Felia

24 5 0
                                    

"gue duluan ya, makasih juga" setelah violla pamit sama reynald, gadis itu pun langsung membuka pintu kelasnya, dan ternyata guru fisikia yang bernama bu rani terlihat sudah ada di tempatnya,

mampus, gue alesan apaan ini? belom naro tas lagi dah. rutuk violla

"Selamat pagi nona violla, apakah anda terlalu sibuk sampai-sampai anda baru masuk saat pelajaran ke 3?" sindir bu rani,

"m-ma-af bu, tadi saya telat, terus saya dihukum sama bu tari buat bersihin kamar mandi, tapi pas saya lagi ngebersihin gitu, mungkin karna hawa kamar mandi juga kali ya bu makanya perut saya melilit, dan sekarang saya baru selesai deh bu," beruntung otak-nya violla sedang encer-encernya dan bu tari terlihat percaya aja sama alesannya violla, akhirnya bu rani pun mempersilahkan violla untuk duduk di tempatnya lalu memulai untuk mengajar.

Teman sebangku sekaligus sahabat violla pun langsung menyambut kedatangan temannya itu dengan berbagai macam pertanyaan sekilas kenapa violla baru masuk ke kelas sekarang.

"La, lu kemana? gue tau yang tadi itu cuma akal-akalan lu kan?" salah satu pertanyaan felia, sahabatnya.

"gue abis dari rooftop" jawabnya malas,

"ha? tumben banget la, lo lagi ada masalah ya? ada apaan si? cerita kek" ribut felia.

Namun, orang yang sedang diajak bicara itu pun tidak menggubris pertanyaan temannya itu karna masih sibuk dengan pikiran tentang reynald, mengapa reynald? entahlah, dia pun tidak bisa menjawabnya.

"La, lo denger gue gak sih?" rutuk felia,

Kali ini, dewa keburuntungan sedang tidak berpihak dengan mereka karna bu rani akhirnya merasa terganggu dengan kebisingan itu,

"FELIA! VIOLLA! SILAHKAN KELUAR DARI KELAS INI JIKA KALIAN MASIH INGIN TERUS BICARA" suara bu rani membuat seluruh murid di kelas itu pun menoleh kepada mereka berdua,

"oh iya bu, saya keluar deh, saya masih mau tau ceritanya violla" jawab felia enteng,

felia pun menarik tangannya violla untuk ikut keluar dari kelasnya, dan pemiliknya pun mengikuti patuh.

"lo kenapa si la?" tanya felia saat mereka sudah berada di luar kelasnya menuju kantin,

"lo apaan si fel? baru aja gue selamet dari amukan bu rani, eh lo malah, ih" omel violla yang berusaha melepas genggaman dari temannya itu,

"kita ke kantin nih? eh gue gak laper tapi, hm, rooftop aja deh jalan satu-satunya" ajak felia dengan tampang yang tidak berdosanya itu.

Gadis itu menaiki anak tangga dengan muka lesu namun gadis yang lainnya tak sabar untuk sampai di tempat yang mereka tuju. Anak tangga terakhir akhirnya mereka lewati, hembusan angin di pagi itu membuat helai-an rambut mereka mengganggu wajahnya.

"Duduk la, gue gak sabar denger cerita dari sahabat gue satu ini" ucap felia tidak tahan dengan sikap kebisuan temannya itu,

Akhirnya violla pun membuka mulut dan menceritakan semuanya secara terperinci tanpa 1 kisah pun terlewati, dan felia memang pendengar yang baik karna tidak ada komentar apapun selama sahabatnya itu bercerita.

"yang gue masih bingung ya fel, kok reynald bisa tau tentang gue? ya kayak dukun gitu deh, buktinya aja dia tau kalo ada pikiran yang ngeganggu gue, dia juga tau rasa susu kesukaan gue" tanya violla mengakhiri ceritanya,

"Mungkin dia secret admirer lo, atau mungkin kalian sering pas-pasan dikantin terus dia tau kebiasaan lo beli susu vanilla. Eh gak juga deh kayanya, nah pasti dia SECRET ADMIRER lo" ada kata penekanan di sana.

"ngaco lo fel, eh iya, gimana tuh kabar pacar khayalan lo?" jawab violla mengalihkan pembicaraan, tapi memang benar, felia memiliki kekasih khayalan namun pria itu nyata, dekat untuk di pandang, sayangnya bukan untuk diraih. Sampai sekarang pun, nama pria itu masih dirahasiakan felia karna menurut felia, dia akan memberi tahu namanya jika pria itu sudah pasti benar menjadi pacarnya.

"dia masih sama la, mencintai orang lain tanpa memperhatikan bahwa dia dicintai sebegitunya sama orang yang sabar banget nunggu dia" raut muka felia berubah menjadi raut muka kesedihan, ada sakit yang tak bisa dijelaskan.

"sabar lah fel, semua butuh waktu, tapi jangan terlalu dipaksain juga, karna sesuatu yang dipaksain itu gak berjalan dengan mulus. Biarin dia puas-puasin cinta sama orang lain itu, tapi pasti ada satu titik dimana dia ngerasain sakit karna cintanya itu" jelas violla meyakinkan sahabatnya itu.

"La? cinta gak pernah salah kan ya? cinta gak pernah tau kapan dia harus dateng, dia gak pernah tau sama siapa dia jatuh kan la?" violla menjadi merasa takut dengan kata-kata itu, takut kalau-kalau dia juga merasakannya nanti,

"iya lo bener fel, cinta gak pernah salah, tapi mungkin lo yang salah buat nyikapin perasaan cinta itu", sekarang mereka berdua sedang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

Mungkinkah mereka akan mendapatkan cintanya itu? atau mungkin nantinya mereka akan menemuka moment di mana mereka akan di uji karna mengatas namakan cinta? Siapa yang bisa menebak takdir?


***************************************


Part 2 ya? akhirnya, susah juga ya ternyata buat bikin tulisan yang bisa dapet banget feelnya gitu. Tapi semoga kalian suka ya!!

Jangan lupa vomments nya :)


-salam sayang dionolla-



Future?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang