03

61 5 3
                                    

Bel istirahat berbunyi. Gue keluar kelas dan ketemu dengan salah satu sahabat gue, Iras. Gue lagi deket-deketnya sama dia. "Chelle, lo tau Valarey?" Dia nepuk pundak gue. Kok kayak nama pemain bola pemain bola gitu? Muka gue mengatakan kalau gue bingung. "Itu lho anak baru." Bagus. Dia ngebaca muka gue berarti, irit suara. Disana anak baru, disini anak baru, dimana-mana anak baru. "Anak baru yang di angkatan kita namanya Valarey?" Dengan santai gue nanya ke dia dan gak pengen keliatan suka sedikit pun. "Panggilannya sih, Rey. Nama panjangnya Ariadam Valarey." Dalem hati gue berterima kasih banyak ke Iras karna ngasih tau nama panjangnya ke gue tapi yang keluar dari mulut gue adalah kata "oh."
Tapi gue kenapa gak ngasih tau aja ya ke Iras kalo gue suka sama Rey? Sekalian gue bisa nyari tau tentang dia lewat Iras karna mereka sekelas. Saat gue pengen ngasih tau dia, "I think i like him tho, he's cute." I heard these words from her mouth. Gak, gue gak boleh suka Rey. Iras bilang duluan ke gue kalo dia suka Rey. Gue gak akan milih Rey dan membiarkan persahabatan gue dan Iras ancur begitu aja. "Cool, i think he likes you too tho, you're cute." Gue bilang dengan nada yang sama dengan Iras saat bilang kalau dia suka Rey.

"RAISAAAA!!!! Raisa Raisa Raisa Raisa RAISAAA!!!" Gue teriak nama sahabat gue yang udah berada didepan gue. Ditampol. Jir kena mulu. "Eh orangnya disini, bukan di ujung kulon!" Gue gak nanggepin kata-kata Raisa barusan dan langsung "GUE GAK BOLEH SUKA DIA." Gak peduli, gue teriak lagi. "Anjing lo ah. Kenapaaa?!" Raisa marah tapi langsung ketawa ketika dia ngeliat muka gue yang kaget ngeliat dia marah. "You know that Iras is one of my best friends, right? She's your best friend too. And you know how it feels when..." Gue narik napas dulu dan lanjutin kata-kata gue, "...your own best friend like your crush before you like him? You can't do anything." Sepanjang gue ngomong, yang bisa Raisa lakuin cuma merhatiin gue dengan wajah polosnya dan sesekali ngangguk. Gue gapeduli dia ngerti atau ngga. Capek. "But.... Iras bukan siapa-siapanya Rey, Chelle. Dia cuma suka sama Rey. Emang dia bakal ngelarang lo suka Rey? Lo tuh,," Sebelum Raisa nyelesain kata-katanya, gue potong, "Who am i? Gue juga bukan siapa-siapanya Rey." Muka Raisa pasrah, "You know? I just want the best for you but it's your choice." Raisa merangkul gue dan gue cuma bisa nunduk. Gue gatau seberapa sayang gue sama Raisa.

; Close but FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang