The liar promise 2

123 5 0
                                    

Suara tembakan terdengar 3 kali Miho dan Christi langsung turun kebawah untuk melihat apa yang terjadi ternyata......

" hai Miho dan hai juga Christi" ucap Elena dengan wajah gembiranya

" SIALAN" teriak Christi
DOR....

" ah.. Hahahaha kau mau nembak siapa? tembok? Gak bagus kalau kau terlalu emosi" ucap Elena

" Elena sebenarnya apa tujuanmu?" ucap Miho dengan tenang

" tujuan ya??? Hanya ingin memperlihatkan wajah teman temanmu yang sudah mati" ucap Elena sambil tersenyum

" Elena kau?" ucap Miho heran

" oke aku pergi dulu" sahut Elena sambil berjalan keluar dengan santai

" SIALAN" teriak Christi sambil melepas tembakan ke arah Elena tetapi peluru yang seharusnya mengenai Elena malah mengenai tembok yang berada di samping Elena.

Elena menghilang begitu saja bersamaan dengan datangnya angin kencang yang datang nya entah dari mana? Christi berlari mengecek keselamatan teman temannya dan Miho berlari menuju kamar Yuna dan disana Yuna sudah tersadar dari bangunnya tetapi keberadaan Alena sudah menghilang dan dia mendapat sepucuk surat dari Alena.

( isi surat )

Miho kalau Yuna sudah sadar segeralah cek keadaannya. Aku sudah memberinya obat spesial dariku. Dan Yuna maaf aku tidak akan bisa membuatmu bahagia dan tinggal bersamamu seperti janjiku dahulu.
ALENA

" obat spesial??" gumam Miho

" mama apa yang terjadi?" tanya Yuna

" gak terjadi apa apa kok nana sayang" jawab Miho sambil membelai wajah Yuna

Terdengar suara ambulance yang sangat khas di telinga Yuna dan Miho. Yuna yang heran dengan raut wajah Miho.Yuna bangun dari tempat tidurnya dengan tenaga yang lambat laun pulih kembali. Miho yang barusan di atas sudah berada di bawah. Yuna yang melihat bibi Ely dan Yume dibawa oleh petugas dari rumah sakit. Pikiran Yuna mulai bertanya tanya. Apa yang barusan terjadi apa ini semua salahku? atau salah Alena? atau aku harus membunuh Alena untuk mengganti nyawa kedua orang tua dari kedua temanku??
Kepalanya penuh dengan pertanyaan dan itu membuat kepala Yuna terasa berat dan kembali pusing dan.......
BRUK.......

" Aaa..... YUNA" teriak Miho ( mama Yuna ) sambil berlari ke arah Yuna yang pingsan

Perasaan Miho sangat khawatir dengan kesehatan Yuna yang semakin lemah. Akhirnya Miho membawa Yuna ke rumah sakit bersama Christi, Carissa dan Ayame.

( Rumah Hana )
Alena, Elena dan Stella baru kembali dari rumah Yuna.
CLACK.....

" kami kembali" ucap Elena

" Elena kalau bermain itu harus diselesaikan, jangan disisakan" ucap Hana dengan sedikit teriak pada bagian akhir perkataan

" ibu gak perlu khawatir juga mereka itu bukan penghalang bagiku" ucap Elena santai

" dan satu lagi Alena kau sudah memberinya?" tanya Hana pada Alena

" sudah tapi......" sahut Alena yang tidak sempat dia teruskan karena dia ingat akan suatu hal

" tapi kenapa? Kau masih suka sama Yuna kan" ucap Hana

" ................." ( Alena)

" hahahahahaha" tawa Elena pecah di dalam ruangan itu

" huh dasar, Stella buatkan aku lemon tea pake es batu yang banyak, sepertinya aku mulai pusing dengan ini" ucap Hana

" oke" sahut Stella

Stella keluar dari ruangan Hana menuju dapur, selagi Stella keluar, Hana mengambil ponselnya dan menelepon seseorang, pertama nada bicara Hana biasa saja lama kelamaan Hana mulai berbicara kasar. Hana menutup teleponnya dan
DRRRT..... DRRRT.......

" ya halo" ucap Hana heran

" hentikan~ "

" i..ini siapa?" ucap Hana tambah heran dengan siapa yang meneleponnya

" hen.....ti...kan hahahahaha" nada bicara wanita itu mulai menggila

" SIAPA KAU????"

KLIK... TUS.....

Hana melihat Stella yang berlari ke arahnya dengan wajah yang sangat panik, Hana seperti terdiam dan tidak bisa bergerak. Stella melompati meja yang berada didepan Hana dan Stella mendorong Hana diikut Stella yang langsung menjatuhkan diri ke lantai dan......

PRANG....... TUK... ( suara kaca pecah diikuti panah yang menancap di meja Hana)

" HANA CEPAT LARI" teriak Stella
Hana segera berlari ke luar rumah dan......

Tit...tit....ti...ti.tit....... DUAR.......

Hana menyaksikan ruanganya hancur oleh bom dan Hana mulai teringat, ada Stella di ruangan yang barusan hancur tersebut. Hana mulai menitihkan air matanya dan ada seseorang yang menyapanya

" hai bu"

" Elena dari mana kau? Mana Alena?" ucap Hana dengan nada khawatir

" ada tuh sama Moya. Ibu lupa kalau hari ini kan jadwal belanja mingguan" ucap Elana

" Elena kau tidak sadar ya" ucap Hana mulai marah

" oh ya... Ruangmu hancur, kau apakan?" tanya Elena santai

" ANAK SIALAN" teriak Hana sambil berlari kedalam rumah

" huh capek, Elena kenapa kita harus jalan sih? kan ada mobil" tanya Alena mengeluh

" ada yang terjadi barusan. Ayo kita ke atas!!!" ajak Elena

Elena segera masuk ke dalam rumah diikuti Alena dan Moya sambil membawa belanjaan yang baru di beli. Elena kaget melihat ruangan Hana yang berantakan dan dia juga melihat setengah tubuh bagian bawah Stella yang terpotong dan Hana mencoba memungutinya isi perut Stella yang tercecer tanpa ada rasa jijik sama sekali.

" ibu hentikan, biarkan pihak rumah sakit dan polisi yang menangani ini" ucap Elena, menghampiri ibunya dan memegang tangannya

" ................" ( Hana)

Elena menyuruh Moya segera menghubungi polisi dan Alena mencoba menenangkan Hana. Di pikiran Elena mulai bertanya tanya, siapa yang melakukan ini semua? Apakan kelompok itu?





DDRRT....... DDRRTT.......

" hahahahahaha su....dah.... se..le...sai.... Hahahahaha"

" terima kasih. Kau sudah mau membalaskan dendamku" ucap Ayame

" hahahahahaha a..ku... Pu...lang... Hahagahhgahaha"

" iya iya" sahut Ayame


The Liar promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang