Chapter 6 : Kidnapped

1.3K 79 1
                                    

Anne lalu mengganti channel televisi. Terlihat namanya yang terpajang di layar kaca untuk kedua kalinya. "Para Hunters telah menemukan gadis berdarah mythies di Padang rumput wodery satu hari lalu. Namun, gadis itu berhasil lolos. Menurut laporan dari The Hunters, gadis itu bernama Anne dan ia dibantu kabur oleh teman-temannya. Bagi yang melihatnya harap lapor ke pihak berwajib demi umat manusia dan dunia ini. Kita sedang terancam" Kata pembawa acara televisi itu.

Tiba-tiba televisi itu mati. "Sudahlah Anne. Mereka tidak akan tau kau ada di sini." Kata Miller yang ternyata ia mematikan televisi itu. Anne mengangguk. Tiba-tiba, pintu rumah Miller diketuk dengan keras.

"Miller! Buka pintunya!" Teriak suara yang tak asing lagi di telinga Anne. Ia yakin bahwa itu adalah Julio. "Miller.." Anne panik. "Anne, bersembunyilah. Masuklah ke pintu kecil itu." Kata Miller. Anne lalu memasuki kolong meja makan lalu ia membuka pintu kecil dan ia memasuki pintu itu. "Miller.. bagaimana dengan yang lain?" tanya Anne. "Ia akan aman." Jawab Miller.

"Kau tidak sopan!" Miller membukakan pintu dan ternyata benar. Itu adalah Julio. "Terserahmu. Aku akan masuk dan mencari Anne." kata Julio yang lalu masuk ke dalam rumah Miller. "Masuklah sesuka hatimu karena Anne tak pernah ada di sini." Miller tertawa.

Julio mengelilingi isi rumah Miller. Ia membuka kamar satu per satu. Hasilnya nihil. Kamar itu semuanya kosong. "Cih. Awas saja sampai ku temukan Anne dan teman-temannya itu di rumahmu. Akan ku bunuh kamu!" Julio membanting keras pintu rumah Miller. Anne lalu ke luar dari ruangan sempit itu. "Mana yang lain?" tanya Anne. "Kami bersembunyi di bawah sini" kata Caramel yang tiba-tiba mengeluarkan kepalanya dari bawah lantai yang terbuka. "Wah! Hebat" Anne pun menghampiri mereka.

"Miller. Kenapa ia bisa mengenalmu?" tanya Anne setelah menyadari ada sesuatu yang janggal.

"Duduklah semua. Aku akan menceritakannya." Miller menuangkan teh ke cangkirnya. Ia menyeruput teh pertamanya di pagi itu dengan sangat menikmati. Selesai menyeruput tehnya, ia meletakkan cangkirnya di atas piring kecil. "Tapi kau janji jangan marah." Miller menatap Anne dengan serius." Anne tak menjawab. Anne tak bisa berjanji.

"Anne, jawablah." Kata Caramel. "Aku tidak tau akan marah atau tidak. Aku tidak janji." Ucap Anne.

"Baiklah. Jadi.. saat aku dan Caramel berumur 8 tahun, kami sudah pandai menggunakan pedang." Miller lalu duduk bersandar. Anne, Pete, dan Carla mendengarkan dengan saksama. "Masa-masa itu adalah masa saat ilmuwan gila itu menyatakan jenis seperti kalian itu berbahaya. Lalu ia menyiapkan tentara-tentara serta sukarelawan yang disebut the Hunters untuk membantu perang itu terjadi." Caramel menyambung cerita Miller.

Anne terdiam. Ia dapat memprediksikan sesuatu. "Jadi, kalian bergabung?" tanya Anne. "Tidak sesederhana itu, Anne. Orang tua kami sangat membenci mythies lalu mereka mendaftar menjadi sukarelawan dan Joey menjanjikan uang yang sangat besar bila kita berhasil membunuh. Saat itu kondisi kami sangat serba kekurangan. Jadi, ya. Kami pernah bergabung dalam kelompok The Hunters yang dipimpin Julio. Saat itu Julio berumur 8 tahun. Ia sangat pandai dalam menggunakan benda tajam." Miller melanjutkan ceritanya.

Anne terdiam sejenak. Ia kesal. Ingin marah rasanya.

"Lalu.. siapa saja yang kalian bunuh?" tanya Anne.

"Anne, itu masa lalu. Lupakan saja." Caramel mulai merasa bersalah.

"Mudah bagimu tapi tidak bagiku! Siapa yang kalian bunuh?" setetes air bening mulai mengalir dari mata Anne.

"Anne," Miller berusaha menenangkan Anne.

"Siapa yang kalian bunuh?" Anne terus bertanya. Pete dan Carla berusaha menenangkan Anne.

"Ka..kami? Baiklah Anne. Kami sebenarnya yang membunuh kedua kakakmu. Bukan Julio." Caramel akhirnya menjawab.

"Kenapa kalian melakukan itu? Bukankah kalian pernah berkata kami tidak bersalah?" Anne berusaha menahan amarahnya.

MythiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang