Gue keluar kelas untuk pergi ke toilet. Sepi. Rada takut juga sih sebenernya. Tapi kayak ada suara orang gitu di toilet. Woops anak baru angkatan gue. Tanpa basa-basi, tanpa ngelirik sedikit pun ke arahnya gue langsung ngelewatin orang itu. Biar kesannya cuek gitu, padahal sih kebelet. Berasa nahan dari seabad lalu. Anyeng-anyengan. Ah males banget deh kalo udah kayak gini.
Saat gue selesai 'pipis', orang itu masih ada. Kok dia jalannya lama banget? Gue jalan di belakang dia, berusaha untuk gak ketauan kalo gue ada. Tapi makin lama kok makin sejajar? Gue yang jalannya kecepetan atau dia yang kelamaan? Gue gak bisa maju, takut dikira sombong dan sok gitu. Gue juga gak bisa mundur lagi, kayak orang aneh. Dia sadar kalo gue disebelah dia sekarang. Tinggi kita sama. Arah kelas kita juga sama. Kita jalan ke arah kelas dengan tidak mengeluarkan sepatah kata pun dari mulut. I know, emang super awkward. Gue pengen memulai pembicaraan, takut dikira ganjen. Tapi kalo diem-dieman gini gue takut dikira sombong, dia kan anak baru.
Gue akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, "Pindahan darimana?" Gue gak berani ngeliat mukanya, gak tau kenapa.
"Bandung. Lo disini dari kapan?" Serius ini dia nanya balik?
"Dari KB. Ini sekolah pertama gue."
"Wow setia dong." He smirked. Iya lah gue setia, baru tau? "Lo gak bosen disini?"
Gue menggeleng, "Udah nyaman."
Kita ngobrol macem-macem sampe depan kelas kita masing-masing dan anyeng-anyengan gue udah gak berasa lagi. Kelas kita sebelahan. Dia seru juga orangnya. Saat gue udah di depan pintu kelas, "Eh," suara yang baru beberapa menit gue denger, kembali lagi. Tangan gue udah megang gagang pintu, gue cuma muterin kepala gue menghadap ke dia.
"Gue belom tau nama lo." Dia nanya dari jarak kira-kira 7 meter.
"Terus? Lo bakal tau seiring berjalannya waktu." Ew sok misterius banget gue. Gapapa deh, sekali-sekali.
"Tukeran nama?" Dia menawarkan. Dengan sigap gue menjawab, "Rey." Gue ketawa dan langsung masuk kelas, meninggalkan dia yang masih kaget karna gue tau namanya.
---
Gue di lobby sedang menunggu om gue untuk menjemput gue. Dari berdiri, karna 'terlalu lama menunggu', gue memutuskan untuk duduk. Yang duduk bukan cuma gue, kenapa gue gak duduk dari tadi aja? Tiba-tiba "Chelle," suara yang baru aja gue kenal, terdengar dari belakang gue. Yup! It's Rey.
"I told you." Gue berdiri dan bilang ke dia dengan ekspresi muka yang bisa dideskripsikan dengan salah satu emoji (😌)
Dia senyum, "Belom dijemput?"
Tangan gue terlipat, "you think?" Gue berani menghadap dia kali ini.
"HAHA okay, you made me feel like a fool." Dia senyum lagi. Oh please stop smiling. Wanna make me in love with you and all your little things?
Gak berapa lama setalah kita ngobrol-ngobrol, bercanda-bercanda, lebih dekat lagi, gue dijemput.
Actually gue agak berhati-hati pas ngobrol sama dia tadi. Gue selalu melihat-lihat sekitar gue dan memastikan Iras gak ada. Gue takut dikira penghianat sama Iras. Gue nyaman di deket Rey, tapi gue gak siap kehilangan Iras.
---
Gue nyampe rumah dan ngecek hp adalah rutinitas setelah nyampe di rumah. Notification line sampe 1000 lebih? Kalo gak OA, pasti group. Dan bener. WOI SUMPAH, ANAK LAKI-LAKI KALO NGOMONGIN GAMES GAK BISA DI PERSONAL CHAT ATAU BIKIN MULTICHAT ATAU GROUP GITU?!
"Kalian gak ngerti buat multichat atau group baru, sampe harus chat di group angkatan tentang hal yang gak penting ini? Butuh gue buatin?" Gue udah gak tahan untuk ngeluarin kata-kata itu. Apa yang gue dapet? Kacang. Tapi ada hal lain yang gue dapet!
[ Valarey added you as a friend ]