W A R N I N G Typo(s) everywhere!
Happy Reading!
---
Ia takut, jika ada sesuatu yang akan
terjadi pada Aldi. Ia takut. Dan intinya, ia khawatir. Salsha khawatir.***
Nafas Aldi mulai terengah-engah dan tubuhnya sudah terasa lemas, tepat pada putaran ke delapan belas.
"Dua lagi, dua." gumamnya dengan tetap terus berlari.
Anak laki-laki itu tidak melakukan istirahat sedikit pun saat menjalankan hukumannya ini, typical Aldi yang tidak pernah mau melanggar perintah orang tua. Sedikit pun.
Beberapa menit berlalu, satu meter lagi dua puluh putaran akan terselesaikan.
Tiba-tiba saja ia mulai terasa pusing, matanya mulai berkunang-kunang. Tubuhnya terasa lemas.
"ALDI!" pekik seseorang bertepatan dengan ambruknya Aldi di pinggir lapangan.
Orang itu langsung berlari menghampiri Aldi yang sudah tidak sadarkan diri. Ia pun segera berteriak untuk meminta pertolongan pada orang-orang yang ada disekitar lapangan basket outdoor itu.
Mereka pun berdatangan, dan bersama-sama membopong Aldi ke uks.
"Elah Di. Ngakunya salah satu pemain terbaik di tim futsal, cuma gini aja udah pingsan. Hadeuh." gerutu orang itu, yang ternyata Bastian.
***
Sesampainya di uks, petugas kesehatan yang ada disana langsung dengan sigap membantu untuk merawat Aldi.
Melihat sudah ada petugas yang menjaga Aldi, Bastian buru-buru pergi kekelas untuk memberitahu keadaan Aldi.
Tok..tok..tok..
Setelah mengetuk pintu, Bastian langsung masuk kekelas dengan nafas yang terengah-engah karena ia berlari-lari sepanjang koridor.
"Kenapa kamu lama sekali, Bastian? Sudah lima belas menit lebih kamu meminta izin keluar." ujar Bu Yeni selaku wali kelas, kelas tersebut yang saat itu juga sedang mengajar.
"Um.. Gini, bu--" Bastian mencoba menetralkan nafasnya terlebih dahulu, "tadi pas saya udah mau balik kekelas, saya liat Aldi di lapangan basket." lanjut Bastian.
Disisi lain, Salsha menyengritkan dahinya. Bingung sekaligus khawatir.
Terus Aldinya sekarang dimana? Tanyanya dalam hati.
"Terus, sekarang Aldi nya dimana? Kenapa dia tidak ikut masuk kelas?" tanya Mrs. Yeni.
Pas! Batin Salsha, lagi.
"Itu masalahnya, bu!" ujar Bastian.
"Masalah apa, Bastian?! Kamu bicaranya jangan dipotong-potong terus." ujar Bu Yeni geram pada Bastian yang sangat bertele-tele.
"Elah, bu. Sabaran dikit napa, saya nafas dulu nih." kata Bastian kalem, ia menarik nafasnya dan langsung menghembuskannya, "Aldi pingsan bu, sekarang udah di uks." lanjut Bastian.
"Jangan bercanda kamu?! Mana mungkin nak Aldi pingsan." alis Bu Yeni mengkerut, tidak percaya akan perkataan Bastian. Karena setahunya, Aldi adalah salah satu anak murid yang terkenal dengan jagonya berlari-lari mengejar bola dilapangan hijau.
"Kalo ibu nggak percaya, ayo deh kita ke uks bu." ajak Bastian santai pada Bu Yeni. Typical Bastian, yang santai pada siapa saja.
Ibu Yeni mengangguk, dan berujar pada anak-anak muridnya, "Saya tinggal dulu, sebentar anak-anak. Saya mau melihat teman kalian yang sakit." setelah mendengar jawaban 'ya' dari siswa, Bu Yeni bergegas pergi menuju ke uks.
Sementara ditempat duduk Salsha.
"Sal.." panggil seseorang pada Salsha yang seketika membuyarkan lamunan Salsha.
Salsha mengalihkan pandangannya ke orang tersebut. Iqbaal.
"Ngapain, disini? Kan ada guru didepan, kenapa malah gentayangan?" tanya Salsha bingung, masalahnya di pelajaran Bu Yeni tidak ada yang boleh jalan kesana-kemari jika ia ada didepan kelas.
"Bu Yeni-nya keluar, tadi. Mau liat Aldi di uks. Emang ya, tuh anak ngakunya anak futsal tapi tiba-tiba nggak tau kenapa ping--" cerocos Iqbaal, dan langsung dipotong Salsha.
"Ohiya! Gue baru inget! Tadi kata Bastian, Aldi pingsan! Astaga, Di!" Salsha langsung panik seketika, "Baal, aku ke uks dulu, ya. Mau liat Aldi." ujar Salsha langsung bangkit dan berlari keluar kelas menuju uks.
Iqbaal yang ditinggalnya, hanya bisa memasang muka cengo melihat Salsha yang tiba-tiba saja panik dan langsung pergi meninggalkannya.
***
Sesampainya Bastian dan Bu Yeni di uks, Aldi sudah sadar dari pingsannya.
"Elah, cemen lo!" ujar Bastian saat masuk kedalam uks dan melihat Aldi yang sudah sadar tapi masih terkulai lemas ditempat tidur.
Bu Yeni refleks memukul bahu Bastian, "Hush! Kamu tidak bisa bicara begitu, temanmu lagi sakit malah diejek seperti itu." kata Bu Yeni.
Bastian hanya bisa menyegir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal setelah mengucapkan kata 'hehe maaf bu.'
Guru itu melirik Bastian sekilas, dan menghampiri Aldi yang sedari tadi diam melihat wali kelas dan temannya itu.
"Kamu sudah agak mendingan, nak Aldi?" tanya Bu Yeni pada Aldi.
Aldi mengangguk, "Iya, bu. Saya nggakpa-pa kok." jawab Aldi.
"Yaudah, saya hanya ingin memastikan kamu tidak kenapa-napa. Saya duluan kekelas, ya. Mau melanjutkan pembelajaran. Kamu istirahat saja, dulu." kata Bu Yeni pada Aldi, dan setelah itu mengalihkan pandangannya ke arah Bastian, "Dan kamu Bastian, ikut saya masuk kekelas."
"Tapi, bu--"
"Nggak ada, tapi-tapian. Saya tahu kamu mau beralasan menjaga Aldi. Kamu tidak usah khawatir, Aldi sudah besar lagipula disini ada petugas uks." ujar Bu Yeni dan langsung menarik Bastian untuk ikut bersamanya menuju kelas.
Aldi yang melihat itu hanya bisa memasang seulas senyum geli.
Bastian dengan seribu macam alasannya, dan Bu Yeni dengan seratus ribu macam elakkan buat Bastian. Batin Aldi, dengan senyum geli yang masih terpasang di wajahnya.
Tidak berapa lama Bu Yeni dan Bastian keluar, terdengar pintu uks kembali terbuka dan langkah kaki mendekat. Aldi menghiraukan hal itu, kepalanya masih terasa sangat pusing saat ini.
"Di.." gumam seseorang yang mungkin baru masuk itu, gumaman itu masih dapat terdengar jelas ditelinga Aldi.
---
To be continue...
Makin absrud ya? Maafkan.20 vote for next part, boleh nggak?boleh ajalah ya--lah?maksa😅
Ditunggu y! Hope you're enjoy!
Xoxo!

KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine ❌ A.M.S
FanfictionTidak mudah untuk menjadikannya milikku, tidak mudah. Copyright © 2016 by nirvana-s