Snow And Water – chpter 1
Kupercepat langkah kakiku saat kulirik jam tanganku. Pukul 08.50 am.Sepertinya aku akan sedikit telat kali ini dan mendapat sedikit “sarapan pagi” dari sepupuku. Tak kuperhatikan jalanan di depanku saat ponsel dalam tasku bernyanyi . sebuah lagu dari Westlife “Flying Without Wings” tidak berhenti memanggilku untuk segera diangkat . Sial ! karena panik akan terlambat aku kesulitan menemukan ponsel dalam tasku sendiri . Ditambah lagi dengan gerakan jalan cepat ini . Disaat yang bersamaan saat ku temukan ponselku dan mngangkat panggilannya..
BRUK! Aku seperti menabrak sesuatu hingga membuatku terjatuh .
Saat ku mendongak , kulihat ada tangan sebuah tangan yang terulur untuk membantuku berdiri. Tak kulihat orang yang mengulurkan tangan untuk ku, namun ku perhatikan sekeliling bawahku untuk mencari ponselku . Ah , itu dia ! Kuraih dengan cepat ponselku dan melihat kondisinya. Mati! Karena batterei yang terlepas. Aduh aku sampai lupa dengan orang yang ku tabrak dan menolong ku berdiri . Ternyata dia masih berdiri disana . Memandangku dengan tatapan dingin . Tanpa ekspresi .
“Maaf , aku gak sengaja, “ kataku mencoba meminta maaf . tak ada jawaban darinya . Ia hanya memandangku dengan mata birunya yang dingin . Ia berlalu begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tiba tiba aku teringat sesuatu. Kulirik jam tanganku kembali . Ya Tuhan ! 08.55 am. Aku benar benar akan dapat sarapan pagi. Aku sedikit berlari menuju toko ku yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari tempat terjadinya insiden pagi ini . dan kali ini aku benar benar akan memperhatikan jalan ku agar insiden tari tidak berulang .
Ah iya , aku lupa . Perkenalkan , namaku Sarah Brown McClarry . aku bekerja di sebuah toko accessories dan barang branded. Actually , that’s my store. Toko yang ku bangun bersama sepupuku , Zenith . Dan hari ini aku terlambat datang karena kebodohan yang ku buat di pagi hari. Menabrak seseorang di perjalanan menuju store. Sebenarnya itu tidak perlu terjadi jika saja aku tidak terburu buru pagi ini.
Dan benar saja . Zenith sudah menunggu ku dengan memasang wajahnya yang seperti harimau siap memangsa buruan nya. Dengan tangan yang dilipat di dadanya , ia menyambutku,
“Kamu tau sudah jam berapa ini ? ini sudah siang dan kita sudah terlambat untuk membuka toko! Memang seberapa jauh dari flat mu ke sini hah?! Dan lagi, kenapa kamu jalan kalau tau jam sudah mepet?!” Zenith menceramahiku tanpa bernafas . Well sebenarnya aku lebih suka memanggilnya Zee.
“Iya , aku tau, maaf kan aku Zee. Billy tidak mau lepas dari gendonganku karena sedang ngambek dengan ibunya . kamu tau sendiri kalau billy lagi ngambek kayak gimana. .”
“Yah tapi kan gak harus jalan kaki sayang..?”
“aku hanya ingin olahraga pagi! Aku fikir aku tidak akan terlambat karena aku sudah bangun sejak pukul 05.30.! dan aku sudah datang ke yayasan pagi pagi sekali! Siapa yang mengira saat tiba disana ternyata Billy sedang bad mood dan di perjalanan aku menabrak seseorang ?maafkan aku karena keterlambatanku,”ucapku membela diri sambil tanganku memutar anak kunci untuk membuka pintu toko kami .
“baiklah, dimaafkan. Karena billy juga kan..” Zee tersenyum. Aku membalas senyumannya dan kami pun segera bersiap untuk memulai aktifitas kami .
Aku dan Zenith memulai usaha ini sejak setahun yang lalu. Membuka sebuah toko pernak pernik dan accessories khusus nya yang bernuansa Bali serta beberapa barang branded . kami membuka toko kami di pinggiran Kota Galway, kota kecil di barat Irlandia . Aku menyukai Bali dan semua tentang Bali. Daerah nya, seni budaya nya dan semuanya. Zenith juga menyukainya . kami sudah beberapa kali berkunjung kesana dan mengenal beberapa pengrajin di sana. Mengingat nama bali yang sudah tersohor ke seluruh penjuru bumi , dan tidak semua orang berkesempatan berkunjung kesana , maka dengan bermodal nekat kami mencoba menghadirkan nuansa Bali di sini. Dan hadirlah toko ini. SaZe Bali . Sebuah toko yang tidak terlalu luas dan sengaja kami design sedemikian rupa hingga mendatangkan nuansa bali yang alami. Mulai dari Fountain di sudut ruangan yang menghadirkan suara gemericik air yang sendu, hingga aroma terapi khas bali yang sengaja kami hadirkan disini . Barang barang nya pun sengaja kami datangkan langsung dari Bali. Dari beberapa pengrajin yang kami kenal , mereka bersedia bekerja sama dengan kami untuk melakukan kegiatan ekspor import bersama kami. Dan kami juga bekerja sama dengan beberapa supplier di sana . aku mengelola toko ini berdua dengan Zee dan dibantu 4 orang karyawan.
“Oh ya , tadi kamu bilang ada insiden , apa?”Tanya Zee saat aku mulai menyapu lantai yang kotor. Sedangkan dia membersihkan counter cashier . Karyawan kami tidak ada yang kami izin kan untuk mengelola counter keramat itu. Mereka membantu kami untuk melayani pengunjung. Dan kami split mereka menjadi 2 shift. Pagi dan siang .
“Aku menabrak seseorang sampai jatuh dan ponselku terlepas dari tanganku hingga battere nya lepas dari rumahnya, dan kamu tau semua itu gara gara panggilan mu yang gak berhenti ,” ucapku sambil tersenyum.
“dan itu gak akan terjadi kalo kamu bawa mobil ,”
“hey , aku hanya ingin olahraga pagi ingat?”
“kamu bisa lakukan itu di hari liburmu , Sarah ,”
“kamu tau aku Zee , dan aku gak perlu jelasin lagi apa yang aku lakukan di hari libur ku, “ ucapku seraya mengembalikan alat kebersihan ke tempatnya dan mulai merapikan beberapa rack display yang berantakan. Yah hari libur. Sepertinya aku membutuhkan nya. Tapi jarang sekali aku mendapatkan nya. Setiap hari libur yang kuambil dri tokoku, aku selau bermain seharian di yayasan. Selain bekerja di toko ini , aku pun menjadi relawan di sebuah yayasan social untuk anak anak penderita kanker . Setidaknya sedikit menghibur mereka membuatku terhibur. Meskipun aku tidak tau banyak tentang penyakit itu , dan dalam catatan keluarga tidak ada yang pernah ataupun memiliki penyakit itu ,namun, aku merasa bahagia bila melihat mereka tersenyum. Entah kenapa hatiku tergerak untuk melakukannya.
Pintu store kami terbuka , dan itu adalah customer pertama kami. Sedikit kegaduhan dibuat oleh 2 orang yang memasuki toko kami ini dan mereka langsung menuju bagian lukisan.
“Kamu harus bantu aku Ci, aku bingung harus membelikan kado apa untuknya, “ Ujar seseorang yang agak tinggi dengan rambut pirang.
“Hei, dia pacarmu , kamu ingat itu, “jawab seorang lagi yang tingginya hampir sama dengan orang pertama yang bicara, hanya rambut nya saja yang berwarna coklat dan sedikit lebih pendek, mungkin hanya berbeda 3 atau 4 centi .
“Tapi , dia orang yang sangat menyukai hal hal yang klasik , dan aku sama sekali gak ngerti tentang hal kayak gitu,”
“kamu pikir aku ngerti?”
“yah setidaknya berilah aku saran sedikit,” ujar laki laki pertama. Dan mereka mengakhiri pertengkaran mereka dengan melanjutkan memilih beberapa lukisan. Di lihat, di ambil , lalu di letakkan kembali, begitu berulang ulang .
Tapi tunggu dulu. Seperti nya aku mengenal salah seorang dari mereka . Tapi dimana , aku pernah bertemu dengan nya?. Aku mencoba mendekati mereka dan perlahan kuperhatikan wajahnya.Ya, aku sepertinya mengenal nya….siapa dia..??
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Egan Story
FanfictionTerispirasi dari FanFiction Trilogi The Rose karya kak Maria 'Keavy Collins'....karena jatuh cinta dengan salah satu anaknya yang bersikap dingin namun menjadi panutan bagi adik adiknya...tekanan di hidupnya... This is just 'Another Egan's Story'...