Love Me Nah? - Jack Johnson

71 8 0
                                    

Sungguh keajaiban! Idola ku! KYAA!
-Charren Rizq

Charren PoV

Aku hanya seorang nerd yang menyukai raja sekolah diam diam. Ada kata-kata yang mengatakan bahwa, 'tak ada yang tidak mungkin'. Kurasa itu salah kau tahu mengapa? Bagaimana bisa seorang nerd yang bahkan invisible bisa mendapatkan hati sang raja sekolah? Oh tentu saja tidak bisa! Jika dibandingkan dengan warna, dia seperti warna utama dan aku hanya dibutuhkan untuk shading.

Oh ya namaku Charren Rizq. Dan aku seorang nerd yang invisible. Walau aku tidak di bully, tetap saja aku mendapatkan tatapan jijik dari orang orang.

Hari hari ku biasa saja. Tatapan jijik, perpustakaan, bekal, pakaian kuno, sepeda, kuncir, wajah kusam, kamus tebal, dan tas selempang.

Baiklah biar kuceritakan kehidupanku. Aku terlahir dari keluarga sederhana. Aku hanya tinggal dengan mom ku saja. Dad entah pergi ke mana saat aku masih kecil. Aku dulu korban bully. Aku kebanggaan guru, aku nurut dengan aturan. Aku tak suka bertele-tele. Walau aku dan mom ku hidup berkecukupan untuk per bulan, setiap manusia selalu merasakan kekurangan kan? Aku juga terpaksa harus mengorbanankan waktu istirahatku demi bekerja sampingan menjadi pelayan di cafe. Tapi apa? Ini hidup toh, aku harus bersyukur dan menjalaninya.

Pagi ini aku berangkat ke sekolah dengan sepeda kesukaanku. Aku lebih suka naik sepeda toh aku juga tak suka naik mobil/bus. Pelan-pelan aku mulai menggayuh sepedaku menuju sekolahku yang hanya berjarak beberapa blok dari rumahku, tak jauh sih.

Ciittt

Aku tersentak mendengar decitan mobil itu. Untung refleks aku berhenti walaupun barang-barangku berserakan. Sebuah mobil mahal dan pastinya mewah berhenti di depanku. Aku segera memungut barang-barangku yang berserakan di mana. Sekilas aku melihat bayangan yang berdiri di depanku ditambah kaki yang dibalut dengan sepatu berharga ratusan dollar mungkin ribuan. Aku menghiraukan itu dan terus memunguti barangku.

Setelah semua sudah masih ke dalam tas selempang ku, aku segera berjalan ke sepedaku namun tanganku dicekal kembali membuat kamus ku kembali terjatuh. Ingin rasanya aku mengumpat.

"Ups, my bad!" aku mendongkak melihat seorang pria yang berambut blonde dengan kacamata hitam bermerek pastinya. Aku tahu dia siapa. Dia the most wanted man di sekolah. Jack Johnson.

Aku memang mengidolakannya tapi aku tak ingin terlibat masalah dengannya kau tahu! Terlibat masalah dengannya itu adalah masalah besar, bisa saja aku kehilangan beasiswa, karena sekolah itu milik keluarganya!

Aku segera memungut semua kamus kamus ku dan langsung berjalan menuju sepedaku dan mengkayuhnya. Jujur aku takut saat ini. Aku menyesali tindakan ku yang tidak sopan dengan cara langsung berlari meninggalkannya. Aduh, bagaimana ini?! Argh!

Sampai di sekolah aku segera berjalan ke kelas setelah memarkirkan sepedaku di tempat khusus untuk sepeda. Kuharap aku tak terlibat dalam sesuatu yang berhubungan dengan dia, aku sangat takut jika berhubungan dengan dia. Sudah cukup aku mengidolakannya karena sekolah ini milik keluarganya dan itu akan menjadi sangat memalukan jika aku kehilangan beasiswaku.

Jam demi jam juga berlalu. Mata pelajaran juga sudah selesai kini waktunya istirahat. Seperti biasa aku tak pernah pergi ke kantin karena pertama, aku tak punya cukup uang ; kedua, di sana sangat amat ramai ; ketiga, kita berdesakan. Itu yang tak kusukai. Maka dari itu aku selalu membawa bekal dari rumah.

Aku mengambil bekal ku di dalam tas sekalian menyimpan buku yang sudah tak di pakai untuk mata pelajaran selanjutnya. Saat aku berbalik aku tersentak melihat seorang pria yang berdiri di depanku.

"Kau.... Kau itu gadis yang tadi pagi bukan? Yang hampir ku tabrak?" tanyanya, kau bisa menebaknyakan? Itu Jack Johnson. "I..iya.. Ma..maaf ada apa a..anda bertanya? A..pa sayabme..merusak mo...mobil anda? Sa..saya janji.. Akan menggantinya..!" kekehan lembut berasa dari pria yang berdiri di hadapanku. "Aku kesini hanya ingin memastikan keadaanmu saja."

"I..iya" ucapku pelan, "Yasudah, jika ada apa apa dengan badanmu atau lecet. Kau bisa telfon aku. Ini kartu namaku dan ya selamat tinggal" sebelum ia pergi ia sempat tersenyum manis menatapku yang membuat ingin terbang saat itu juga.

Aku kembali pada bekalku dan memakannya lahap karena aku sangat senang sekarang!

Tak lama kemudian bunyi bel masuk terdengar nyaring. Aku pun segera mengeluarkan buku untuk pelajaran selanjutnya.

Skip

Sekarang sudah pulang sekolah. Aku segera mengemas barang barang ku dan berjalan menuju tempat di mana sepedaku terparkir. Saat aku ke sana aku terkejut melihat penampilan sepedaku, rusak. Bukan, tapi hancur. Ingin rasanya aku menangis ya karena sepeda itu adalah hasil keringat ku sendiri.

Aku memeriksa tasku dan tak ada sepeser uang yang kutemu. Terpaksa aku jalan kaki. Ya, kau bisa hanya beberapa blok!. Aku mejinggalkan sepedaku, toh nanti juga sepedaku dibuang.

Tes tes

Hujan pun mulai turun, walau hanya gerimis. Aku harus segera sampai di rumah. Aku mengambil kanton besar yang selalu ku simpan di dalam tas dan memasukkan tasku kedalam kantong tersebut. Kupeluk erat tas ku dan berlari pelan, takut akan terjatuh.

Sial, ini semakin deras. Aku mempercepat lariku namun tetap hati hati.

Tiba tiba sebuah mobil berhenti di depanku dan seorang pria turun lalu menarikku masuk ke dalam mobil. Aku tak sempat melihat dia siapa karena kacamataku blur karena air hujan. Udara hangat langsung menyambut tubuhku. Aku melepas kacamataku dan melapnya.

Jack Johnson?!

"Pakai itu, ku bertaruh kau merasa tak nyaman dengan pakaian mu sekarang" ucapnya sambil melemparkan hoodie. Aku melihat pakaianku. Dengan ragu aku memakai hoodie itu. "Terimakasih" ucapku pelan

"Kau tinggal di mana?" tanya nya, aku pun menjelaskan di mana aku tinggal. Aku mulai untuk berfikir jernih.

Ini salah, aku tak boleh terlalu dekat dengannya. Semua ini bencana!

Author PoV

Setelah kejadian tersebut, semakin jauh Charren pergi, semakin dekat pula. Entah apa motif Jack Johnson mengikuti Charren terus. Hingga kadang Charren berfikir untuk pindah kota, mungkin negara. Tapi tak bisa, dari mana dia bisa dapat uang sebanyak itu untuk pindah?

Hingga Charren menyadari sesuatu

Charren PoV

Bodoh, bodoh! Kau bodoh! Dengan gampangnya kau terjerat pesonanya! Kau kau hanya argh! Sekarang kau bisa apa?! Kau tak bisa apa apa! Kau bodoh!

Bodoh Charren! Dengan gampangnya kau terjerat pesonanya. Kau hanya menjadi bahan taruhan nya! Tidak mungkin seorang Jack Johnson menyukai perempuan dekil seperti mu?! Ugh!

"Apa kau siap?" aku berbalik menatap mom, "Ya mom, aku siap. Ayo" ucapku

Aku berbalik untuk beberapa detik

'Selamat tinggal kota tercinta dan Jack Johnson'


Maaf jika ada typo(s) vomment di butuhkan. Thanks

ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang