Chapter 7

7.2K 1.1K 23
                                    

Flara menumpahkan tangisnya dalam pelukan Davin.

Davin menghela nafas. "Apa sebegitu berartinya Gio hingga kamu seperti ini?" Davin melepas pelukan Flara dan memberikan ice cream coklat yang dipegangnya ketangan Flara.

"Bukan itu, Dav. Aku pikir kamu sudah pergi... Hiksss" Flara menjilati ice cream coklat pemberian Davin dengan lelehan air mata dipipinya.

Davin menggelengkan kepalanya. Ia mengecup kedua kelopak mata Flara. "Dasar! Bisa gak sih serius sedikit heum?" Davin mencubit gemas hidung mancung Flara.

Flara sontak menatap manja Davin. "Tapi ini enak, aku gak bisa mengabaikannya!" Jawab Flara.

Davin bedecak kesal. Ia merangkul pinggang Flara menuju lift. Dan Gio yang baru saja keluar dari unit apartemen Aurel menatap marah Davin dan juga Flara, pria itu benar-benar tidak terima dengan apa yang baru saja terjadi padanya.

"Kamu akan tau siapa Gio sebenarnya Flara!!" Geram Gio dengan tangan mengepal erat, lalu kembali masuk kedalam unit apartemen Aurel.

☆☆☆

Di basement, Flara terdiam di samping mobil.

"Kenapa lagi? Apa kamu mau membuatku kesal dengan mengatakan kalau kamu menyesal sudah putus dengan Gio?" Davin mendelik tajam menatap Flara.

Flara menghela nafas, kemudian mendekat memeluk Davin. "Ayo kita bercinta"

"Apaaaaaaaa?" Davin memekik histeris, membuat Flara refleks menutup kedua telinganya. "Apa kamu bilang? Astaga sayang kamu demam" Davin menempelkan punggung tangannya didahi Flara.

Flara mendengus kuat dan menepis tangan Davin. "Ish aku baik-baik saja. Ayo kita bercinta... Dav, ayoooo!" Flara menarik-narik lengan Davin seperti anak kecil yang minta dibelikan mainan baru.

Davin yang tidak habis pikir mengerutkan dahinya bingung. "Sayang sebenarnya ada apa denganmu? Apa yang terjadi di dalam?" Tanya Davin sambil mengelus pipi Flara.

Bibir Flara mengerucut sebal. "Aku takut kehilangan kamu. Ayo bercinta!" Rengek Flara manja

Davin melotot. Sementara Flara meringis, nyalinya tiba-tiba saja menciut. jujur ucapan Gio tadi sukses mengganggu Flara. Itu kenapa Flara mendadak error dan semakin ketakutan kehilangan Davin.

Flara takut Davin akan berpaling darinya dan ia tidak mau hal itu terjadi.

"Sayang dengarkan aku, lebih baik kita pulang okay?" Davin menuntun Flara masuk ke dalam mobil.

Flara menarik tangan Davin. Kepalanya menggeleng pelan. "Aku ingin bercinta denganmu. Apa kamu nggak mau? Apa aku begitu buruk sampai kamu nggak mau, iya Dav?" Tuntut Flara, urat malu gadis itu seakan putus apalagi ucapan Gio terus terngiang ditelinganya.

Davin menghela nafas sabar lalu mencium lembut bibir Flara. "Asal kamu tau, aku juga sangat ingin sayang tapi..."

"Kalau begitu ayo lakukan!" Potong Flara cepat. Detik itu juga Davin membungkam Flara dengan ciuman manis lalu menangkup wajah Flara dengan kedua telapak tangannya.

"Sayang!"

"Dav, ayoooo!" Flara kembali merengek dan Davin tak henti-hentinya menghela nafas.

Inilah sosok Flara yang sangat jarang diketahui orang lain, gadis polos yang meminta sesuatu tanpa pikir panjang dan suka merajuk padanya, bahkan kelakuannya terkadang lebih kekanakan dari anak TK, tapi itu hanya berlaku di depan Davin. Dan saat ini Davin lebih memilih berhadapan dengan Flara yang jutek, selalu mengajaknya berdebat ketimbang Flara yang merengek dan minta bercinta, walaupun tidak munafik Davin juga menginginkannya.

DaFLa [Davin & Flara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang