Trap #17

1.1K 81 8
                                    

"Kau tengok ke kanan. Kau lihat rumah satu - satunya yang memiliki pagar?"

Jonghoon, pria yang kita ketahui sedang menelepon temannya yang bernama Jaebum itu menengok ke kanan, mengikuti perintah temannya itu. Jonghoon melihat rumah yang dimaksud dan tersenyum tipis. Ingin rasanya ia segera menghambur ke dalam rumah itu.

"Karena kau diam saja ku anggap kau sudah melihatnya. Selamat, rumah itu adalah rumah kediaman kedua gadis yang selama ini kau cari informasinya." Jonghoon mengendurkan senyumnya saat teringat sesuatu.

"Jaebum, bagaimana dengan Hwang Minhee?"

"Ah, aku hampir lupa. Hwang Minhee, memiliki dua anak sepasang, laki - laki dan perempuan. Anak yang perempuan bekerja di Amerika namun sekarang tengah berada di Korea. Anak yang laki - laki saat ini tengah SMA. Nama anak - anaknya...-"

"Aku tidak perlu nama anak - anaknya! Cepat beritahu aku dimana letak rumah kediamannya!" Teriak Jonghoon menahan amarah.

"Woho, sabar Tuan Kim. Kau yang menyuruhku menyelidiki tentangnya. Baiklah, alamatnya adalah..."

Jonghoon tersenyum puas mendengar penuturan Jaebum, temannya. Jaebum bukan seorang detektif, bukan. Ia hanya memiliki keunggulan yaitu dapat menyelidiki identitas seseorang. Pekerjaannya sama dengan pekerjaan Jonghoon yang dulu, seorang gangster.

Yang dulu?

Ya, yang dulu. Dulu, Jonghoon adalah seorang gangster. Namun ia berhenti dengan alasan ingin mencari sesuatu yang hilang. Entahlah, teman - temannya tak peduli dengan hal itu. Mereka hanya menurut jika Jonghoon memerintahkan sesuatu, bagaimanapun Jonghoon adalah mantan rekan dan boss mereka.

Seperti saat ini, Jonghoon menyuruh Jaebum untuk menyelidiki oranglain. Yaitu Hwang Minhee, dan dua orang gadis.

Dan dua orang gadis itu adalah, Taeyeon dan Seohyun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Eonni, kau pakai parfum di malam hari?" Tanya Seohyun. Dan Taeyeon mengangguk mengiyakan. "Aku hanya mencoba."

TOK TOK TOK

Suara itu membuat Taeyeon dan Seohyun berpandangan. Siapa yang bertamu malam - malam begini, bahkan mereka sudah mengantuk karena terus mengobrol sedari tadi.

"Seohyunie, temani aku membukakan pintu." Ajak Taeyeon. Kedua bersaudara itupun segera berjalan ke arah pintu. Taeyeon menoleh ke arah Seohyun dan Seohyun mengangguk. Mengerti dengan artinya yang berarti Seohyun mengatakan bahwa semua akan baik - baik saja,  Taeyeon menghela nafas dan membuka pintu. Kedua bersaudara itu membulatkan matanya terkejut melihat siapa yang ada di hadapan mereka saat ini. Siapa lagi kalau bukan...

"Appa?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Noona...~" Chanyeol terus saja merajuk pada Yoora, membuat perempuan itu mendesah lelah. Sudah 15 menit Chanyeol bertahan dengan posisi menangkupkan kedua tangannya, bak orang yang berdo'a. Chanyeol hanya meminta kakaknya itu untuk menelepon dan menanyakan Seohyun mengapa ia menjauhi Chanyeol hari ini. Chanyeol pikir, karena kakaknya itu perempuan maka Seohyun akan lebih mudah terbuka. Tapi tidak, malah sekarang kakaknya tak mau dimintai tolong.

"Chanyeol, noona lelah. Biarkan Noona istirahat," Yoora beralasan. Chanyeol mendengus, bukankah sedari tadi kakaknya itu hanya membaca majalah dan bermain handphone? Kenapa lelah?

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang