"Kenan!"
"Apa mah?"
"Udah belajar?"
"Kamu mau Mama cariin tempat les gak?"
Bahu Kenan merosot bersamaan dengan hembusan nafasnya. Mamanya selalu seperti ini. Setiap hari yang ditanyakannya selalu tentang pelajaran, sekolah, les, dan masa depan. Walaupun alasannya selalu 'ini demi masa depan kamu', tetap saja Kenan bosan dengan semua ini. Semuanya sudah 3 tahun. Dan sampai sekarang mamanya Kenan belum mengerti juga apa mau Kenan.
Kenan mengangguk. Ingin ia jawab tidak. Tapi nanti mamanya akan ceramah dadakan selama berjam-jam. Hana, mama Kenan mengelus rambut putranya yang sudah menginjak umur 16 tahun. "PR nya bisa dikerjain? Kalo gak bisa nanti mama panggil tutor khusus untuk ngajarin kamu ngerjain PR."
Kenan menggeleng. "Gak usah, Ma. Kenan bisa kok."
Mamanya tersenyum. "Jangan banyak ngeluh ya Ken. Mama gak mau kejadian waktu itu keulang lagi. Untungnya Hiro---"
"Aku mau lanjutin ngerjain PR ma." Ucapan mamanya terpotong oleh ucapan Kenan yang begitu dingin.
"Yaudah, inget kata mama aja. Suatu saat nanti semua perjuangan kamu ini akan dibalas dengan kesuksesan. Jadi gak usah ngeluh ya." Pesan mamanya lembut sambil mengelus rambut lurus Kenan.
Yang bisa Kenan lakukan jika mamanya sudah mengelus rambutnya atau menangis adalah diam. Sampai sekarang Kenan gak pernah tau apa yang harus ia lakukan disaat seperti ini. Diam adalah cara yang tepat agar mamanya gak tau kalau Kenan juga terpojokkan.
"Jangan tidur malem-malem Ken." Hana tersenyum dan sekali lagi mengusap kepala anaknya. Ia menutup pintu kayu kamar Kenan.
TING!
Kenan tersentak. Ia mencari ponselnya dan melihat pesan yang baru saja masuk dari ponselnya.
FROM: HIRO
:)Ia mengerutkan keningnya lalu melempar ponselnya ke atas tempat tidur besar miliknya. Satu-satunya orang yang sedikit bisa hibur Kenan semenjak kejadian waktu itu saat SMP hanyalah Hiro. Jadi tidak masalah bagi Kenan jika Hiro selalu mengganggu waktu dan kegiatannya.
Bagi Kenan, Hiro adalah sahabat yang gak baik-baik banget dan gak jahat-jahat banget. Bagi Kenan, Hiro ya Hiro. Anak SMA yang bandelnya minta ampun tapi gak pernah punya niatan jahat kesiapapun.
Nilainya pas-pasan.
Iya Hiro emang gak sepintar Kenan. Datang pagi kalau ada PR saja. Kalau tidak? Setengah delapan dia baru ada di sekolah. Ulangan selalu ketahuan menyontek dan nilainya sudah pasti jeblog. Kalau gak ketahuan nyontek ya paling nilainya dibawah rata-rata banget.
Selalu buat onar.
Emang. Tiap hari pasti ada aja yang dilakukannya. Mulai dari membunyikan bel pulang sekolah dua jam lebih awal, lari ketengah lapangan saat upacara, lompat dari lantai dua karena dikejar guru kesiswaan yang ingin memotong rambutnya yang sudah gondrong, dan yang lain. Pokoknya gak pernah ada rasa takut dan malu sama sekali didirinya.
Urak-urakan.
Baju seragamnya selalu dikeluarkan. Tidak pakai sabuk berlogo sekolah. Sekalinya pakai, sabuknya milik anak SD. Kalau ditanya alasannya 'saya kangen masa-masa SD di Jakarta. Jadi jangan salahin saya, salahin sabuk ini kenapa gak ilang, tapi sabuk SMA raib. Gak tau kemana' Satu lagi, di kepalanya pasti ada saja yang diikat. Kalau gak dasi yang diikat, dia pakai tali rapia atau tali sepatu hasil curiannya dari adik dan kakak kelas.
Suka ngerokok.
Gak usah ditanya lagi. Dari kelas delapan dia udah tau yang namanya rokok. Semua merk rokok udah dicobanya. Rokok kretek pun pernah. Awalnya coba-coba sekarang kecanduan.

KAMU SEDANG MEMBACA
With Love Mia
Teen FictionHanya tentang tiga orang anak SMA yang saling mengorbankan perasaanya karena takut ada orang lain yang tersakiti. Tapi nyatanya dirinya juga pun kesakitan. They can hide their feelings but the time will show it.