"Aku yakin masih ada Bacon dan telur" gumam Harry.
"Tidak ada" sahut Barbara tegas.

Harry memberengut menatapnya "Roti,aku yakin masih ada roti". Barbara mengangguk."Memang benar,tapi sudah berjamur.Aku membuangnya karena kuyakin kau dan teman-temanmu tidak akan mau makan roti berjamur,well aku membuangnya"

Harry masih memberengut seolah-olah Barbara yang membuat rotinya berjamur.

"Sungguh tidak ada apa-apa didapurmu" Barbara menjelaskan sekali lagi."Seharusnya kau tahu itu karena kau yang tinggal disini" Lanjutnya.

Harry menyipitkan matanya menatap Barbara dan Barbara kembali merasakan keinginan untuk mundur teratur.

"Sudahlah Hazz,benar kata maidmu itu,seharusnya kau tahu karena kau yang tinggal disini" Liam mencoba melerai.

Barbara berusaha menahan emosinya."Aku bukan maid mr.Payne!"

Pria berambut blonde hanya menahan tawa sedangkan yang berparas timur tengah membisikkan sesuatu kepada rambut dark brown.

"Maaf-maaf,karena kata Harry kau adalah maid baru dirumah ini" ucapan Liam sontak membuat Barbara memplototi Harry.

"Sudah cukup!Lebih baik kau buatkan kami kopi" Perintah Harry,Barbarapun mengangguk malas.

Menaruh lima cangkir yang berisi kopi buatan Barbara di hadapan lima orang pria yang tengah duduk di ruang televisi yang tadi sudah dibersihkan Barbara sebelum membuat sereal untuk mereka.Itu adalah tugas yang dilakukan Barbara sekarang.

"Kalau kau mau,aku bisa membantumu untuk membeli keperluan bulananmu sepulang aku photoshoot dan mengajar,kau mau?" tanya Barbara.

Harry dan teman-temannya diam menikmati secangkir kopi buatan Barbara.

Tidak ada jawaban."Harry,aku berbicara padamu!". ucap Barbara sekali lagi.

"Terserah padamu,tapi pakai uangmu saja,benar tidak mate?"

"WHAT?!!"

"Jahat sekali kau Hazz" Kali ini Niall bersuara.
"Sangat Hazz" Louis mengikuti.
"Hahahaha,ia perempuan Hazz,kau harus ingat itu" Zayn juga ikut membela meskipun masih menaruh nada mencemooh pada Barbara.

"Tak apalah,ini sebagai ganti rugimu jika dihitung-hitung" gumam Harry.

"Terserah Har,terserah" kata Barbara sambil berlalu ke arah dapur meninggalkan mereka semua.

Semua yang berada di meja makan memandangi Harry.

"Apa?" tanyanya.
"Kau yakin? Dia itu perempuan lho Hazz,kau tidak seharusnya seperti itu"
"Tidak apalah,Hitung-hitung pelajaran untuknya"
"Lain kali jangan seperti itu" peringat Liam,Harry hanya mengangguk.

Masih terus menikmati kopi buatan Barbara.

Aku menyukai kopi buatannya,pikirnya.

Love's secret [H.s]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang