Chapter 8

218 8 0
                                    

Aku masih belum percaya. Aku menemani seorang Ciaran Egan!. Entah apa yang ada dipikiranku hingga aku bersedia menemaninya makan sore ini. Makan sore yang aneh. Ia bahkan tidak mengucapkan sepatah katapun!. Aku seperti patung disini. Dan aku tidak tau apa yang harus kukatakan. Aku speechless tiap kali dekat dengan Ciaran. Kali ini aku benar benar menjadi patung. Kualihkan pandanganku pada buku novel yang masih kupegang. Hanya untuk sekedar mengusir kesepianku yang menemani Ciaran makan dan tidak mengajakku bicara. Yah paling tidak dia sudah menganggapku teman saat ini. Entah besok. Aku menghela nafas panjang. Baiklah, aku benar benar mengantuk sekarang. Aku menutup buku , meraih tasku, dan bangkit dari tempat dudukku.

“hey, kamu mau kemana? Aku belum menghabiskan makananku dan kamu udah mau pergi?”Ciaran menoleh ke arahku.

“kamu bahkan gak bicara padaku,”aku menjawab tak kalah dinginnya. Sejujurnya aku benar benar tidak tau apa yang kurasakan saat ini. Ciaran tersenyum. Senyumnya! Baiklah , aku meleleh sekarang.

“tunggulah sebentar lagi. Aku tidak terbiasa bicara saat makan,”jawabnya. Aku tidak tau ada magnit apa. Yang jelas aku kembali duduk dan menemaninya makan. Kuharap aku tidak lagi menjadi patung sekarang. Kulirik nampan makanan nya. Sudah habis. Ia mengambil sebuah tissue untuk membersihkan mulutnya. Aku memandangnya. Dan ia balas memandangku. Aku hanya berharap ada obrolan kali ini.

“aku sudah selesai. Tadi kamu mau pulang kan? Ayo ,” Ciaran bangkit dari duduknya. Pergi meninggalkanku sendiri yang masih terbengong dengan sikapnya. Itu saja? Kalau tau begini aku tidak akan menemanimu makan sore ini Ci.kamu bahkan gak ngucapin terima kasih sama aku. Aku masih tidak beranjak dari tempat dudukku. Huh! Buat apa aku pikirkan dia. Sebaiknya aku pulang sekarang. Aku berjalan menuju mobilku yang terparkir di pinggir jalan. Agak jauh memang dari tempatku makan tadi. Aku agak terkejut saat ku dapati seseorang duduk di atas sepeda motor. Namun bukan itu yang membuatku terkejut. Tapi merek motor yang digunakannya yang membuatku tidak bernafas. Ducati Desmosidici! Jenis motor yang sama dengan yang digunakan Casey Stoner! Harga motor itu ,gila! Apa yang dilakukan orang itu di sebelah mobilku?

Aku mendekatinya dengan nafas tertahan. Antara kaget ( karena melihat motor itu dari dekat ), dan curiga dengan orang yang menungganginya. Saat aku sudah berada di sebelah mobilku, aku memandang orang itu. Ia membuka helm full face nya dan, Ya Tuhan! Itu Ciaran! Ci, bisakan kamu gak buat aku kaget setiap kali aku ketemu sama kamu?

“terima kasih karena sudah menemaniku makan sore ini,”. Dan dia pun mengenakan kembali helm nya dan melajukan motornya meninggalkan ku.

“dan terima kasih juga sudah membuat jantungku menjadi gak karuan,Ci” gumamku. Aku pun meluncur pulang.

**

Tiba dirumah aku langsung masuk kamar dan tertidur. Aku benar benar mengantuk, karena setelah olahraga pagi tadi aku belum istirahat. Aku terbangun saat makan malam dan kamipun makan bersama. Tentunya disertai dengan kejahilan Dylan dan Evan

**

Sudah seminggu aku berada di Sligo. Aku akan kembali ke Galway hari ini. Kembali bekerja di tokoku dan bertemu dengan anak anakku di yayasan. Aku berpamitan pada orang tuaku dan Dylan juga Evan.

Sampai di Galway, aku tidak langsung pulang ke flatku. Aku mampir dulu ke yayasan. Aku tidak sabar untuk memberikan buku buku ini pada anak anak. Tiba di yayasan aku disambut oleh pelukan dan ciuman dari anak anak. Mereka berhamburan ke arahku. Tidak terkecuali Billy. I miss my baby so much! Kucium pipinya dengan gemas.

“Sarah bawa oleh oleh apa?” tanyanya.

“hhhmmm…apa yah?mau bongkar isi tas sarah?” aku menunjukkan sebuah tas yang berisi penuh buku cerita. Aku menurunkannya dari gendonganku dan berjongkok untuk menyamakan tinggiku dengan mereka. Mereka dengan antusias membongkar tasku. Masing masing bersorak karena menemukan buku buku yang mereka sukai. Ada yang berebut, ada yang langsung asik membolak balik buku nya, dan Bill, dia menunjukkan satu buku padaku.

“sarah, Bill suka kuda. Sarah bacakan ini untuk Bill ya,” ucapnya sambil menyodorkan sebuah buku. Ensiklopedia kuda. Buku yang di pilihkan Ciaran untukku. Aku tersenyum mengingatnya.

“billy suka kuda?baiklah sini Sarah bacakan untuk Bill,” aku kembali menggendongnya. Kulihat Grace duduk di sofa, di salah satu sudut yayasan sambil membaca buku.

“hai Grace,”

“oh, hai Sarah. Kapan kamu kembali?”

“baru saja. Aku langsung menuju kesini. Aku merindukan mereka,”

“dan Billy sangat merindukanmu,”Grace tersenyum. Aku mendudukkan Bill di pangkuanku dan mulai membuka bukunya. Sesaat aku menoleh pada Grace yang tersenyum melihat mata Billy bersinar saat melihat gambar kuda.

“anakmu menyukai kuda , Grace,” kataku. Grace hanya mengangguk dan membisikkan sesuatu padaku. Aku tersenyum mendengar idenya. Ide yang bagus Grace. Aku yakin Billy akan menikmati harinya minggu besok.

**

Hari Minggu pagi. Hari ini aku ada janji dengan Grace dan Jhonatan untuk mengajak Billy ke Clifden. Ada istal kuda yang bagus disana. Dan disinilah kami sekarang. Errisslannan Riding Center.

Kami berkeliling sebentar untuk melihat lihat. Billy tidak berhenti berlari dan sangat bersemangat sekali. Aku dan Grace berjalan perlahan sedangkan Jhon sibuk mengejar Billy yang tidak berhenti berlarian. Kami menyewa sebuah kuda kecil beserta pelatihnya untuk Billy. Ia senang sekali. Aku , Grace , dan Jhon tersenyum bahagia. Billy seakan lupa apa yang sedang dialaminya. Saat sedang memperhatikan Billy dari kejauhan, aku menangkap sosok sesorang yang tidak asing bagiku. Kuperhatiak lagi dan kuharap kali ini aku salah. Tapi tidak! Itu benar dia! Itu Ciaran!

Sepertinya dia tidak melihatku. Ia asyik dengan kudanya. Tidak berapa lama ia turun dari kudanya dan mengembalikan kuda itu pada pelatih nya. Saat aku sedang asik memperhatiak Ciaran, Grace mengejutkanku.

“Titip Billy sebentar ya, sepertinya aku harus ke toilet dan Jhon akan membelikan minuman untuk kita,”ucapnya. Aku mengangguk. Pandanganku kembali ke tempat Ciaran tadi. Dia sudah menghilang. Aku menghela nafas. Mungkin benar, aku hanya salah lihat.

“sedang apa disini?” suara itu. Aroma ini. Aku menoleh dan Ciaran kini sudah duduk dan menikmati minumnya. Benar kan. Ia selalu membuatku kaget!

“huh?” hanya itu yang keluar dari mulutku. Pandangannya terlihat jauh. Tak kujawab pertanyaannya. Hingga ia menoleh padaku dan matanya mengajukan pertanyaan yang sma membuatku sadar.

“oh, nnngggg…aku hanya menemani anakku berkuda. Ia menyukai kuda. Dan ini untuk pertama kalinya ia berkuda,”jawabku. Billy berteriak memanggil namaku dengan wajah sumringah nya dan melambaikan tangannya padaku saat dia dan kudanya lewat di depanku. Aku membalas lambaian tangannya. Ciaran bangkit dari duduknya dan meninggalkanku. Lagi lagi dia meninggalkanku tanpa kata. Orang yang misterius. Sejujurnya aku mulai berfikir dia aneh.

Kami pulang saat hari sudah menjelang sore. Bill sepertinya kelelahan setelah seharian bermain. Ia tertidur di gendongan ayahnya,Jhon. Kami kembali ke Galway. Untunglah aku tidak semobil dengan mereka, jadi mereka tidak erlu memutar arah untuk mengantarku pulang. Lagipula aku akan langsung ke toko.

Another Egan StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang