#09

15.2K 990 49
                                    

Aku membeku.

Seketika membeku saat melihat ke dalam masquerade hitam itu. Mata Zeroone yang semerah darah, tampak sama dengan yang dimiliki sang serigala.

Serigala?!- Ya, serigala itu. Benar, kenapa aku sampai bisa melupakannya. Malam ketika aku mencari Zeroone, makhluk itu datang padaku. Serigala hitam yang menampakkan taringnya.

Aku segera mendorong tubuh makhluk itu agar menjauh dariku. "Kau bukan Zeroone!" teriakku.

Mereka terlihat sama tetapi mata itu jelas bukan milik Zeroone, karena mata Zeroone begitu biru, begitu menenangkan dan tidak mengerikan seperti miliknya.

"Akulah Zeroone Lana." Pria itu berusaha mendekatiku lagi.

Aku menggeleng dengan penuh keyakinan. "Tidak, kau bukan Zeroone! bola mata itu- kau jelas bukan dia!"

Tanganku mencengkeram pintu dibelakangku, bersiap untuk segera membukanya jika makhluk itu kembali berusaha mendekat.

"Lana my dear, memang menurutmu seperti apa mata Zeroone?", pria itu melipat tangannya di dada. Terlihat angkuh sekaligus menantang.

Aku berusaha mengalihkan pandangan darinya. Mungkin memang benar kalau pria ini bukanlah Zeroone. Tetapi, kesamaan fisik mereka sungguh mengangguku. Terlebih, dengan situasi yang baru saja terjadi membuatku merasa amat tidak nyaman.

Pakaianku bahkan nyaris koyak sepenuhnya.

Lihat, aku sangat menyadari kalau sedari tadi makhluk berwujud Zeroone itu terus saja mengamatiku. Payudaraku utamanya.

Terlepas dari itu semua, aku merasa sangat tersudut, bukan karena tubuhku yang nyaris telanjang. Tapi semua ini karena ucapan makhluk itu, dia memang benar. Aku sama sekali tidak mengetahui siapa itu Zeroone.

Karena yang aku tahu hanyalah, Zeroone sang Gentleman01, seorang pekerja seks kalangan elite.

"Zeroone tidak memiliki warna mata sepertimu!", ujarku pada akhirnya.

Dan apa yang kusampaikan, jelas membuat Zeroone gadungan itu terbahak. "Oh Lana sayangku. Jadi kau berpendapat seperti itu hanya karena warna mataku tidak berwarna biru?"

Ugh betapa konyolnya alasanku. Tapi bukankah memang seperti itu kenyataannya. Zeroone tidak memiliki warna mata sepertinya.

"Baiklah nona Alana, bagaimana jika kukatakan kalau Zeroone juga memiliki warna mata yang sama dengan milikku- apa kau akan percaya?", Zeroone gadungan memiringkan kepalanya sambil tersenyum.

"Ya." Aku menjawab tanpa ragu.

"Ahh Lana, kau benar-benar gadis yang naif. Jangan katakan kalau kau mulai jatuh cinta padanya."

Aku- cinta? Benarkah aku jatuh cinta pada Zeroone. Kuakui kalau aku memang tertarik pada pria itu tapi... benarkah apa yang kurasakan ini cinta. Apakah tidak terlalu cepat makhluk ini menyimpulkan. Aku bahkan baru beberapa hari bertemu dengan Zeroone.

Dan kalaupun memang benar seperti itu- bagaimana dengan pertunanganku nantinya.

"Bagaimana jika kita lanjutkan saja yang tertunda Lana."

Aku tersentak. Makhluk itu tiba-tiba saja sudah berada dihadapanku dengan memamerkan kedua taringnya yang lancip. Tubuhku kembali tidak dapat digerakkan seperti saat aku pertama kali bertemu dengannya. Di kala ia masih dalam wujud serigala.

"Aku hanya ingin mencicipi darahmu sedikit saja Lana, hanya sedikit saja."

Air mataku mulai mengalir turun. Tuhan, makhluk apa dia sebenarnya. Mengapa ia menginginkan darahku? Dan- mengapa ia juga memiliki rupa yang sepertinya sama dengan Zeroone...

Mr. GentlemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang