Chapter 12

6.9K 1.1K 22
                                    

Dua hari kemudian...

Sebuah pesta digelar di hotel mewah yang dihadiri banyak tamu terutama dari kalangan pembisnis muda.

Ballroom hotel sudah didekorasi sedemikian rupa dan menampilkan kesan mewah untuk merayakan ultah perusahaan Andra.

Flara tampak anggun dengan gaun pesta tanpa lengan berbahan brokat bermotif bunga dan sulur berwarna keemasan. Dimana bagian belakang gaun dibuat lebih panjang dari pada bagian depannya. Ia berjalan dengan anggun lengkap dengan senyum dibibir yang tak pernah lepas dari wajah cantiknya, ditambah lagi ia kini di gandeng mesra oleh Davin.

Kehadiran mereka menjadi pusat perhatian dan tak jarang orang-orang yang memperhatikan mereka, memuji keserasian Davin dan Flara.

"Tenang sayang, aku selalu bersamamu" Bisik Davin. Walaupun Flara terlihat tenang tapi ia tau sebenarnya Flara sangat tegang dibalik senyum indahnya.

"Jangan lepaskan tanganmu, aku nggak tau apa yang akan terjadi di sini kalau kamu sampai membiarkanku sndiri" Pinta Flara.

Davin tersenyum hangat dan mengecup dahi Flara.

Tanpa mereka sadari seketika suasana menjadi riuh karena aksi Davin tadi. Kasak-kusuk tentang mereka semakin keras terdengar dan itu sukses menarik perhatian Qian.

Gadis itu menatap nyalang Flara yang tampak mesra dengan Davin.

Dengan tenang Davin mengajak Flara menghampiri kedua orangtuanya yang kini tengah menatap tajam padanya dan juga Flara.

"Mah" Davin memeluk Nena dan mengecup dahi Nena lalu berganti memeluk Andra yang dibalas pelukan dan tepukan pelan dipunggung.

"Mama senang kamu datang" Ucap Nena lalu melirik Flara. "Tapi Mama tidak suka kamu datang dengannya"

Flara yang hendak menyapa Nena seketika nyalinya menciut tapi gadis itu tetap tersenyum ramah pada kedua orangtua Davin.

"Jangan mulai Mah, Mama bahkan belum mengenal Flara" Tegur Davin dingin, tangannya tak pernah lepas dari Flara dan itu membuat Qian yang berdiri di samping Nena mendengus kesal.

"Sudahlah Mah, di sini banyak orang, jangan menarik perhatian yang nantinya akan merugikan kita" Ucap Andra sambil merangkul pinggang Nena. "Kalian nikmatilah pestanya tapi nanti kita akan bicara" tambah Andra sebelum akhirnya membawa Nena pergi dan menyalami rekan bisnisnya.

Flara terdiam dan Davin mengecup pelipis Flara.

"Maafkan mereka sayang" Davin memeluk Flara dari samping dan Flara mengusap lengan Davin.

"Mereka hanya belum mengenalku," ucap Flara, gadis itu tidak mau goyah, Davin saja bisa bertahan kenapa ia tidak! "Aku gapapa sungguh." Flara tersenyum lembut menenangkan hati Davin dan seketika Qian berdiri dengan kesal di hadapan Flara bahkan jarak mereka sangat dekat.

"Ikut aku!" Tanpa aba-aba Qian menarik Flara menuju sudut ruangan yang tampak sepi. Dan Davin, tentu saja pria itu langsung mengikuti Flara dan Qian.

"Mau kamu apasih?" Desis Flara sinis sambil menghentak tangan Qian hingga terlepas dari pergelangan tangannya.

"Apa semuanya belum jelas? Kenapa kamu sangat membuatku kesal? Bukankah sudah jelas kamu bahkan tidak disukai, dan lihat apa kamu bisa merebut perhatian om dan tante? Tidak kan?" Qian meninggikan suaranya dan membuat Flara menghela nafas.

"Ternyata kamu tidak lebih dari gadis yang sangat menyedihkan, kamu tau Davin sama sekali tidak mencintaimu tapi kamu... Astaga!!" Flara menggelengkan kepalanya sedangkan Qian menatap nyalang Flara.

"Tutup mulutmu gadis sialan!"

"QIAN" Bentak Davin tak terima, emosi Davin tersulut karena ucapan Qian.

DaFLa [Davin & Flara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang