Trap #16

978 78 4
                                    

Nb : aku ngerasa ada kesalahan grammar di foto yang di mulmed. Aku ngerasa kesalahan ada di kata - kata "And that feelings called" karena menurutku itu harusnya, "and that's feeling called". Gomawo~

Happy Reading •

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pernah melihat hujan atau awan Comulonimbus? Terlihat indah, tapi menyimpan badai. Awan itu yang sangat ditakuti para penerbang. Sekalinya kau terhisap, sebuah badai akan memporak - porandakanmu. Tanpa ampun. Tanpa peduli siapa dirimu.

Lalu kurang ajarnya, awan Comulunimbus selalu menghadiahkan sebuah pelangi nan indah setelah kejahatannya itu. Juga, sebuah goresan apik nan indah di langit biru yang membuat manusia tersenyum lebar saat menatap keatas sana

Lelaki itu, hampir sama dengan awan Comulunimbus.

.
.
.
.
.

"Apakah ini dirimu?"

Taeyeon menghela nafasnya kasar. Ini sudah hampir setengah jam sebelum bel masuk dan ia tidak mau terlambat karena ia sudah berada di tingkat ketiga. Namun apalah daya, Seohyun masih menangis meraung di pelukannya. Selama 19 tahun hidup bersama, baru sekali ini Taeyeon melihat Seohyun menangis separah ini. Yang ia tahu, Seohyun gadis yang kuat. Bahkan saat ia di dorong dari sepeda hingga terjatuh dan dilumuri tepung oleh teman masa kanak - kanaknya, ia tidak menangis. Saat orangtuanya meninggalkan mereka tanpa kabar dan ia tidak mengetahui sebabnya, ia hanya menitikan beberapa tetes air mata. Tapi ini, karena seorang lelaki, berhasil membuat air mata Seohyun mengalir bak air terjun. Taeyeon pikir lelaki itu harus diberi award atas prestasinya ini.

Dan lelaki itu, tak lain dan tak bukan, adalah Park Chanyeol seorang.

"Apakah ini dirimu?"

Lagi - lagi kata - kata itu yang keluar dari mulut Taeyeon. Seohyun menatap Kakaknya itu dengan pandangan berkaca - kaca. Taeyeon terenyuh, bagaimana caranya ia menahan airmatanya selama ini? Bagaimana ia mengatasi semuanya sendiri?

"Eonni pernah merasakannya? Saat orang yang kau cintai malah menyukai orang lain, dan malangnya orang lain itu adalah keluargamu sendiri. Dan kemarin, orang yang kau cintai itu melamarmu, tapi kau menolaknya karena meragukan cintanya. Pernah?" Ujar Seohyun dengan mata memerah. Taeyeon kembali tertegun. Bagaimanapun ia juga telah secara tidak sengaja menyakiti hati Seohyun disini.

"Kenapa kau meragukan cintanya? Kenapa tidak di tes saja?" Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Taeyeon mengeluarkan suaranya. Seohyun menghapus genangan air mata yang telah setengah mengering itu dan dari matanya terpancar binar yang akan menghipnotis siapa saja, termasuk sang kakak.

"Bagaimana caranya?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Halo, Jaebum, bisakah kau membantuku?" Seorang pria menghisap rokoknya dengan tenang di sebuah meja di dalam sebuah kedai. Ia membuang puntung rokoknya dan mengeluarkan sedikit pisau dari saku celananya, membuat orang yang berlalu - lalang di hadapannya sedikit bergidik.

"Apa yang harus kubantu?"

Pria itu tersenyum saat mendengar jawaban di seberang telepon. Ia mendekatkan mulutnya ke layar ponsel dan berbisik,

"Cari informasi tentang Hwang Minhee dan seperti biasanya, cari juga informasi tentang dua orang yang biasa,"

Orang di seberang sana terkekeh pelan dan menghembuskan nafasnya,

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang