Tiga

110 24 2
                                    

' Keesokan harinya '

Ian masih marah nggak ya sama aku? Ah itu dia Ian!

"Ian!, kamu masih marah ya sama aku ? Maafin aku ya, nanti kita pulang bareng deh, aku traktir!"

"Bener nih, kamu mau traktir aku?"
"Iya seriusss, aku janji deh sama kamu"

"Okay deh"

Lalu kami sama-sama memasuki kelas dan melihat beberapa ikat bunga mawar berwarna putih di meja Ian.

"Wah bunga siapa nih? Apa ini buat kamu? Cieee, yang punya penggemar rahasia..., eh itu ada suratnya tuh!" Seruku

"Eh ini kayaknya bukan untuk aku deh, masa di suratnya mengajak pulang bareng, emang ada cewek kaya gitu ? "

"Mungkin aja, siapa tahu dia terlalu nge-fans sama kamu"

"Ah nggak tau deh"

Aku ingin bertanya lagi pada Ian tetapi guru ter-killer yang mengajar matematika ini sudah memasuki kelas. Parahnya lagi guru itu ngadain ulangan mendadak, ah sial!. Luna kemana yaa ? Kenapa dia belum datang ? Padahal kalo ada Luna, ulangan bisa cepet selesai.

Tapi nggak apa lah yaa, kan masih ada Ian, hihi. Aku mulai mengganggu Ian yang sedang mengerjakan soal matematika. Kenapa harus ada soal matematika sesulit ini yaa ? Soal-soal ini bisa membuat rambut-rambut menjadi putih seketika, huft.

"Ian" aku mencoba memanggil Ian dengan berbisik agar guru killer ini gak denger, kalo dia denger bisa-bisa aku di suru ngerjain di mejanya lagi.
Aduuhh Ian kok gak denger aku sih

"Iaaan" aku mencoba memanggilnya lagi. Dia sedikit melirik ke arahku, dan aku menatapnya dengan pandangan memohon, dia pasti ngerti kalo aku gak bisa ngerjain soal ini sama sekali.

Dia menggeser lembar jawabannya kearahku , seketika aku tersenyum lebar. Dengan cepat aku menyalin apa yang dia tulis di lembar jawabannya yang aku tidak mengerti sama sekali.
Haahh.. Akhirnya selesai juga pelajaran matematika

"Makasi banget ya Ian, aku bener ga bisa ngerjain soal tadi"

"Memang kapan kamu pernah bisa ngerjain soal matematika" balasnya dengan nada menyindir.

"Hehe, nggak pernah sih, kan ada kamu yang selalu bantu aku kayak tadi"

Huft.. Untung aku punya Ian, kataku dalam hati.

***
Yeeyyy udah pulang, aku memasukkan barang - barangku ke dalam tas. Saat aku meninggalkan kelas bersama Ian, tiba-tiba Bastian menghampiriku sambil tersenyum

"Kamu udah terima bunganya ? Udah baca suratnya belum ??"

"Oo jadi itu bunga dari kamu ? bunganya buat aku ? Suratnya juga buat aku ? " Kataku tidak menyangka. Mimpi apa aku semalam Tuhan

"Iya itu semua buat kamu, kamu udah baca kan suratnya? Jadi gimana ? " kata Bastian. Isi suratnya tadi apa ya? Oh iya! Yang ngajakin pulang bareng!!
"Oo iya deh, Adrian aku pulang bareng Bastian yaa, daaa"

Aku hanya melihat Adrian hanya tersenyum melihatku, ada apa dengan Adrian? Tunggu dulu, sepertinya ada sesuatu yang tertinggal.

Yasudah lah lupakan saja.

BERSAMBUNG

Jangan lupa vote dan comment ya.



ChagrinedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang