Burung burung yang tak bersenandung seperti biasanya, langit yang menampakan awan kelabu dengan rintik air hujan yang kian deras. Cuaca pagi ini bagaikan gambaran hati seorang wanita yang tengah memperjungkan cinta nya yang memilukan, entah itu salah atau tidak.
Setiap hari Ji Eun terus bersabar dalam pikiran nya hanyalah sabar sabar dan sabar yang akan selalu ia lakukan dan kesempatan yang akan selalu ia berikan pada Kyuhyun ia tahu ia juga lemah bahkan sangatlah lemah tapi akan lebih lemah jika Ji Eun membiarkan Kyuhyun sendirian.
Disini lah dia, duduk termangu melihat air yang turun dari langit sana. Ia juga ikut menangis dalam diam dibawah guyuran hujan yang juga ikut menangisi nasibnya.
"Hiks..kenapa kau tak percaya oppa..hiks ini anak mu..anak kita hiks.."
"Appa..eomma eotteokae??? Hiks..aku tak bahagia eomaa hiks..aku terluka eomma..hiks..jebal..appa aku ingin ikut kalian hiks.."
Matanya terus memandang kedepan dengan tatapan kosongnya. Tangan Ji Eun yang menggapai gapai seperti ingin meraih sesuatu yang tak juga ia dapatkan.
"eomma..appa.." gumamnya saat melihat seberkas cahaya yang seketika mengisi ruangannya yang gelap gulita.
"Eomma..hiks..eomma" Ji Eun menangis dalam pelukan raga yang tak berjiwa itu. Ji Eun merengkuh kedua orang yang sangat menyayangi nya ia ingin ikut berharap semua luka nya akan segera hilang.
"Sssttt..anak eomma tak boleh menangis eoh?..eomma disini sayang.." ucap wanita penuh cahaya itu sambil menepuk nepuk puncak kepala Ji Eun.
"Bertahanlah sayang..jika kau tidak bisa bertahan untuk orang lain bertahanlah untuk uri aegi dan kami.."
"Appa ingin melihat cucu appa lahir dengan selamat eoh? Kau tak ingin appa melihat cucu appa?.."
"Appa..hiks..sakit appa..hiks kenapa kalian pergi.."
"Datanglah pada Hyuk Jae nak..jiwa kami ada padanya..cup" satu kecupan yang berarti perpisahan. Ji Eun pun kembali menangis berharap yang tadi ia lihat benar lah appa dan eomma nya.
"Appa..eomma..kenapa kalian pergi lagi hiks..aku merindukan kalian hiks.."
"APPA...EOMMAAAAAA..." pekik Ji Eun kalangkabut.
BRAK!!!
Suara pintu yang terdengar nyaring dan menyembul lah dua orang yang telah menyiksa hatinya dibalik daun pintu yang sudah terbuka lebar itu.
Ji Eun melihat Kyuhyun dengan tatapan sendunya. Apa Kyuhyun iba melihat istrinya yang terluka hingga seperti ini? Ia merasa seperti orang jahat yang akan membunuh seseorang dengan cara perlahan.
"Mmm..m..mi..mian..mianhae..aku mengganggu kalian" gagap Ji Eun.
"Aku permisi"
Ketika Ji Eun hendak melewati mereka tiba tiba Jena merengkuh tubuh letih itu kedalam dekapan nya. Ji Eun kembali menangis mengingat semua nya yang sudah terjadi akhir akhir ini.
"Hiks.." isakan mereka bersatu hingga menggema dalam ruangan ini Kyuhyun yang melihat nya hanya bisa mematung ia juga merasakan sakit dihati nya saat melihat Ji Eun tak tersenyum dengan tulus.
"Mianhae.."tutur Jena sembari melepaskan dekapan nya.
"Oh ya eonni ini sudah pagi tapi hujan..kau ingin kubuat kan apa? Sup krim hangat?" tawar Ji Eun dengan senyum terbaik nya.
"Aegi..kau ingin aku membuatkan apa untuk kalian hihi.." Ji Eun mengusap perut Jena yang sudah membesar. Jena hanya bisa menutup mulutnya berharap isakan nya tak akan lolos dari bibir nya yang sudah meloloskan kata kata menyakitkan untuk Ji Eun.
"Jauhkan tangan kotor mu dari perut wanita ku!" desis Kyuhyun tak terbantahkan.
Seketika hati nya semakin terluka. Tak kuat. Yah, entah sampai kapan ia harus membohongi dirinya yang harus berpura pura tegar dalam kondisi apapun.
"Nde..mianhae oppa.."
Jena POV
Tuhan apa aku terlalu jahat pada keluarga ini? Aku tak tega melihat Ji Eun yang terluka seperti itu dia wanita baik, tadi saja dia menawarkan ku untuk dibuat kan sesuatu. Hah aku semakin berdosa padanya. Tapi mau bagaimana lagi? Kyuhyun mencintai ku bukan? Ya, Kyuhyun tidak mencintai Ji Eun dan hanya mencintaiku.
Author POV
"Ige..eonni sup krim nya, semoga kau suka.."
"Oppa..aku..a..ku..aku ingin pergi ke rumah oppa ku sebentar"
"Cih, tak kembali pun tak apa" sinisnya
Kyuhyun POV
Sebaik apapun kau ingin menarik perhatian ku lagi dengan cara mu aku tak akan tertarik. Aku sudah terluka karena nya. Bayangkan saja dia berselingkuh dengan sahabatnya dan sekarang dia hamil? Cih, masih untung aku tak mengusirnya.
"Chagi..kenapa kau berbuat baik padanya?" protes ku pada Eve.
"Aku hanya kasian oppa..dia terluka karena aku"
"Kau disini tak salah, dia memang pantas mendapat kan itu semua, dia sudah berselingkuh dan dia sedang mengandung anak orang lain, anak orang lain Eve bukan anakku"
Ingin sekali mulut ku ini memaki nya. Membuatnya menderita. Tak ada lagi cinta untuk nya. Kalian tahu? Sekarang aku membencinya!
Ji Eun POV
Seharusnya aku tak boleh berjalan jalan dulu karena insiden tiga hari yang lalu heenim oppa bilang padaku kandungan ku sangat lemah.
Flashback On
"Eotteokae?" tanya Hyuk oppa dan juga Jae eonni.
"Apakah tadi kau habis memakan makanan yang sangat pedas?" tanya Heechul oppa padaku.
"Nde..tadi aku habis makan nasi goreng kimchi.."
Yah tadi aku dipaksa oleh Kyuhyun bukan?
"Hah..bukan kah kau tahu perut mu itu tidak bisa menerima makanan pedas?"
"Nde..kurasa tadi aku mengidam.." bohong ku padanya.
Aku tahu jika aku jujur pasti mereka semua akan marah pada Kyuhyun. Aku lelah selalu bertengkar dengan nya aku ingin memperbaiki hubungan ku dengan Kyuhyun.
"Hampir saja.."
"Oh ya Hyuk, jaga dia baik baik ne? Kandungan nya sangat lemah jangan bebani pikiran nya.."
Buntuuuuuu :'v udah ide nya buntu banget :'v lanjut nanti aja yak?
Pai.
Luv dera..
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance (ON EDITING)
Random"Aku tahu mungkin ini adalah ungkapan yang tak tahu diri. Tapi sungguh aku hanya ingin kau! Demi Tuhan aku hanya ingin kau"