Chapter 3

6.5K 1.2K 21
                                    

Davin merasa ia kalah, dan mungkin ia tidak memiliki ruang dihati Flara.

Dimata gadis itu, ia tak lebih berarti dari Gio. Meskipun ia meminta Flara untuk tetap tinggal, namun dengan mudah Flara menolaknya dan tetap menemui Gio.

Menghela nafas Davin menyembunyikan dirinya dibawah selimut, dan sekarang ia benar-benar sendirian tanpa siapapun yang menjaganya ataupun mengkhawatirkannya.

Sementara itu, tanpa memikirkan Davin, Flara berlari keluar dari rumah Davin dan begitu sampai di depan kompleks ia langsung menyetop taxi yang kebetulan lewat tepat pada saat nafas Flara mulai ngos-ngosan. Entah apa yang ada di dalam pikiran gadis itu tapi Flara terlihat tidak bisa lagi berpikir dengan jernih.

Begitu sampai di rumah sakit, Flara bergegas ke ruang rawat Gio.

"Yank" Gio tersenyum cerah menyambut kedatangan Flara yang terlihat panik.

Dan Flara, gadis itu terdiam mematung di ambang pintu.

Flara melihat beberapa memar diwajah pria itu dan telapak tangan kanannya pun terbungkus perban.

"Yank, kenapa diam? Kemarilah" Gio mengulurkan tangannya pada Flara dan perlahan Flara pun mendekat ke Gio.

"Jadi kamu gapapa?" Pertanyaan Flara membuat Gio tersenyum.

Flara duduk ditepi ranjang.

"Hanya luka ringan"

"Bagaimana bisa?" Dahi Flara berkerut, sebenarnya ia merasa ada sesuatu yang salah.

"Aku nggak fokus nyetir dan menabrak pohon, dan itu karena aku terlalu memikirkanmu, tapi aku senang sekarang kamu ada disini" Jelas Gio.

Flara hanya diam, sedangkan Gio tersenyum dan mengecup pipi Flara.

"Aku mohon maafkan aku, bertengkar denganmu membuatku gak tenang" Bisiknya.

Flara menghela nafas. Ia mengangguk kaku. "Sudahlah, kita bicarakan nanti, sekarang lebih baik kamu tidur"

"Tapi kamu akan tetap disini kan? Yank, aku gak mau kamu tinggalin loh! Lagian besok juga aku sudah diijinkan pulang" Gio mulai merajuk dan sekali lagi Flara pun mengangguk.

"Tentu aku akan tetap disini, jadi tidurlah" Ucap Flara.

Gio mengecup dahi Flara. "Terima kasih yank" Ucap Gio.

Flara tak menyahut, gadis itu menatap datar Gio.

☆☆☆

Keadaan Davin semakin memburuk. Davin tidak lagi kuat.

Jujur saja ia masih mengharapkan Flara datang, paling tidak setelah menemui Gio, Flara akan kembali lagi.

Tapi ternyata Flara tak kunjung datang juga, tubuh Davin sudah terlalu lemah untuk turun dari tempat tidur.

Tubuhnya menggigil dan suhu tubuhnyapun mulai panas, bukan hanya kepalanya yang sakit, tapi sekarang seluruh tubuhnyapun sakit.

Namun walau begitu hatinya jauh lebih sakit, lengkap sudah apa yang dirasakannya dalam kesendirian. Flara bahkan tidak mendengar jerit kesakitannya.

Flara yang ia harapkan bisa ada di sampingnya, tanpa menoleh kearahnya justru pergi begitu saja meninggalkannya, padahal dalam keadaan sakit pria itu tetap mengkhawatirkan Flara dan menyusul Flara ke club, tapi sekarang ia sendirian. Wajahnya pucat pasi dengan bibir membiru, lingkaran matanya pun terlihat hitam.

"Flara..." Dengan bibir bergetar, pria itu terus menerus menyebut nama Flara, namun yang disebut mungkin sama sekali tak memikirkannya.

Pria itu terlihat semakin menyedihkan tanpa ada siapapun disana.

DaFLa [Davin & Flara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang