Trap #15

1.2K 86 14
                                    

"Mianhae...,"
Chanyeol tercekat. Apa ini, kenapa diluar ekspektasi?

Chanyeol bangkit dari posisi berlututnya. Berusaha mencari aura kebohongan yang tersirat dalam kedua manik mata Seohyun. Namun Chanyeol tak menemukan itu, hanya aura yang tak bisa Chanyeol gambarkanlah yang keluar dari dalam sana. Para penumpang mendesah kecewa. Sayup - sayup terdengar suara blitz kamera yang memotret mereka berdua. Oh ayolah, jangan lupa bahwa pasti ada saja teman SMA mereka yang juga menaiki bus ini. Besok sepertinya akan ada kabar cukup menggemparkan di mading sekolah yang berjudul, 'Park Chanyeol, murid tertampan SMA Taesha ditolak saat melamar kekasihnya.'

Chanyeol menarik dagu Seohyun dan membuat gadis itu mengadah menatapnya. Chanyeol memasukan cincinnya ke dalam saku celananya dan tersenyum. Tangan besarnya pun bergerak mengelus surai lembut milik sang kekasih

"Gwaenchana, aku tahu ini terlalu terburu - buru..-"

Seohyun memasang wajah terkejut atas perkataan Chanyeol, sementara Chanyeol menautkan kedua alisnya saat melihat ekspresi Seohyun

"Bukan begitu. Aku meminta maaf, aku tidak bisa membangunkanmu pada pagi hari, dan aku tidak bisa memasak. Sepertinya aku tidak bisa memenuhi keinginanmu tadi,"

Chanyeol merasa ada yang janggal. Karena ia tahu, Seohyun adalah seorang perempuan yang dewasa. Bahkan ia juga tahu, bahwa sikapnya lebih dewasa dibanding kakak perempuannya sendiri, Taeyeon.

"Jadi kau menerimaku?"

Chanyeol menyelidik. Ia makin merasa janggal saat Seohyun menjawab dengan menggigit bibir bawahnya dan mengangguk. Ia tahu ada yang tidak beres dengan gadisnya. Namun apa mau dikata, ia tidak mau merusak momen ini dan memilih memasangkan cincin yang tadi sempat disimpannya di tangan sang gadis di hadapannya

~ Seohyun POV ~
Chanyeol bergerak mengelus helai demi helai rambutku. Apa yang harus kulakukan? Aku hanya perempuan biasa yang memiliki hati. Aku sadar bahwa pada awalnya yang diinginkan Chanyeol adalah Taeyeon Eonni, bukan aku. Dan hatiku masih berdenyut sakit ketika mengingat hal itu. Tapi aku memilih bertindak seolah tak merasakan apapun. Yah, aku tidak suka di khawatirkan. I'm just crying inside.

"Gwaenchana, aku tahu ini terlalu terburu - buru..-"

Aku terkejut melihat respon lelaki tinggi di hadapanku ini. Apakah ia tahu bahwa aku meragu? Chanyeol, apakah dirimu benar - benar mencintaiku? Apakah aku bisa memiliki hatimu seutuhnya? Aku tahu, jika aku menerimamu aku yang akan merasa sakit karena pada dasarnya kau hanya menyukai Kakakku sendiri. Dan aku sadar, jika aku menolakmu maka diriku pula lah yang akan tersiksa karena melepaskanmu begitu saja

Aku menghela nafasku yang sempat tertahan. Tak mungkin bukan jika aku berbicara yang sebenarnya? Terlebih lagi, aku terbiasa memendam perasaanku

Karena itu, aku putuskan-

"Bukan begitu. Aku meminta maaf, aku tidak bisa membangunkanmu pada pagi hari, dan aku tidak bisa memasak. Sepertinya aku tidak bisa memenuhi keinginanmu tadi,"

-untuk berbohong.

Aku harap Chanyeol tidak tahu. Aku harap ia tidak menyadari kebohonganku beberapa detik yang lalu. Hampir satu menit terlewati dan sangat terlihat bahwa Chanyeol sedang mencerna ucapanku barusan

"Jadi kau menerimaku?"

Chanyeol kembali mengeluarkan suaranya. Secara refleks aku menggigit bibir bawahku, kebiasaanku di kala sedang dilanda kebingungan. Dan aku merutuki hal itu. Dengan cepat aku menganggukan kepalaku sebagai tanda persetujuan. Chanyeol mengeluarkan cincinnya dan memasangkannya di jari manisku, cincin yang benar - benar indah. Lelaki tinggi itu memelukku dengan erat, disambut oleh riuh tepuk tangan para penumpang lain

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang