Kami sampai dirumah orangtua jisoo. Eomma jisoo langsung menyambut kami dengan hangat. Kami duduk di ruang keluarga.
"Aerin-ah duduk disini" titah jisoo. Dia nyuruhku duduk di sofa panjang. Aku menurutinya. Setelah aku duduk, jisoo meletakan kepalanya dipangkuanku.
"Jisoo-yaa tidak sopan begini didepan orangtuamu" ujarku.
"Tak apa. Maaf ya mengganggu waktu berdua kalian. Habisnya aku bosan sendiri" ujar jisoo eomma.
"Gwaenchanayo eommeonim kami tidak keberatan kok" jawabku.
"Ngomong-ngomong kenapa jisoo kelihatan kurang tidur hari ini?" Tanya eommeonim.
"Aerin membangunkanku pagi buta. Dia mempintaku mengantarnya kerumah temannya kemudian kerumah sakit" jawab jisoo sambil tetap memejamkan matanya.
"Untuk apa kalian kerumah sakit? Kau tak apa-apa aerin sayang?" Tanya jisoo eomma sedikit panik.
"Nan gwaenchana eommeonim. Tadi pagi jimin suaminya hyeri menghubungiku kalau hyeri sakit. Jadi aku bergegas kesana dan membawanya kerumah sakit" jawabku.
"Memangnya dimana orangtua mereka? Mengapa mereka tidak meminta bantuan orangtuanya saja?" Tanya eommeonim.
"Orangtua mereka sedang diluar negeri" jawabku.
"Kasihan sekali mereka. Lalu bagaimana keadaanya?" Tanya jisoo eomma.
"Baik. Mungkin sangat baik" jawabku sambil tersenyum.
"Cepat sekali sembuhnya. Memangnya dia sakit apa?" Tanya jisoo eomma bingung.
"Sebenarnya hyeri... hyeri hamil eommeonim" jawabku agak gugup. Entahlah mengapa aku jadi gugup.
"JINJJA??!! aishh pasti orangtuanya senang sekali mendengarnya" seru jisoo eomma antusias.
"Benarkah eommeonim? Bukannya orangtuanya akan marah karena mereka hamil saat hyeri masih sekolah?" Tanyaku.
"Tentu saja tidak. Orangtua menikahkan anaknya agar mereka cepat-cepat mendapat keturunan" jawab jisoo eomma.
"Oh begitu ya" gumamku. Aku memandang wajah jisoo yang tertidur.
"Jadi kapan?" Tanya jisoo eomma. Aku menatapnya dengan dahi berkerut.
"Kapan? Kapan apanya eommeonim?" Tanyaku balik.
"Kapan kalian akan menyusul hyeri dan jimin?" Tanya jisoo eomma.
"Menyusul? Memangnya mereka kemana?" Tanyaku lagi. Aku semankin bingung dengan arah pembicaraan ini. Tiba-tiba jisoo tertawa dan duduk sambil merenggangkan otot-ototnya.
"Maksudku kapan kalian akan menyusul akan punya anak seperti hyeri dan jimin?" Tanya jisoo eomma. Aku membelalakan mataku. Apa-apaan ini? Kenapa jadi seperti ini? Aku saja belum melakukan'nya'.
"Itu... itu... aku... aku.." kurasa sekarang wajahku merah padam.
"Kau maunya kapan eomma? Sekarang? Besok? Kalau begitu kajja aerin kita membuatnya sekarang" ujar jisoo sambil menarik tanganku.
"Kyaaa kamu ini" seruku sambil melepas tangannya. "Maafkan dia eommeonim"
"Aigoo jisoo menjadi mesum sekarang ya" seru jisoo eomma sambil tertawa.
"Sangat eommeonim. Kau tau eommeonim semalam dia mengigit leherku? Lihat ini" ujarku. Aku memperlihatkan bekas luka gigitan di leherku yang dibuat jisoo semalam. "Seperti vampire saja"
"Aigoo jisoo-ya kau terlalu bersemangat ya sampai membuatnya terluka seperti ini" seru jisoo eomma sambil tertawa lebar.
"Kenapa kamu menceritakannya? Ini kan rahasia kita" ujar jisoo sedikit malu.