BreakAway

4.7K 130 13
                                    

"KAU TAHU HAN JI EUN-SSI?! BARANG BARANGKU LEBIH BERHARGA DARI PADA NYAWAMU! JADI JANGAN SEKALI KALI KAU MENYENTUH BARANG BARANGKU LAGI! ARRA?!" bentak Kyuhyun pada Ji Eun yang sedang mematung merasakan sesak yang teramat menyusahkan didalam dadanya.

Rasanya sangat sakit. Sangatlah sakit. Mungkin jika hati nya dapat dilihat keadaannya sudah seperti seonggok daging yang diremas oleh luka dengan darah yang bececeran dimana mana. Namun dalam keadaan ini apa yang bisa ia lakukan? Tak ada. Karena Ji Eun tak ingin menentang Kyuhyun.

Kenapa ia tak pergi? Jawabannya adalah ingin. Ji Eun ingin pergi sangat ingin. Tapi jika ia pergi bagaimana dengan Kyuhyun? Siapa yang akan merawatnya? Siapa yang akan mengingatkan nya untuk makan dan meminum vitamin? Siapa? Tak ada.

Pembantu?

Ia rasa tidak. Meskipun banyak sekali pekerja yang menggantungkan hidupnya pada Kyuhyun tetap saja Ji Eun hanya akan tenang jika semua kebutuhan Kyuhyun ia yang menyiapkan dan melakukannya disisi lain itu adalah tugas seorang istri bukan?

Aku hanya akan pergi jika Kyuhyun sendiri yang menyuruhku pergi. Karena awalnya, Kyuhyun juga yang mengajak ku untuk jatuh kedalam dunia hidupnya.

Ji Eun POV

Tak ku sangka Kyuhyun oppa akan memarahiku seperti ini. Aku tak boleh menangis, aku harus tegar di hadapan oppa, karena aku tidak mau anakku bersedih karena eommanya menangis.

"Aegi, maafkan appa ne? Appa tak bermaksud membentak eomma.." aku mengusap perutku yang sudah semakin membesar. Syukurlah kehamilan ku sudah menginjak bulan ke empat.

Meskipun Kyuhyun oppa tidak memperhatikan ku dan mengacuhkan semua tentangku aku tahu Kyuhyun oppa menyayangi ku dan uri aegi. Hanya saja caranya menyayangi kami tak terlihat hanya bisa dirasakan.

Tadi aku membereskan peralatan kantor Kyuhyun. Aku memindahkan laptopnya saat ia mandi. Dan aku juga merapikan sprainya yang sudah lusuh. Tapi ketika Kyuhyun oppa keluar dari kamar mandi, ia langsung memarahiku berkata bahwa barang barangnya lebih berharga dari pada nyawaku. Yah, aku tahu. Aku tak akan marah karena kata kata seperti itu sudah biasa kudengar jadi biasa saja haha lucu bukan? Aku cukup tahu diri.

Sekarang aku masih diam termenung mendengarkan makian dari suamiku sendiri. Tak apa. Asalkan Kyuhyun oppa dapat bahagia aku juga akan turut bahagia sekalipun nyawaku sebagai jaminan untuk kebahagiannya dengan senang hati aku akan menyerahkan nya. Aku tahu itu gila, namun akan terasa lebih gila jika aku hidup dengan keadaan Kyuhyun oppa yang menyedihkan. Kenapa? Ini semua karena aku yang sudah terperosok kedalam jurang kehidupannya. Aku sudah terbiasa dengannya dan akan sulit jika aku harus membiasakan hidup tanpanya.

"Ne oppa, arraseoyo" ucapku takut takut. Aku tak berani melihat matanya. Hati ku sakit saat ini. Setiap aku melihat matanya yang aku lihat hanyalah tatapan tajam penuh kebencian.

Miris.

"Kenapa kau hanya diam bodoh?! Apa kau akan terus menerus mematung dihadapanku huh? Cepat siapkan makan malam! Apa kau tahu aku dan eve sudah lapar! Dasar yeoja tak berguna! " katanya.

Yah, sudah setiap malam.

Author POV

Seorang yeoja sedang berkutat dengan peralatan dapurnya. Sesekali ia mengusap perutnya yang didalam sana sedang ada nyawa yang bergantung dengan dirinya. Ji Eun tersenyum miris memikirkan bagaimana nasib anaknya nanti jika ia sudah lahir kedunia. Apakah bayi tak berdosa ini akan dibenci juga oleh appanya? Memikirkan nya saja sudah membuat dadanya sesak apalagi nanti jika semua itu terjadi.

"Tenang saja aegi, kau masih memiliki Eunhyuk appa dan Jae eomma yang akan menyayangimu. Meskipun ada eomma juga yang sudah menyayangi mu hihi.." Ji Eun terus berbicara dengan janinnya hingga ada suara yang berhasil mengalihkan perhatiannya.

One More Chance (ON EDITING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang