Chapter 8

6.9K 1.2K 21
                                    

Malampun tiba, namun hingga sekarang Davin belum juga menampakan batang hidungnya dan itu membuat Flara sangat gelisah menunggu kepulangan Davin.

"Tenanglah sayang, Davin pasti pulang" Ucap Lena sambil mengelus puncak kepala Flara.

Ting Tong...

"Itu pasti Davin"

Mendengar bunyi bel pintu Flara langsung berlari menuju pintu utama, namun sayang begitu pintu dibuka yang Flara lihat bukanlah Davin.

"Kalau Davin pasti langsung masuk sayang" Seru Lena yang terlambat mengatakannya. Dan kini Lena pun terlihat terkejut melihat empat lelaki bertubuh besar dan berwajah sangar
berdiri tepat di depannya.

"Siapa kalian?" Tanya Flara dingin.

Ke empat tamu yang tak di undang itu tersenyum sangat mengerikan pada Flara dan Lena.

"Siapa kami tidak penting, yang jelas kami kesini untuk mengusir kalian" Jawab salah satu dari mereka.

"Kalian gila!!" Flara tak terima, tentu saja, orang gila mana yang datang dan dengan seenak jidatnya mengatakan ingin mengusir pemilik rumah.

"Kenapa memang kalau gila?"

Suara itu... Flara sangat mengenal suara itu dan astaga...

"Gio!" Flara mengerjapkan matanya lalu menatap tajam Gio.

"Kenapa? Apa kamu kaget? Inilah akhibatnya kalau kamu bermain-main denganku" Ucap Gio diiringi senyum mengejek pada Flara.

Flara menegang kaku. Apa yang di bicarakan pria ini? "Apa maksudmu?"

"Oh jadi ayahmu belum mengatakannya? Astaga rumah ini sudah berpindah tangan dan
sekarang ayahku-lah pemilik rumah ini jadi sekarang aku mau kalian semua meninggalkan rumah ini" Gio menggertakan giginya marah. Pria itu mendekati Flara lalu mencengkram kedua lengan Flara. "Kecuali kalau kamu mau kembali padaku. Kamu dan keluargamu aku ijinkan tetap tinggal nyaman disini" Bisik Gio.

Flara mendengus jengkel. "Apa kamu pikir kamu bisa mengancamku?!" Kemudian menepis tangan Gio.

"Jangan dengarkan dia sayang" Lena akhirnya membuka suara dan menarik Flara menjauh dari Gio.

Pria itu terlihat sangat marah. Dengan arogannya Gio menyuruh orang-orangnya masuk.

PRANGG!!

Lalu dalam hitungan detik guci besar dan vas bunga yang ada di dalam rumah hancur berserakan mengotori lantai.

Flara terdiam begitupun dengan Lena, mereka semua menghancurkan barang-barang yang bisa mereka jangkau.

Lena membulatkan matanya, dalam sekejap rumahnya benar-benar berantakan. "Apa yang kalian lakukan hentikan!" Teriak Lena. Kepanikan tergambar jelas diwajahnya, ditambah lagi sang suami juga belum pulang.

"Apa yang kami lakukan? Astaga tante, apa tante tidak lihat kami sedang apa? Kenapa tante masih bertanya" Ucap Gio tidak sopan, pria itu terlihat mengerikan dengan seringaian yang tidak sama sekali enak dipandang.

Flara menatap nyalang Gio. "Cukup, apa maksudmu kalau rumah ini sudah berpindah tangan?"

Gio mendekati Flara lalu mencolek hidung mancung Flara. "Aku yakin ayahmu pasti tidak pernah cerita kalau selama ini perusahaannya sedang mengalami krisis dan berada diujung tanduk, tapi karena bantuan ayahku maka perusahaan ayahmu terselamatkan. Tapi sayangnya sekarang rumah ini menjadi hak ayahku dan aku berhak mengusir kalian kapanpun" Jelas Gio besar kepala.

Flara terdiam dan Lena kembali menarik Flara menjauh dari Gio. "Rumah ini memang sudah berpindang tangan tapi bukan berarti..."

"Nah itu tante juga sudah tau, jadi mari kita buat kesepakatan, kalau tante dan om mau tetap hidup nyaman, maka nasehati Flara, atau lebih tepatnya paksa Flara agar Flara mau kembali padaku!" Tukas Gio memotong ucapan Lena.

DaFLa [Davin & Flara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang