***
"Jisoo-ya aku mau keatap dulu ya?" Ujarku setelah aku dan jisoo selesai dari kantin."Ada apa?" Tanya jisoo.
"Aku ingin menemui hyeri sebentar" jawabku.
"Kalau begitu aku ikut. Tak apa kan?" Tanyanya. Aku mengangguk. Kamipun pergi ke atap sekolah. Saat akan membuka pintu aku mendengar suara-suara aneh. Aku menoleh ke arah jisoo.
"Suara apa itu?" Tanyaku. Tapi jisoo hanya mengangkat bahunya. Aku tidak terlalu memikirkan suara itu. Aku membuka pintu atap itu dan ...
"ASTAGA APA YANG KALIAN LAKUKAN?!! INI DISEKOLAH?!! TIDAK BISAKAH KALIAN MELAKUKANNYA DIRUMAH!!" teriakku. Aku melihat pemandangan yang eeurr tidak perlu diceritakan lah. Aku segera menarik tangan jisoo untuk turun.
"Astaga apa yang dipikirkan oleh mereka sih! Bisa-bisanya kelakukan 'itu' disekolah" gumamku.
"Memangnya sekolah ini hotel"
"Untung saja yang melihat tadi aku bukan siswa lain"
"Astaga mataku. Mataku ternodai" aku terus menggerutu hingga jisoo menahan bahuku.
"Aish eotteokhe!! Mataku ternodai" seruku. Jisoo melihatku sambil tersenyum. Dia mencubit kedua pipiku.
"Sudahlah lupakan itu. Nanti juga kau akan melakukan hal itu" ujar jisoo membuat pipiku memerah karena malum
"Setidaknya aku tidak akan melakukannya di sekolah" jawabku sambil meninju dadanya pelan. Aku melanjutkan langkahku.
"Jadi kita akan melakukannya dirumah?" Tanya jisoo yang sudah menyusulku.
"Tentu saja" jawabku.
"Kita akan melakukannya di kamar kita?" Tanyanya lebih bersemangat.
"Ne"
"Jinjja?" Tanyanya lagi. Aku mulai jengah.
"Ne"
"Malam ini?"
"Ne"
"Jinjja? Kita akan melakukannya Malam ini?"
"Ne" jawabku. "Ky..yaaa maksudku ani. 5 hari lagi" tambahku. Astaga bagaimana aku bisa salah jawab seperti ini. Aigoo babo..
"Aiishh 5 hari itu sangat lama aer. Bisa kita majukan jadi malam ini?" Pintanya. Aku menggeleng. Aku segera meninggalkannya sebelum dia membujukku lagi. Tak lama bel masuk pun berbunyi.
***
Aku dan jisoo sedang menonton drama yang ditayangkan di televisi sambil memakan snack. Sedaritadi jisoo menyandarkan kepalanya dibahuku. Malam ini kami sedikit santai karena besok adalah hari libur."Aer" panggil jisoo.
"Hm?" Jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari televisi.
"Aer" panggilnya lagi. Kini hidungnya menyentuh leherku.
"Ji..jisoo-ya hentikan" ujarku. Astaga dia tidak tahu apa leher adalah daerah paling sensitif selain pinggangku. Dia semakin menjadi. Dia menggesekkan hidungnya di leherku. Aku mendorong kepalanya agar menjauh. Tapi dia kembali mendekati wajahnya ke leherku. Aku kembali mendorong kepalanya tapi tidak bisa. Tenaganya lebih kuat.
"Ji..jisoo-yaah... geu... geumanhae.. i..itu.. ge.. geli.. he.. hentikan" ujarku terbata-bata. Astaga rasanya aku mau mati merasakannya. Tolong siapapun hentikan dia. Jisoo mulai menjilati leherku.
"Ji..jisoo-yaa..k..kumohon.. hen... hentikan.. aaakkhh" pintaku lagi tapi ditidak menghiraukannya dan malah semakin menjadi. Tiba-tiba ponselku berbunyi.