Chapter 14

7.2K 1.1K 15
                                    

Selama perjalanan ke kampus Flara terus diam dan itu membuat Davin kesal sendiri.

"Apa kamu ingin aku benar-benar menjauhi Qian?" Tanya Davin akhirnya.

Flara menghela nafas dan menoleh menatap Davin. "Bukan itu maksudku, aku hanya nggak mau kamu terlalu bersikap manis dan memanjakannya, aku tau kamu tulus menyayanginya sebagai adik, tapi Qian justru melihatmu sebagai laki-laki dewasa yang dicintai bukan kakaknya" Jelas Flara. Dan suasanapun kembali hening.

Cukup lama keduanya terdiam sampai akhirnya Flara pun berucap.

"Sudahlah lupakan saja!"

"Melupakan apa?" Tanya Davin dengan lugunya.

"Astaga... Kamu benar-benar!" Flara menggeram kesal dan memalingkan wajahnya kearah lain.

"Maaf sayang, aku tau kamu tidak terlalu nyaman dengan kedekatanku dengan Qian, tapi menurutku Qian seperti itu karena dia hanya mengenal tiga sosok lelaki yang selalu menjaganya, ayahnya, aku dan Papa, itu kenapa dia selalu mencari perhatian dariku dan beranggapan disaat aku sudah menikah dia pasti akan benar-benar kehilanganku" Jelas Davin.

"Tapi itu sudah seharusnya, kalau Qian tidak bisa menempatkan dirinya dengan baik, sudah pasti kita akan selalu bertengkar karena dia" Flara menatap kesal Davin. Tapi detik berikutnya ia menghela nafas panjang. "Ya Tuhan bagaimana cara menyadarkan setan kecil itu" Batin Flara, walau bagaimanapun Qianlah yang tidak bisa menempatkan diri bukan Davin, hanya saja sikap Davin kadang berlebihan pada Qian dan itulah yang membuatnya kesal. Qian memang jauh lebih muda darinya tapi sikap gadis itu selalu berhasil membuat darahnya mendidih panas.

"Sudah sampai" Davin mengusap sayang puncak kepala Flara.

Flara mengerjap kaget. "Kamu nanti jemput aku kan?" Tanya Flara setelah ia berhasil menguasai dirinya.

Davin tersenyum dan mengecup dahi Flara. "Tentu sayang, dan ingat jangan berpikir yang tidak-tidak"

Flara hanya diam sambil memutar bola matanya malas. "Bagaimana kalau aku memikirkan pria lain?" Goda Flara, ia ingin tau apa tunangannya ini akan mengomelinya atau tidak.

"Terserah!" Dan seketika jawaban Davin membuat Flara membulatkan matanya, dengan kesal gadis itu keluar dari mobil tanpa menoleh pada Davin.

☆☆☆

Setelah pertengkaran tadi pagi dan Davin tetap menepati ucapannya menjemput Flara di kampus, malamnya Flara memutuskan untuk berkumpul bersama teman-temannya disebuah club.

Awalnya Flara memang tidak mau, tapi karena teman-temannya memaksa dengan dalih untuk merayakan pertunangannya dengan Davin, mau tidak mau Flara pun kini terdampar di club malam bersama teman-temannya, siapa lagi kalau bukan Sella, Ule, Enzy dan Aurel pun juga ikut, tentunya tanpa Gio.

"Bersulang" Seru Enzy riang, gadis itu mengangkat gelasnya yang langsung di ikuti oleh Flara dan yang lainnya.

Flara bahkan tidak tau kalau minumannya sudah dicampur alkohol, walau kadarnya tidak tinggi tapi itu membuat Flara ingin terus meminumnya.

"Astaga kenapa aku mulai pusing" gumam Flara, entah sudah berapa gelas yang diminumnya, dimatanya apa yang diminumnya terlihat seperti orange jus biasa tapi malah membuat kesadarannya mulai menipis.

"Hai..."

Flara mendengar suara seorang pria menyapanya, pria tinggi dengan rambut sedikit ikal kini mendekatinya.

"Boleh kenalan"

Flara hanya terdiam dan ia yakin ia sudah mabuk.

Ule menarik tangan Flara untuk menghindari pria itu.

DaFLa [Davin & Flara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang