#6 Ayah

1.7K 133 22
                                    

"Byul" gumam putera mahkota. Seketika itu pula entah mengapa bintang-bintang di langit malam Joseon bersinar jauh lebih terang dari biasanya. Setelah cukup lama tangan putera mahkota dan tangan Byul terpaut, Byul baru tersadar bahwa lelaki dihadapannya telah menyebutkan namanya. Byul langsung menarik tangannya dari genggaman lelaki asing itu.

"Maaf tuan, tuan mengetahui namaku dari mana?" Tanya Byul penasaran.

"Maaf Nona, aku sungguh tidak mengetahui namamu, bagaimana kau bisa mengatakan aku mengetahui namamu sementara ini pertama kalinya aku melihatmu" jawab putera mahkota.

"Tadi kau bilang Byul tuan" jelas Byul.

"Byul? Aku hanya mengatakan Byul(Bintang), lihatlah bintang-bintangnya sangat terang dan indah" jawab putera mahkota berdalih.

"Ah, benar. Bintangnya sangat indah" jawab Byul yang langsung menatap ke langit.

"Jadi, namamu Byul?" Tanya putera mahkota.

"Ya, dan maaf Tuan, sapu tangan itu milikku" jawab Byul.

"Jangan panggil aku tuan... panggil aku JaeBam, namaku JaeBam" jawab putera mahkota

"Baiklah JaeBam, bisakah kau kembalikan sapu tanganku?" Pinta Byul.

"Maaf Byul, tapi bolehkah aku memilikinya? Aku merasakan ada kekuatan yang ku dapat saat memegang sapu tangan ini. Ku mohon" pinta JaeBam.

""Kau tahu Byul, ini adalah titah seorang putera mahkota"" ucap JaeBam dalam hati.

"Tidak. Kau tidak bisa memilikinya" jawab Byul tegas.

"Ku mohon" pinta JaeBam.

"Kau boleh meminjamnya, tapi saat aku memintanya, kau harus kembalikan itu padaku" jawab Byul.

"Baiklah" jawab JaeBam. "Apakah kau ke sini setiap malam?" Tanya JaeBam

"Ya, aku ada keperluan sedikit di sini" jawab Byul

"Keperluan apa?" Tanya JaeBam penasaran.

"Haruskah aku memberitahukannya padamu?" Tanya Byul yang langsung berdiri dari duduk.

"Baiklah ini sudah malam, aku harus pulang. Selamat malam JaeBam" Byul berpamitan dengan JaeBam.

Putera mahkota JaeBam menatap kepergian Byul dengan tersenyum. "Bintangku" gumamnya.

Byul berjalan meninggalkan istana, namun kemudian langkah Byul berhenti di depan gerbang sebuah rumah. Byul menatap kepulan awan hitam di atas rumah itu. Di balik pagar rumah yang lain, seorang lelaki menatap Byul, pangeran JongHyun menghela nafas panjang menatap Byul yang masih terpaku di depan rumah itu. Pangeran JongHyun kemudian berjalan mendekati Byul, setelah tepat berada di belakang Byul, pangeran menepuk bahu Byul dengan lembut. Byul berbalik perlahan kemudian menatap wajah Pangeran JongHyun.

"Kembalilah ke rumahmu" ucap JongHyun dengan lembut yang dibalas Byul dengan gelengan kepala.

"Kembalilah, beritahu ayahmu keberadaanmu. Dia pasti bahagia saat tahu mempunyai seorang anak sepertimu Byul" suruh JongHyun dengan nada lembut, namun kali ini Byul justru berjalan meninggalkan JongHyun yang masih terpaku menatap kepergian Byul.

_____

Bumi kembali berputar dan pagi kembali datang, Byul dan Myeongwol berjalan-jalan di sekitar tempat perdagangan pakaian. Byul melihat pakaian yang indah yang membuatnya sangat ingin mengenakannya. Saat Byul menyentuh hanbok itu, sebuah tangan juga menyentuh pakaian itu. Kedua gadis ini saling bertatapan, yang satu menatap tajam, yang satu menatap bingung.

"Kau... budak murahan... apa yang kau lakukan? Kau ingin memgotori pakaian ini?" Tanya Heurin sambil sedikit berteriak.

Seorang pria berjalan mendekati Heurin yang sedang berteriak. Pria itu menepuk bahu Heurin lembut.

"Tidak pantas seorang anak bangsawan berteriak seperti itu, apa lagi kau seorang wanita anakku" ucap pria tersebut dengan lembut dan tersenyum yang membuat Heurin mendengus kesal.

"Kau ingin membeli pakaian ini HeuRin?" Tanya ayah Heurin.

"Tidak jadi ayah, bajunya sudah kotor karena dipegang oleh budak menjijikan" jawab Heurin yang langsung berjalan ke arah lain.

Ayah Heurin menatap anaknya sambil menggelengkan kepala, kemudian perhatiannya menuju kepada Byul yang hanya terdiam melihat kelakuan HeuRin. Ayah HeuRin tertegun melihat wajah Byul, seolah ia sedang melihat seseorang di masa lalunya. Sementara Byul kini kembali memandangi hanbok yang di pegangnya sambil tersenyum, tak lama kemudian Byul meletakkan hanbok tersebut ke tempatnya dan hendak pergi, namun sebuah tangan meraih tangan Byul. Byul berbalik menatap sang pemilik tangan, ayah Heurin tersenyum.

"Tunggu sebentar" ucap ayah Heurin.

Byul terdiam dan merasa bingung, Byul tetap berdiri sambil melihat-lihat hanbok, bukan karena menunggu ayah Heurin, namun karena menunggu Myeongwol yang masih memilih hanbok. Tak lama kemudian ayah Heurin kembali menghampiri Byul dan menyodorkan sebuah bungkusan pakaian.

"Maaf tuan, kenapa tuan memberikan ini padaku?" Tanya Byul kebingungan.

"Anggap saja sebagai permintaan maafku karena anakku yang sudah mengejekmu" jawab ayah Heurin sambil tersenyum, sementara Heurin semakin merasa kesal.

"Terima kasih tuan, tapi aku tidak bisa menerima ini" jawab Byul sambil menyodorkan bungkusan pakaian itu.

"Ambillah anggap saja itu dari ayahmu" jawab ayah Heurin yang kemudian meninggalkan toko pakaian bersama Heurin.

"Ayah?" Gumam Byul sambil menatap bungkusan pakaian itu.

______

TBC 😊
Jangan lupa Vomment ya
Komen negatif juga tidak apa-apa
Terima Kasih 😊

Baca juga:
¤Queen Saturnus
¤First Love From a Dream
¤Partner Of My Life

Baca juga:¤Queen Saturnus¤First Love From a Dream¤Partner Of My Life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Starlight On Joseon Night ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang