"Kamu pucat sekali aer" ujar jisoo saat kami baru saja tiba dikelas.
"Gwaenchana ini efek datang bulanku" jawabku sambil tersenyum. Tiba-tiba wonwoo masuk ke kelas kami.
"Hai" sapanya datar seperti biasa. Dia duduk dihadapkan kami.
"Hai tumben kesini? Ada apa?" Tanya jisoo.
"Kau sendiri? Mana jooah?" Tanyaku.
"Jooah dirumah bersama ibuku" jawabnya.
"Kenapa dia tidak sekolah? Dia sakit?" Tanyaku.
"Ani" jawabnya singkat.
"Lalu?" Tanyaku
"Dia hamil" ujarnya datar.
"MWO??" Pekikku dan jisoo bersamaan.
"Sudah ya aku kembali kekelas aku hanya ingin menyampaikan itu" serunya dan beranjak pergi. Aku dan jisoo saling berpandangan tidak percaya. Tiba-tiba jisoo berkata...
"Kita kapaaaan??"
***
Aku dan jisoo memutuskan untuk mengunjungi jooah. Tadinya ingin bersama hyeri dan jimin juga namun mereka hari ini ada jadwal untuk cek kehamilan hyeri jadi tidak bisa ikut berkunjung. Saat kami tiba disana ternyata jooah dan wonwoo sedang marahan.
"Kenapa lagi kalian?" Tanyaku. Aku dan jooah sekarang sedang ada di ruang tamu sedangkan jisoo sedang menemani wonwoo didapur.
"Tadi dia salah membelikanku susu aer. Padahalkan dia tau aku suka susu pisang dia malah membeli susu coklat. Menyebalknan sekali bukan?" Jelasnya dengan nada kesal.
"Lalu dia sudah membelikan lagi susu pisangmu belum?" Tanyaku.
"Sudah" jawabnya.
"Lalu kenapa kau marah padanya?" Tanyaku tak habis pikir.
"Iya juga ya. Baiklah aku akan minta maaf padanya" serunya. Jooah pun pergi kedapur. Aku mengikutinya dari belakang. Aku berdiri disebelah jisoo.
"Oppa soal tadi maafkan aku ya" ujar jooah sambil memeluk wonwoo dari belakang. Wonwoo membalikan badannya.
"Tak apa" jawab wonwoo membalas pelukan jooah. Aku dan jisoo yang melihatnya ikut tersenyum dan refleks memeluk satu sama lain.
"Sudah selesai memasaknya?" Tanya jooah sambil menbuka tutup panci yang berisi soup.
"OPPA! KAN TADI SUDAH KU BILANG JANGAN PAKAI WORTEL. KENAPA SIH KAU CEROBOH SEKALI? AKU BENCI PADAMU" bentak jooah. Dia pergi kekamarnya sambil membanting pintu. Aku, jisoo dan wonwoo menatap pintu yang tertutup dengan kencang itu dengan terkejut.
"Sabar ya won" ujar jisoo masih memandangi pintu itu.
"Ini efek dia hamil. Jadi kau harus bersabar" seruku sambil menepuk bahu wonwoo memberinya semangat.
"Aku bisa gila" ujarnya sambil mengacak-acak rambutnya.
"Heii ini demi anakmu bersabarlah" seru jisoo.
"Kalau begitu kami pamit dulu ya. Kalau terjadi sesuatu cepat hubungi kami" pamitku.
***
3 bulan kemudian....
Aku dan jisoo sedang menonton acara televisi diruang tamu. Kebetulan hari ini adalah hari libur. Tiba-tiba ponsel jisoo berbunyi.
"Ne appa?"
"..."
"Sekarang?"
"..."
"Baiklah" jisoo menutup telponnya.