Chapter Special - Cerita ini sudah dibajak!

693 40 23
                                    

Mungkin saat ini, kalian lagi berharap bakal nemuin Ferdian dengan berbagai cerita garingnya. Tapi nggak kali ini!

"Ilham, nyalain lampunya!"

Hohoho gue seneng banget, setelah beberapa chapter gue di PHP-in dan ga muncul-muncul di cerita, akhirnya gue bisa muncul lagi dengan cara bekep mulut Ferdian dengan kaos kaki yang belum gue cuci selama tiga dekade, dan ngebajak cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hohoho gue seneng banget, setelah beberapa chapter gue di PHP-in dan ga muncul-muncul di cerita, akhirnya gue bisa muncul lagi dengan cara bekep mulut Ferdian dengan kaos kaki yang belum gue cuci selama tiga dekade, dan ngebajak cerita ini.

"Okay reader, lupain Ferdian! karena sekarang, gue, Gandhi yang akan mengambil alih cerita ini!"

"Tapi Gan, kita mau ngapain sekarang?"

Ilham bertanya dengan cukup logis. Seperti yang diduga dari seorang yang kalo ngupil aja pake rumus.

Tapi bener juga, gue gatau kali ini mau bahas apa. Otak gue ga mikir sampe ke sana. Gue diem, membiarkan isi kepala yang jarang digunakan ini untuk kembali berpikir. Sampe akhirnya, setelah otak gue nyaris kram, gue dapet sebuah ide.

"AHA!"

Gue berseru keras, gatau kenapa harus AHA. Kenapa ga UHU atau UYE. Entahlah, tanyakan saja pada Inul yang bergoyang.

"Gimana kalo gue isi chapter ini dengan cerita gue waktu deketin cewek?"

Ilham mendadak shock. Ngga, dia ga jantungan, dia cuma ga tau kalo gue juga pernah deketin cewek.

"Seriusan lu pernah deketin cewek Gan?!"

Katanya ga percaya, seakan gue adalah mahluk hermafrodit yang ga membutuhkan wanita.

"Udeh gausah bawel, mending ikut gue ke masa lalu."

"Naik apa?"

"Naik ini!" Ucap gue sambil nunjukin sebuah mesin waktu berbentuk kendaraan otomotif yang sangat futuristik dan sering dijumpai di masyarakat. Memiliki tiga roda dan bisa menampung beberapa orang di atasnya.

"Gan, itu odong-odong..."

"Berisik, cepetan naik udah."

Ilham akhirnya naik dengan pasrah di kursi mobil-mobilan warna ijo. Sedangkan gue duduk di kursi supirnya di belakang. Kemudian dengan semangat kemerdekaan, dan diiringi lagu 'abang tukang bakso' gue mulai nge-genjot pedal odong-odong ini. Ga lama setelahnya, terbukalah portal gede kaya yang ada di sinetron 'Raden kian santang' yang sering nyokap gue tonton.

Nggggenngggg...

Kita balik ke masa lalu, ninggalin Ferdian yang gue BDSM dengan nistanya.

***

Beberapa minggu ini, gue lagi jatuh hati sama cewek cakep di sekolah gue. Dia anak baru di kelas gue. Hal ini buat gue akhir-akhir ini ga tenang. Pas makan gue ga tenang. Pas mandi gue ga tenang. Pas tidur gue ga tenang. Cuma pas boker aja gue tenang, yakali gue boker sambil salto-salto.

Dan atas dasar muka gue yang ga beda jauh sama sandal jepit, gue yakin dia ga suka gue. Soalnya biasanya cewek kaya gitu sukanya sama cowok yang perutnya kotak-kotak kaya roti sobek. Ya gue mah apa, badan gue kering kaya nissin cracker.

SMA = NERAKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang