Chapter 1

20.2K 1.4K 27
                                    

"Tidak bisakah kamu menyingkir dari hadapanku? Kamu sangat menggangguku!" Desis Davin Dirgantara marah.

Pria berusia 24 tahun itu merasa sangat terganggu dengan bola mata indah yang terus memperhatikannya.

Walaupun ia sibuk mencuci mobil tapi ia sungguh terganggu dengan tingkah gadis mungil dengan kecantikan diatas rata-rata yang selalu saja memperhatikannya, dan itu sungguh membuatnya kesal.

"Sejak kapan lo bicara seformal ini sama gue? Oh ayolah apa ini gak terlalu menjengkelkan?" Gadis cantik itu mendengus kesal dan berkacak pinggang sambil menghampiri pria yang begitu larut dengan mobilnya. Astaga... Apa dimatanya mobil itu jauh lebih sexy dari wanita manapun?

"Aku bilang jangan ganggu aku! Lebih baik kamu pergi dari sini!" Davin menatap tajam gadis cantik yang kini sedang tersenyum mengejek padanya, tidak bisakah setiap pagi gadis cantik itu tidak mengajaknya bertengkar dan membuat darahnya mendidih panas.

Oh God... Davin sudah mengeluarkan taringnya dan siap menghabisi mangsa menjengkelkannya.

"Ah ya ampun lo gemesin banget sih Davina. Inikah sikap asli lo!" Cibiran gadis cantik itu membuat Davin marah.

"Berhenti membuatku kesal, kamu sungguh...!" Kedua tangan Davin mengepal.

Dengan kasar Davin menendang ember yang ada di depannya, membuat Anastasya Flara Wijaya (21thn) atau yang biasa dipanggil Flara membelalakan matanya.

"Ooh... Siaga satu Mamaaaaaaa" Gadis cantik itu berteriak histeris dan berlari masuk kedalam rumah dan itu sukses membuat Davin menggeram tertahan.

Marah! Tentu saja, pagi indahnya selalu berakhir buruk karena tingkah menyebalkan Flara yang selalu saja membuat moodnya seketika drop.

"Aarrghh kapan dia tidak membuatku kesal dan menyusahkanku!" Davin masuk ke dalam rumah.

Ia melihat Flara kini sedang duduk manis bersama Lena dikursi meja makan. Namun pria itu tidak mau mempedulikannya. Dia lebih memilih melanjutkan langkahnya menuju kamar.

"Apa kalian bertengkar lagi?" Tanya Lena, wanita paruh baya yang masih terlihat cantik diusianya yang semakin matang itu menatap tajam putrinya.

Flara mengangguk cuek. "Seperti biasa, Mama juga tau!" Flara mulai memakan sandwich yang dibuat Mamanya, ia tidak perlu menjelaskan alasannya karena Lena pasti sudah tau alasannya apa, terlebih Lena juga mendengar teriakan histeris Flara yang memanggilnya tadi.

"Sampai kapan?"

"Sampai aku lelah Mama sayang, dan please berhentilah mengomeliku, lagian ini juga salahnya!" Sahut Flara sinis, lalu melempar tatapannya kearah lain. Namun helaan nafas sang Mama membuat Flara kembali menatap Lena. "Maaf Mah" sesal Flara sambil menggenggam tangan Lena.

Lena hanya diam.

"Oya Ma, Papa mana?" Flara mencoba mengalihkan pembicaraan.

Perlahan Lena tersenyum hangat. "Papamu sudah pergi pagi-pagi sekali" Jawab Lena.

Setelahnya Flara tak lagi menanyakan apapun, yang gadis itu lakukan hanya mengangguk lalu melanjutkan sarapannya.

DaFLa [Davin & Flara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang